Termasuk Final AFF 2010, Ini Tiga Persuaan Terpanas Timnas Indonesia dan Malaysia

Termasuk Final AFF 2010, Ini Tiga Persuaan Terpanas Timnas Indonesia dan Malaysia
Gelandang Timnas Indonesia, Rizky Pellu, menjaga gelandang Malaysia, Brendan Gan, pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Kamis (5/9). (c) Bola.com/Vitalis Yogi Trisna

Bola.net - Tim Indonesia U-23 akan mengawali langkah mereka di Piala AFF U-23 2023, Jumat (18/08) besok. Dalam laga yang dihelat di Rayong Province Stadium, Thailand, Garuda Nusantara akan menghadapi Malaysia.

Laga ini hampir bisa dipastikan bakal berlangsung sengit. Pasalnya, sudah jadi rahasia umum, kedua tim tersebut terlibat dalam sebuah rivalitas. Bahkan, pertemuan antara kedua tim tersebut kerap disebut sebagai Derbi Nusantara.

Rivalitas antara kedua tim ini tak semata karena alasan teknis di dalam lapangan. Konflik politik antara dua negara, yang berlangsung sejak era Orde Lama, juga ikut andil dalam rivalitas ini.

Namun, di sisi lain, hubungan kedua negara ini juga sangat dekat. Malaysia pernah meminta bantuan Indonesia untuk menyemarakkan gelaran Piala Merdeka 1969.

Di sisi lain, ada juga momen di mana rivalitas antara kedua negara sangat panas. Bahkan, panasnya persaingan antara kedua negara bertetangga tersebut menular sampai ke dalam pertandingan antara Timnas Indonesia dan Malaysia.

Laga mana saja yang menjadi pertemuan sengit bagi Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia? Berikut tiga laga yang menjadi pilihan Bola.net.

1 dari 3 halaman

Leg 1 Final Piala AFF 2010

Laga leg pertama Final Piala AFF 2010 menjadi urutan pertama dalam daftar tiga pertemuan terpanas antara Skuad Garuda dan Harimau Malaya. Panasnya rivalitas kedua tim pada laga ini tak lepas dari tingginya eksposur terhadap laga tersebut, terutama dari pencinta sepak bola Indonesia.

Mulanya, Timnas Indonesia diyakini bakal memenangi laga ini dengan mudah. Hal ini tak lepas dari sukses mereka menggulung Harimau Malaya dengan skor 5-1 pada laga pembuka Grup A.

Laga leg pertama ini dihelat di kandang Malaysia, Stadion Bukit Jalil. Laga ini digelar pada 26 Desember 2010.

Di lapangan hijau, alih-alih menang mudah, seperti prediksi dan harapan banyak orang, Skuad Garuda justru harus kalah dengan skor 0-3. Tiga gol Malaysia dicetak Safee Sali (dua gol) dan Mohd. Ashaari Shamsuddin.

Drama muncul setelah terjadinya insiden laser pada ajang ini. Sebagian pihak menuding laser ini sebagai biang kekalahan Indonesia. Namun, sebagian yang lain menuding bahwa keputusan ofisial Indonesia untuk menarik timnya dari lapangan justru berpengaruh terhadap mental para pemain.

Yang pasti kekalahan ini membuat tensi leg kedua partai final meningkat. Pasalnya, Indonesia wajib menang dengan selisih lebih dari tiga gol untuk meraih gelar juara.

2 dari 3 halaman

Leg 2 Final Piala AFF 2010

Leg kedua partai final dihelat di kandang Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno. Pertandingan tersebut digelar pada 29 Desember 2010. Pertandingan ini layak disebut sebagai urutan pertama dalam daftar tiga pertemuan terpanas antara Skuad Garuda dan Harimau Malaya

Animo suporter menonton laga ini sangat luar biasa. Tak kurang dari 88 ribu suporter menyesaki GBK untuk mendukung perjuangan Skuad Garuda. Mereka juga bertekad memberi tekanan kepada Malaysia, yang dianggap telah bermain curang pada leg pertama.

Di lapangan, perjuangan Timnas Indonesia kian berat setelah gawang mereka bobol oleh Safee Sali pada menit 68. Namun, empat menit berselang, Skuad Garuda mampu menyamakan kedudukan melalui M. Nasuha. Kemudian, pada menit 88, Indonesia balik unggul melalui M. Ridwan.

Kendati menang pada laga ini, asa Indonesia meraih gelar juara Piala AFF 2010 harus kandas. Pasalnya, secara agregat gol, mereka kalah 2-4 dari Malaysia.

Kegagalan Indonesia meraih gelar juara ini pun berbuntut panjang. Salah satunya adalah munculnya surat kaleng dari seseorang yang mengaku bernama Eli Cohen. Cohen, yang menyebut dirinya sebagai pegawai pajak, menyebut adanya dugaan-dugaan pengaturan di balik kekalahan Timnas Indonesia pada laga tersebut.

PSSI kemudian mengeluarkan bantahan terhadap tudingan tersebut. Bantahan lain juga diungkapkan salah seorang penggawa Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas.

3 dari 3 halaman

Final SEA Games 2011

Pertandingan yang layak menempati posisi tiga dalam daftar tiga pertemuan terpanas antara Skuad Garuda dan Harimau Malaya adalah persuaan kedua negara di final cabang olahraga sepak bola SEA Games 2011.

Tinggi tensi laga ini tak lepas dari perseteruan Indonesia dan Malaysia di Piala AFF 2010, beberapa bulan sebelumnya. Pada ajang ini, kedua negara menurunkan tim U-23 mereka. Namun, ini tak mengurangi tensi rivalitas yang tersaji.

Panasnya laga ini juga tak lepas dari aroma balas dendam. Pasalnya, pada ajang ini, Indonesia sempat merasakan kekalahan dari Malaysia. Kekalahan tersebut didapat Indonesia pada laga pamungkas mereka di Grup A. Dalam laga yang dihelat di GBK tersebut, skuad besutan Rahmad Darmawan ini kalah dengan skor 0-1, hasil gol semata wayang Baddrol Bakhtiar.

Di partai final, yang dihelat di GBK, 21 November 2011, Indonesia unggul lebih dulu kala laga baru berlangsung lima menit. Gunawan Dwi Cahyo membawa Garuda Muda unggul usai membobol gawang Malaysia.

Keunggulan ini membuat optimisme pencinta sepak bola Indonesia membuncah. Mereka yakin Garuda Muda bakal mempertahankan keunggulan tersebut dan membawa pulang medali emas SEA Games, prestasi yang terakhir kali mereka raih dua dasawarsa sebelumnya.

Namun, asa ini harus kandas ketika 30 menit berselang Malaysia menyamakan kedudukan. Kali ini giliran Mohd Asraruddin Putra Omar yang mencatatkan namanya di papan skor.

Laga berlangsung imbang sampai harus dilanjutkan ke babak adu penalti. Dalam babak tos-tosan ini, dua algojo Indonesia -Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga- gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Sementara, di skuad Malaysia, hanya Ahmad Fakri Saarani yang gagal membobol gawang Indonesia.

Walhasil, Garuda Muda harus menelan kekalahan 3-4 pada laga ini dan membuat Indonesia lebih lama lagi puasa gelar.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)