Tak Punya Hubungan Diplomatik dengan Indonesia, Akankah Chinese Taipei Bernasib Seperti Israel?

Tak Punya Hubungan Diplomatik dengan Indonesia, Akankah Chinese Taipei Bernasib Seperti Israel?
Selebrasi Jordi Amat dalam laga Burundi vs Timnas Indonesia, Selasa (28/3/2023) (c) Bola.net/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Akmal Marhali angkat bicara ihwal keberadaan Chinese Taipei dalam satu grup yang sama dengan timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Asia U-23. Koordinator Save Our Soccer (SOS) tersebut menilai bahwa hal ini rentan menimbulkan polemik.

"Yang menarik, dalam kaitannya dengan politik, Chinese Taipei agak mirip dengan Israel. Indonesia tidak punya hubungan diplomasi dengan Chinese Taipei. Bahkan, kita tidak mengakui Chinese Taipei sebagai sebuah negara atas dasar kebijakan kebijakan satu Tiongkok," ucap Akmal, kepada Bola.net.

"Jika kemarin muncul penolakan terhadap Israel, harusnya hal yang sama juga terjadi dengan Chinese Taipei," sambungnya.

Sebelumnya, dalam hasil drawing, yang dihelat Kamis (25/05), Indonesia tergabung di Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23. Garuda Nusantara berada satu grup dengan Turkmenistan dan Chinese Taipei.

Muncul spekulasi soal nasib Chinese Taipei. Spekulasi ini muncul karena fase kualifikasi akan dihelat di Indonesia. Sementara, Chinese Taipei tak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Tak adanya hubungan diplomatik dengan Indonesia ini juga menjadi salah satu alasan bagi sejumlah pihak, termasuk beberapa politikus, untuk menolak Timnas Israel bermain di Indonesia pada Piala Dunia U-20. Walhasil, entah karena alasan iani atau lainnya, Piala Dunia U-20 Indonesia dibatalkan oleh FIFA.

1 dari 1 halaman

Gambaran Wajah Politikus

Lebih lanjut, polemik soal Chinese Taipei ini akan sarat dengan isu politik dan menunjukkan paras asli politikus Indonesia. Terlebih lagi, sambung mantan jurnalis olahraga ini, Kualifikasi Piala Asia U-22 bakal dihelat jelang Pemilu di Indonesia.

"Bagaimana dengan status Chinese Taipei yang tak diakui sebagai sebuah negara?" tukas Akmal.

"Apakah konstitusi kita akan ditegakkan? Atau apakah ternyata konstitusi kita fleksibel sesuai keinginan para politisi saja?" tandasnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)