Rencana Pembentukan BTN Tidak Direspon Limbong

Rencana Pembentukan BTN Tidak Direspon Limbong
Bernhard Limbong © Eggi Paksha
Bola.net - Isu santer berdirinya Badan Tim Nasional (BTN), ternyata tidak diketahui Penanggungjawab tim nasional Indonesia, Bernhard Limbong. Padahal, hal tersebut kencang berhembus dari dalam Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

"Saya enggan menanggapi hal tersebut. Kalau ada yang berniat mendirikannya, silahkan saja. Saya lepas tangan dan enggan ikut campur," ujar Limbong yang juga Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI tersebut.

Hal tersebut, seolah mempertegas suasana tidak rukun para pengurus PSSI. Limbong juga menolak berkomentar ketika disinggung anggapan adanya faksi di organisasi pimpinan Djohar Arifin Husin tersebut.

"Kalo pendapat berbeda-beda, boleh saja. Tapi kalau soal adanya pengurus yang berseberangan atau berkelompok-kelompok, saya tidak mengetahuinya. Lebih baik, kita fokus ke tim nasional Indonesia yang akan melawan Irak di Pra Piala Asia 2015, pada 6 Februari," tegasnya.

Menurutnya lagi, dalam perjalanan sebuah organisasi wajar jika ada yang suka dan tidak suka. Begitupun, jika ada yang mendukung dan tidak mendukung.

Rencana tersebut, diketahui Bola.net dihembuskan Direktur Media PSSI, Tommy Rusian Arief. melalui surat elektronik yang dikirim pada 05 Februari 2013, pukul 08.45 WIB. Bunyinya, BTN merupakan badan otonom PSSI yang bertugas mengelola tim nasional Indonesia.

Karena sifatnya yang otonom, BTN bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum PSSI. BTN merupakan manifestasi dari kemandirian yang utuh, termasuk tugas dan tanggungjawabnya. Dua fokus utama BTN adalah program yang efektif dan dukungan finansial proporsional.

Program yang efektif adalah bagaimana mengelola Timnas dengan akurasi sasaran jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Sasaran jangka pendek adalah partisipasi Timnas di babak penyisihan Piala Asia 2015 dan SEA Games 2013.

Sedangkan sasaran jangka menengah adalah Piala AFF 2014. Sasaran jangka panjang adalah Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Tetapi, akan ada skala prioritas. Semua ditentukan melalui perhitungan yang matang dan terukur.   (esa/dzi)