Nukilan Wawancara FIFA dengan Osvaldo Haay

Nukilan Wawancara FIFA dengan Osvaldo Haay
Striker Timnas Indonesia U-22, Osvaldo Haay (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Osvaldo Haay semakin populer setelah keluar sebagai pencetak gol terbanyak SEA Games 2019. Sepanjang turnamen, winger berusia 21 tahun tersebut mengemas delapan gol, menyamai torehan penyerang Vietnam, Ha Duc Chinh.

Osvaldo Haay bukan pilihan utama pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, pada awal turnamen. Dia menjadi pelapis di sisi penyerang sayap. Namun, kelebihannya bermain sebagai bomber, membuatnya menggeser posisi Muhammad Rafli sebagai ujung tombak.

Ketajaman Osvaldo Haay tetap gagal mengantar Timnas Indonesia U-22 merengkuh medali emas. Skuat berjulukan Garuda Muda itu kalah 0-3 dari Vietnam pada babak final.

"Terima kasih Tuhan, saya melakukan apa yang bisa membantu Timnas Indonesia U-22 mencapai babak final SEA Games 2019," ujar Osvaldo Haay dinukil dari wawancaranya dengan FIFA.

1 dari 2 halaman

Ingin Jadi Pemain yang Lebih Baik

Ingin Jadi Pemain yang Lebih Baik

Striker Timnas Indonesia U-22, Osvaldo Haay, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Myanmar U-22 di di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12). (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

"Menjadi pencetak gol terbanyak turnamen memang mempertebal kepercayaan diri saya. Torehan ini akan mendorong saya untuk bekerja lebih keras dan menjadi pemain yang lebih baik," kata Osvaldo Haay.

Menutupi postur yang tidak terlalu tinggi, 174 cm, Osvaldo Haay terus melatih kecepatannya. Eden Hazard, Neymar, dan Sergio Aguero, pemain yang terbilang tidak jangkung, menjadi idola mantan winger Persipura Jayapura tersebut.

"Bintang-bintang ini tidak besar secara fisik tetapi mereka menyentuh bola dengan luar biasa. Mereka benar-benar pemain yang cerdas," imbuh Osvaldo Haay.

2 dari 2 halaman

Petik Banyak Pengalaman

Petik Banyak Pengalaman

Osvaldo Haay resmi menjadi pemain Persija Jakarta (c) Bola.net/Fitri Apriani

Osvaldo Haay mengaku banyak memetik pengalaman dari SEA Games 2019. Menghadapi lawan-lawan seperti Vietnam dan Thailand membuatnya banyak tahu dengan kekurangannya.

"Saya telah belajar lebih banyak saingan kami di turnamen. Sekarang saya tahu tentang kelemahan saya dan saya sadar punya kekurangan untuk perbaikan. Saya telah melihat gaya permainan yang berbeda dengan tim-tim lain, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Para pemain Vietnam kuat dan saya pribadi melihat Ha Duc Chinh cukup bagus," jelas Osvaldo Haay.

Osvaldo Haay bercerita bahwa orang tuanya memberikan nama tengah Ardiles karena terinspirasi dari gelandang Argentina di Piala Dunia 1978, Osvaldo Cesar Ardiles. Dia tumbuh dari keluarga penggila sepak bola.

"Orang tua dan saudara laki-laki saya adalah mentor saya. Mereka memperkenalkan permainan ini kepada saya. Di Papua, semua orang dilahirkan dengan mimpi sepak bola dan ingin menjadi sepak bola profesional," imbuh Osvaldo Haay.

Osvaldo Haay juga mengomentari kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Selalu kalah dari lima pertandingan babak penyisihan, tim berjulukan Skuat Garuda ini tersingkir lebih awal.

"Meskipun kami tersingkir, kami harus tetap fokus dan berkonsentrasi pada setiap pertandingan. Setiap kali saya bermain dengan tim nasional, saya sangat ingin mencetak gol dan membantu tim kami menang. Kami perlu bekerja lebih keras dan lebih disiplin. Kami akan jadi tim yang lebih baik," pungkasnya.

Sumber: FIFA

Disadur dari: Bola.com/Penulis Benediktus Gerendo Pradigdo

Published: 8 April 2020