PSSI Berupaya Konsisten Pembinaan Sepakbola Berjenjang

PSSI Berupaya Konsisten Pembinaan Sepakbola Berjenjang
Indonesia tak akan pernah kehabisan Garuda Garuda Muda, ayo bangkit Indonesiaku (c) Bola-Esa
Bola.net - Pembinaan sepakbola usia dini hingga level senior, menjadi jalan utama PSSI dalam mengembalikan kejayaan Indonesia.

Karena itu, Ketum PSSI, Djohar Arifin mengaku, terus berupaya konsisten dalam mengurusi hal tersebut dan tidak terpaku di level senior.

"Jika pembinaan berjalan benar dan berkesinambungan, saya yakin Indonesia akan lebih berjaya di masa mendatang. Apalagi, Indonesia banyak memiliki potensi pemain sepak bola," terang Djohar kepada Bola.net.

Sejalan dengan upaya tersebut, Djohar mengutarakan untuk terus melakukan pengembangan dengan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Tidak hanya melakukan uji coba, namun saling bertukar ilmu untuk memperbaharui program kepelatihan sepakbola.

Selain itu, lapisan Timnas yang sudah dijalankan PSSI, U-12, U-14, U-17, U-20, U-22 dan Timnas Indonesia level senior, digaransi Djohar tidak akan terputus.

"Dengan begitu, Indonesia nantinya memiliki banyak pemain yang siap pakai untuk menopang Timnas," sebutnya.

Lebih jauh dikatakan Djohar, selama ini, Timnas Indonesia khususnya senior terkesan kekurangan ketersediaan pemain berkualitas. Sehingga, Indonesia terpaksa harus melakukan program naturalisasi pemain untuk kebutuhan Timnas, khususnya di tingkat senior.

"Sejarah mencatat, Timnas Indonesia mampu memenangkan medali emas SEA Games 1987 dan 1991, tanpa pemain naturalisasi. Bahkan, jika kita urut lagi ke belakang, Timnas Indonesia mampu bermain hebat di Olimpiade Melbourne 1956, tanpa pemain asing," katanya.

"Karena itu, kita inginkan potensi nasional betul-betul dikembangkan secara optimal. Untuk itu, PSSI berusaha melihat lebih serius setiap aspek yang berkaitan dengan kepentingan pembinaan," jelas mantan stopper PSMS Medan.

Dilanjutkannya lagi, jika pembinaan berjenjang dari usia muda berjalan efektif, diharapkan Indonesia bisa menatap SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade 2016 secara lebih terukur. Meskipun, Djohar menyadari secara realistis, diperlukan pengorbanan yang ekstra luar biasa.

"Memang bukan pekerjaan mudah, karena diperlukan keseriusan dan pengorbanan luar biasa. Tapi, kita tidak boleh menyerah dan harus menghadapi tantangan apapun dengan rasa optimis. Tidak ada prestasi yang dicapai tanpa kerja keras dan pengorbanan," papar Djohar.

Sejak berpartisipasi dalam SEA Games 1977, Indonesia baru merasakan juara dua kali, yakni 1987 dan 1991. Sementara di Asian Games, Indonesia sudah mampu lolos sampai semifinal di Seoul 1986.

Pada ajang Olimpiade, Indonesia tampil di Melbourne 1956 dan nyaris lolos ke Olimpiade Montreal 1976 karena kalah di final penyisihan dari Korea Utara melalui drama adu penalti.  (esa/end)