5 Pelajaran AS Roma vs Manchester United: Tidak Akan Juara Jika Main Seperti Ini

5 Pelajaran AS Roma vs Manchester United: Tidak Akan Juara Jika Main Seperti Ini
Selebrasi striker MU, Edinson Cavani usai membobol gawang AS Roma, Jumat (7/5/2021) (c) AP Photo

Bola.net - Ole Gunnar Solskjaer akhirnya berhasil menuntun Manchester United ke final. Musim ini, MU berpeluang membungkus trofi Liga Europa ke Old Trafford.

Jumat (7/5/2021), MU kalah 2-3 dalam lawatan ke markas AS Roma, duel leg kedua semifinal Liga Europa 2020/21. Untungnya kekalahan ini tak mengubah apa pun setelah MU menang besar 6-2 di leg pertama lalu (agg. 8-5).

Keberhasilan mencapai final ini begitu istimewa bagi Solskjaer pribadi. Selain itu, MU juga punya kesempatan untuk mengakhiri musim dengan manis dan mempersembahkan trofi bagi fans.

Di laga final nanti MU akan menghadapi Villarreal, di Gdansk, 27 Mei 2021. MU punya peluang juara, tapi mereka harus tampil jauh lebih baik dari duel kontra Roma tadi.

Setidaknya ada 5 pelajaran menarik dari pertandingan Roma vs MU kali ini. Apa saja?

1 dari 5 halaman

Solskjaer patahkan kutukan semifinal

Menggulingkan Roma untuk melangkah ke final Liga Europa musim ini bukan hanya jadi capaian impresif MU, melainkan juga torehan spesial untuk sang pelatih Ole Gunnar Solskjaer.

Pasalnya, Solskjaer dikenal punya kutukan semifinal. Dia sudah membawa MU ke empat semifinal dan semuanya gagal melangkah ke final.

Kini, di kesempatan kelima, Solskjaer akhirnya mematahkan kutukan tersebut. MU kalah, tapi tetap melangkah ke final.

2 dari 5 halaman

Roma menang, tapi tidak cukup

Roma sedikit kurang beruntung dalam duel dua leg semifinal kali ini. Di leg pertama lalu, mereka kalah karena hantaman cedera 3 pemain di babak pertama.

Roma sempat unggul 2-1, tapi pada akhirnya digulung MU 2-6. Ritme Roma tampak rusak karena dipaksa membuat pergantian pemain sebelum waktunya.

Di leg kedua ini, Roma sudah mencoba memberikan segalanya dan bisa menang 3-2. Sayangnya skor itu tidak cukup setelah kalah dengan skor besar di leg pertama.

3 dari 5 halaman

Untung ada De Gea

Seperti yang dijelaskan di atas, Roma sudah berjuang dan bermain dengan baik di leg kedua. MU beruntung hanya kebobolan tiga gol.

Selain karena kesalahan pemain-pemain Roma yang membuang peluang, ada David De Gea yang tampil luar biasa di laga ini dengan performa level semifinal Eropa.

De Gea membuat total 10 penyelamatan untuk menghentikan perlawanan Roma.

4 dari 5 halaman

Masih ada Cavani

Ada De Gea di bawah mistar, ada Edinson Cavani di ujung tombak. MU lagi-lagi diselamatkan Cavani dengan dua golnya yang krusial membenamkan perlawanan Roma.

Andai Cavani tak mencetak dua gol, Roma akan bermain lebih beringas karena mendapatkan peluang lolos. Gol-gol Cavani membuat perlawanan Roma jadi lebih sulit.

Kini MU mencapai final, pemain seperti Cavani akan sangat dibutuhkan tim. Pengalaman striker senior Uruguay ini akan jadi pembeda.

5 dari 5 halaman

Bakal sulit juara

Selebrasi striker MU, Edinson Cavani usai membobol gawang AS Roma, Jumat (7/5/2021) (c) AP PhotoSelebrasi striker MU, Edinson Cavani usai membobol gawang AS Roma, Jumat (7/5/2021) (c) AP Photo

Bergantung kepada De Gea dan Cavani untuk menghentikan perlawanan Roma di leg kedua, ini menunjukkan bahwa MU masih bermasalah dengan konsistensi.

Seharusnya mereka menghantam Roma dan lolos dengan meyakinkan. Namun, performa MU terbilang mengecewakan di laga ini, khususnya untuk beberapa pemain.

Solskjaer harus segera memperbaiki masalah konsistensi ini. Sebab, MU bisa jadi gigit jari di final nanti jika tidak meningkatkan level permainan mereka.

Sumber: Bola