Punya Kai Havertz, dan 5 Alasan Mengapa Bayer Leverkusen Bisa Tendang Inter Milan dari Liga Europa

Punya Kai Havertz, dan 5 Alasan Mengapa Bayer Leverkusen Bisa Tendang Inter Milan dari Liga Europa
Selebrasi Kai Havertz bersama Moussa Diaby usai bobol gawang FC Porto. (c) AP Photo

Bola.net - Bayer Leverkusen akan bertemu Inter Milan di perempat final Liga Europa, Selasa (11/8/2020) dini hari nanti. Pertandingan ini akan digelar di Merkur Spiel-Arena, Dusseldorf, Jerman.

Leverkusen melaju ke perempat final setelah di babak 16 besar Liga Europa menyingkirkan Glasgow Rangers dengan agregat 4-1. Sementara Inter Milan menghentikan perlawanan wakil Spanyol, Getafe.

Pertemuan Bayer Leverkusen vs Inter Milan ini dipastikan seru bukan hanya karena adu taktik antara Peter Bosz vs Antonio Conte. Tapi juga karena format baru Liga Europa musim ini hanya memberikan satu kesempatan bertemu.

Sosok Kai Havertz bakal menjadi sorotan karena performa menterengnya musim ini bersama Leverkusen. Namun bukan hanya karena memiliki Kai Havertz yang menjadi alasan mengapa Leverkusen bisa singkirkan Inter Milan di Liga Europa.

Apa saja? Berikut 5 alasan mengapa Bayer Leverkusen bisa menghentikan langkah Inter Milan di panggung Liga Europa. Simak yuk Bolaneters.

1 dari 6 halaman

1. Punya Kai Havertz

1. Punya Kai Havertz

Kai Havertz (c) DFL

Nama Kai Havertz menjadi masalah serius di pertahanan lawan, siapapun lawannya. Gaya bermainnya juga bisa jadi adalah gaya bermain yang paling dibenci oleh bek-bek Serie A.

Pemain 21 tahun tersebut memiliki kemampuan untuk bermain di antara garis serang dan bertahan. Bukan itu saja, ia juga mampu memberikan ancaman lewat tusukan dan kemampuannya melihat setiap peluang untuk dijadikan gol

Dan Leverkusen bisa jadi sangat beruntung memiliki seorang King Kai dalam skuadnya. Sejak turun ke Liga Europa pada Februari lalu, Kai Havertz sudah mencetak tiga gol dan dua assist di empat laga.

"Kami memiliki banyak pemain bagus sepanjang sejarah klub di Bayer Leverkusen, tapi Kai Havertz adalah yang terbaik dari semuanya," kata direktur olahraga klub, Rudi Voller, belum lama ini.

2 dari 6 halaman

2. Tapi yang Berbahaya Bukan Hanya Havertz

Kai Havertz memang bisa dikatakan merupakan pemain terbaik Bayer Leverkusen saat ini. Namun bukan berarti pemain lain tak memiliki andil dan nilai dalam setiap pertandingannya.

Selain Havertz, Leverkusen masih memiliki nama Leon Bailey, Moussa Diaby, Kevin Volland hingga Florian Wirtz.

Leon Bailey memang dikenal sebagai pemain 'spesialis' big match karena sering kali tampil gemilang ketika menghadapi tim-tim besar, tanyakan pada Bayern Munchen dan Borussia Dortmund. Namun musim ini sinar Bailey sedikit kalah dibandingkan Moussa Diaby.

Diaby musim ini memang menjadi salah satu rising star Bundesliga. Di babak 16 besar Liga Europa sebelumnya, Diaby juga tampil gemilang saat menyingkirkan Rangers. Sejauh ini Diaby memiliki catatan terlibat dalam tiga gol Leverkusen dalam tiga laga terakhir di Liga Europa.

3 dari 6 halaman

3. Keuntungan Bermain di 'Kandang'

Salah satu alasan lain dari Leverkusen bisa menyingkirkan Inter Milan adalah keuntungan mereka bermain di 'kandang sendiri'. Memang bukan dalam arti sebenarnya, tapi bermain di Fortuna Dusseldorf's Merkur Spiel-Arena bisa menguntungkan mereka.

Stadion itu terletak hanya 30 mil di barat daya kota Leverkusen. Itu artinya Leverkusen bisa merasakan atmosfer yang sama seperti ketika mereka mengalahkan Porto dan Rangers di babak sebelumnya.

4 dari 6 halaman

4. Bisa Tiru Dortmund

4. Bisa Tiru Dortmund

Pemain Bayer Leverkusen merayakan gol ke gawang Atletico Madrid di Liga Champions, Kamis (7/11/2019) di BayArena. (c) AP Photo

Inter Milan memiliki kesempatan untuk lolos ke babak selanjutnya Liga Champions musim ini. Namun di salah satu laga penentu penyisihan Grup F Liga Champions mereka justru kalah dari Borussia Dortmund.

Pada 6 November silam, Inter Milan diunggulkan bisa mengalahkan Dortmund setelah di pertemuan pertama Nerazzurri menang dua gol tanpa balas. Namun yang terjadi di pertemuan kedua mengejutkan.

Bermain di Jerman, Inter seperti keluar sebagai pemenang ketika di babak pertama unggul dua gol. Namun comeback luar biasa Dortmund mengejutkan mereka dan kemudian tuan rumah menang dengan skor 3-2. Hasil ini pun diyakini sebagai salah satu kunci tersingkirnya Inter dari panggung tertinggi Eropa.

Nah, Leverkusen bisa melihat Dortmund sebagai tolok ukur. Bila Dortmund saja bisa menang lawan Inter ketika bermain di kandang, Leverkusen bisa menirunya. Leverkusen pada Februari silam mampu menang dramatis dengan skor 4-2 atas Dortmund. Nah hasil ini bisa jadi semangat lain bagi Leverkusen ketika menghadapi Inter.

5 dari 6 halaman

5. Punya Sosok Peter Bosz

5. Punya Sosok Peter Bosz

Peter Bosz (c) DFL

Kemampuan Leverkusen untuk melewati tim-tim besar, dan menang, sangat bergantung pada taktik dari Peter Bosz. Pelatih Belanda tersebut menyukai sepak bola yang cepat, menyerang, dan menerapkan Gegenpressing. Ya, taktik yang dipopulerkan oleh Jurgen Klopp ketika waktunya di Dortmund.

Selain itu Bosz juga lebih suka timnya menguasai bola dan memproduksi umpan-umpan cepat. "Barcelona punya aturan tiga detik," ujar Bosz ketika mengantar Ajax ke final Liga Europa 2016-2017. "Tapi kami bukan Barcelona, jadi saya memperkenalkan aturan dua detik," lanjutnya.

Gaya bermain ini bisa sangat merepotkan Inter Milan yang memang memiliki kesulitan menghadapi tim-tim yang bermain cepat.

Sumber: Bundesliga.com