Wahai Sevilla, Jangan Sekali-kali Meragukan DNA Eropa Milik Jose Mourinho!

Wahai Sevilla, Jangan Sekali-kali Meragukan DNA Eropa Milik Jose Mourinho!
Ekspresi Jose Mourinho dalam laga AS Roma vs Napoli, Senin (24/10/2022) (c) AP Photo

Bola.net - Jose Mourinho akan mempertaruhkan rekor Eropa sebagai pelatih paling 'wangi' di babak final saat AS Roma akan bersua Sevilla. Mou ingin mempersembahkan trofi kedua kalinya bagi Giallorossi setelah gelar UEFA Conference League musim lalu.

Roma akan menghadapi Sevilla pada babak final Liga Europa 2022/23. Duel panas kedua tim bakal berlangsung di Puskas Arena, Kamis (01/06/2023) dini hari WIB.

Pelatih berusia 60 tahun ini tidak pernah kalah di final Eropa dalam kariernya, lima kemenangan dari lima pertandingan selama dua dekade membuat Mourinho menjadi pelatih pertama yang mencapai final dengan empat klub berbeda.

"Pelatih yang lebih baik, pribadi yang lebih baik, DNA yang sama. DNA itu adalah motivasi, adalah kebahagiaan. Keinginan untuk momen-momen besar, dan ini adalah perasaan yang saya coba tularkan kepada para pemain," kata Mourinho.

Simak komentar lebih lanjut sang pelatih di bawah ini.

1 dari 4 halaman

Berikan Segalanya

Mourinho telah menjadi pahlawan bagi para penggemar Roma setelah membawa tim meraih gelar juara Eropa untuk pertama kalinya musim lalu, sebuah kemenangan yang membuat pria asal Portugal ini meneteskan air mata.

Hubungan emosional yang mendalam telah terbangun antara sang pelatih dan para pendukung yang telah menunggu sejak 2008 untuk melihat tim mereka mengangkat trofi.

"Itu karena saya memberikan segalanya. Orang-orang tidak bodoh. Dalam kasus Roma, saya pikir ini lebih dari sekadar juara atau final Eropa.

"Saya pikir mereka merasa seperti saya mengenakan seragam itu dan saya berjuang untuk mereka setiap hari," jelasnya.

2 dari 4 halaman

Cinta Roma

Sebagaimana diketahui, Mou pertama kali menjadi pelatih yang patut diperhitungkan pada tahun 2003 ketika membawa Porto menjuarai Piala UEFA, pendahulu Liga Europa, dan pada tahun berikutnya ia meraih gelar pertama dari dua gelar Liga Champions.

Dan 20 tahun kemudian, ia siap untuk menambah jumlah trofi Eropa yang diraihnya menjadi enam bersama Roma, yang merasakan kesuksesan di Liga Europa tahun lalu.

Ibukota Italia telah menjadi rumah yang membahagiakan bagi sang pelatih yang waktunya tampaknya telah berakhir setelah masa-masa yang tidak memuaskan di Tottenham.

"Mungkin orang berpikir Anda tidak bisa mencintai setiap klub. Ya, saya mencintai setiap klub. Saya mencintai setiap klub karena saya juga merasakan hal sebaliknya, mereka juga mencintai saya.

"Jadi dengan Roma, suatu hari nanti akan terasa sulit tetapi kami akan terhubung selamanya."

3 dari 4 halaman

Fokus Babak Final

Kemudian, Giallorossi akan menghadapi pertandingan tersebut dengan kondisi yang goyah dan dibebani oleh masalah cedera yang terus menghantui mereka sepanjang musim.

Satu-satunya pertandingan yang dimenangkan oleh tim asuhan Mourinho dalam 10 pertandingan terakhir mereka adalah pertandingan kandang di babak perempat final dan semifinal melawan Feyenoord dan Bayer Leverkusen.

Lalu, masa depan Mourinho setelah musim ini berada dalam keraguan besar karena pertandingan lawan Sevilla bisa menjadi laga terakhirnya di Roma.

"Satu-satunya hal yang menjadi fokus saya adalah laga final. Saya tidak memikirkan masa depan saya atau hal lainnya. Segala sesuatu yang lain menjadi nomor dua ketika Anda harus bermain di final," ujarnya.

Sumber: AFP

Penulis: Yoga Radyan