Sosok Tristan Schenkhuizen: Gelandang Diaspora Pencinta Sate yang Pernah Hadapi Mikhaylo Mudryk

Sosok Tristan Schenkhuizen: Gelandang Diaspora Pencinta Sate yang Pernah Hadapi Mikhaylo Mudryk
Tristan Schenkhuizen berpose dengan rekan-rekannya di Fortuna Sittard U-20 (c) Dok. Fortuna Sittard

Bola.net - Demam pemain diaspora terus terjadi di sepak bola Indonesia. Nama demi nama berseliweran dan dikabarkan bakal menjadi target untuk dinaturalisasi. Banyak juga nama yang disuarakan para pencinta sepak bola Indonesia karena dinilai cocok membela Timnas Indonesia.

Salah satu nama yang dianggap cocok ini adalah Tristan Schenkhuizen. Gelandang berdarah Belanda ini dinilai cocok dan pantas untuk berseragam Skuad Garuda.

Saat ini, Tristan berusia 20 tahun. Pada 12 Juli 2024 lalu, ia baru merayakan ulang tahunnya yang ke-20 tersebut.

Tristan sendir mengaku siap jika nantinya mendapat panggilan dari PSSI untuk dinaturalisasi. Menurutnya, adalah hal bagus jika ia bisa membela tim nasional.

Bagaimana selengkapnya sosok Tristan? Simak aretikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 4 halaman

Darah Indonesia dari Sang Nenek

Tristan lahir di Sittard, kota yang terletak di Provinsi Limburg, Belanda.

Kedua orang tua Tristan berkewarganegaraan Belanda. Darah Indonesianya didapat pemain bertinggi 177 sentimeter ini dari sang nenek.

"Omaku berasal dari Indonesia. Sepertinya saya kurang tahu dari mana ia berasal," ucap Tristan.

Dari sang nenek, ia mengetahui jati dirinya sebagai seorang yang memiliki darah Indonesia. "Aku memiliki seperempat darah Indonesia," tuturnya.

2 dari 4 halaman

Jatuh Cinta terhadap Sate

Sejauh ini, Tristan sempat beberapa kali ke Indonesia. Tempat yang dikunjunginya tersebut adalah Bali.

Tristan mengaku jatuh cinta dengan Bali. Salah satu hal yang membuatnya jatuh cinta adalah adat dan budaya di Bali.

Selain itu, ada hal lain yang membuat Tristan kian jatuh cinta dengan Nusantara. Hal tersebut adalah citarasa makanan khas Indonesia, terutama sate ayam.

"Makanan Indonesia selalu top. Aku nggak pernah mengeluh. Semua enak. Aku suka sate," paparnya.

Beruntung bagi Tristan memiliki nenek berdarah Indonesia. Sang nenek kerap memasakannya makanan-makanan khas Indonesia.

"Kalau di rumah nenek dan kakekku, aku sering makan makanan Indonesia," kata Tristan.

3 dari 4 halaman

Fortuna Sittard Sejak Dini

Lahir di Sittard, Tristan sendiri sejak kecil sudah memperkuat Fortuna Sittard. Sejak berusia delapan tahun, ia sudah menjadi keluarga besar Fortunezen.

"Aku mulai saat berusia empat tahun di klub lokal dekat rumah. Kemudian, saat berusia tujuh tahun, aku di-scout oleh Roda JC, klub dekat sini juga. Saya di sana selama setahun. Kemudian, Fortuna datang dan menginginkanku. Aku pergi dari Roda JC dan bergabung dengan Fortuna," papar Tristan.

"Aku menjalani seluruh jenjang usia dan saat usia 17 tahun, sudah ikut latihan bersama tim senior," tuturnya.

Saat ini, hubungan Tristan dan Fortuna Sittard kian erat. Ia baru saja menandatangani kontrak bersama klub yang berdiri pada 1968 tersebut.

4 dari 4 halaman

Lawan Mudryk

Berusia 20 tahun, Tristan memiliki banyak pengalaman berharga sebagai pesepak bola. Ia bahkan pernah menghadapi Mikhaylo Mudryk, yang saat ini berseragam klub EPL, Chelsea.

"Aku pernah bermain lawan Shakhtar Donetsk. Saat itu, Mudryk masih bermain di situ," ujar Tristan.

"Selain itu, kai juga pernah lawan Anderlecht. Mereka juga lawan yang berat. Ada banyak pemain bagus di klub itu," ia menambahkan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)