Pelatih Vietnam Beber Tiga Kelebihan Timnas Indonesia U-22

Pelatih Vietnam Beber Tiga Kelebihan Timnas Indonesia U-22
Para pemain Timnas Indonesia U-22 foto bersama sebelum melawan Thailand pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (26/11/2019). (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Park Hang-Seo, pelatih Timnas Vietnam U-22, menyebut Timnas Indonesia U-22 memiliki tiga kelebihan yang membuat mereka akan sulit dikalahkan.

Timnas Indonesia U-22 akan menghadapi Vietnam pada laga final sepak bola SEA Games 2019. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Rizal Memorial pada Selasa (10/12/2019) menjadi kans bagi pasukan Indra Sjafri untuk membalaskan kekalahan di fase grup lalu.

Kedua tim berusaha menunjukkan performa terbaiknya untuk menjadi tim terbaik di Asia Tenggara. Namun Timnas Indonesia U-22 disebut harus berusaha ekstra keras untuk mengalahkan Vietnam.

Skuat racikan Park Hang-seo itu cukup diunggulkan untuk meraih emas di SEA Games 2019. Apalagi, Indonesia sempat kalah 1-2 dari Vietnam pada laga lanjutan Grup B SEA Games 1 Desember 2019.

Meski demikian, Timnas Indonesia U-22 bukan tim yang bisa dipandang sebelah mata. Mengacu pada hal tersebut, pelatih Vietnam, Park Hang-seo, turut berkomentar tentang kelebihan Timnas Indonesia U-22 yang bisa jadi ancaman Vietnam.

Apa saja kelebihan Timnas Indonesia U-22 di mata pelatih Vietnam U-22, Park Hang-Seo?

1 dari 3 halaman

Terorganisasi dengan Baik

Terorganisasi dengan Baik

Timnas Indonesia U-22 kalah 1-2 dari Vietnam pada laga lanjutan Grup B SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Minggu (1/12/2019). (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Seperti yang dilansir oleh Vn Express, Selasa (10/12/2019), Park Hang-seo mengklaim Timnas Indonesia U-22 tergorganisasi dengan baik. "Indonesia adalah salah satu tim yang terorganisasi dengan baik," ujar pelatih berkebangsaan Korea Selatan ini.

Pernyataan pelatih berusia 60 tahun itu bukan tanpa alasan. Indonesia memiliki kemampuan transisi yang baik dari lini pertahanan hingga lini depan.

Kondisi itulah yang membuat pertahanan Indonesia sulit dibongkar. Selain itu, kelebihan tersebut menjadi alasan yang membuat Indonesia mampu mengemas 21 gol sepanjang perhelatan SEA Games 2019.

2 dari 3 halaman

Pemain-pemain yang Cerdas

Pemain-pemain yang Cerdas

Timnas Indonesia U-22 merayakan kemenangan atas Laos di SEA Games 2019. (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Park Hang-seo juga mengatakan pemain Timnas Indonesia U-22 adalah anak-anak yang cerdas. Buktinya, skuat Garuda Muda mampu bagkit dengan catatan menakjubkan kala melawan Brunei Darussalam beberapa waktu lalu.

Padahal sebelumnya, Timnas Indonesia dipecundangi Vietnam dengan skor tipis 1-2. Pemain Timnas Indonesia U-22 disebut cepat belajar dari kekalahan yang diterima kala bersua Vietnam.

Selain itu, Park juga menyebut pemain Timnas Indonesia U-22 mengerti dengan baik posisi dan tanggung jawabnya. "Selain cerdas, pemain Indonesia juga mengerti dengan baik posisi dan tugas mereka di lapangan," serunya.

3 dari 3 halaman

Sayap-sayap Tajam

Sayap-sayap Tajam

Para pemain Timnas Indonesia U-22 merayakan gol yang dicetak Evan Dimas ke gawang Myanmar U-22 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12). (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Park Hang-seo juga menyoroti lini sayap Timnas Indonesia U-22. Menurutnya, sektor sayap skuat Garuda Muda memiliki andil yang cukup besar atas keberhasilan tim.

Menurut analisis Park Hang-seo, 70 hingga 80 persen gol yang diciptakan Timnas Indonesia sepanjang turnamen datang dari sisi sayap.

"Mereka (pemain sayap) mampu mencetak 17 gol dari 21 gol yang telah diciptakan Indonesia. Bisa dibilang, 70 hingga 80 persen gol Indonesia datang dari sisi sayap," ujar Park Hang-seo.

Pernyataan pelatih Vietnam itu juga bukan tanpa alasan. Dua pemain sayap Timnas Indonesia U-22 yakini Osvaldo Haay dan Egy Maulana Vikri memang cukup merepotkan.

Sejauh ini, Osvaldo Haay telah mencetak 8 gol sepanjang SEA Games 2019. Sementara Egy Maulana Vikri telah berhasil mengemas empat gol.

Sumber Asli: VN Express
Disadur dari: Bola.com/Penulis Hesti Puji Lestari/Editor Yue Mei Sawitri
Published: 10 Desember 2019