Mengapa Hampir Semua Kontestan Piala AFF 2020 Punya Titisan Lionel Messi, Bukan Cristiano Ronaldo?

Mengapa Hampir Semua Kontestan Piala AFF 2020 Punya Titisan Lionel Messi, Bukan Cristiano Ronaldo?
Egy Maulana Vikri (kiri) ketika tampil bersama timnas Indonesia melawan Taiwan. (c) dok.PSSI

Bola.net - Hampis semua tim kontestan ajang Piala AFF 2020 kali ini memiliki pemain yang mendapat julukan sebagai 'titisan Lionel Messi'. Salah satu pemain itu adalah bintang Timnas Indonesia, Egy Maulana.

Sayang, Egy sampai saat ini belum bergabung dengan skuad Garuda di Singapura karena belum dilepas klubnya, FK Senica. Bukan cuma Egy di Timnas Indonesia, tim-tim lainnya juga memiliki pemain serupa.

Timnas Vietnam, juara bertahan Piala AFF, juga punya Lionel Messi. Nguyen Cong Phuong namanya, sosok muda yang jadi langganan tim berjulukan The Golden Star tersebut.

Meski masih muda, Nguyen Cong Phuong sangat berbahaya dan tidak boleh dibiarkan menguasai bola lama-lama. Tusukannya ke kotak penalti begitu tajam dan bisa bikin bek lawan terkecoh.

Pemain klub Belgia, Sint-Truidense VV ini juga digadang-gadang bakal jadi top scorer Piala AFF 2020.

Jangankan Egy dan Cong Phuong, sekelas Laos juga punya pemain yang mendapat julukan Messi, yakni Soukaphone Vongchiengkham.

Mengapa tak ada satu pun pemain bintang Asia Tenggara, termasuk Timnas Indonesia yang dijuluki Cristiano Ronaldo?

1 dari 4 halaman

4 Alasan

4 Alasan

Chanathip Songkrasin. (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Deretan pemain ini juga mendapat julukan Lionel Messi. Soukaphone Vongchiengkham (Laos), Chan Vathanaka (Kamboja), dan Chanathip Songkrasin (Thailand).

Mengapa hampir semua negara ASEAN memiliki 'Messi', tapi tak ada satu pun yang dijuluki Cristiano Ronaldo?

Beberapa alasan ini masuk akal.

Pertama, asal mula mereka mendapat julukan Messi karena bakal alami yang dimiliki. Egy contohnya. Dia sudah menonjol sejak usia belia membela Timnas Indonesia U-16. Chanathip di Timnas Thailand juga menonjol sejak belia. Nguyen Cong Phuong juga terlihat istimewa sejak dini, terutama saat di skuad U-19.

Kedua dari sisi postur, Egy, Chanathip, Cong Phuong, tergolong pemain 'mungil'. Egy bertinggi badan 170 cm, lebih 1 cm dari Messi. Sementara Chanathip lebih mungil lagi, 163 cm.

Nguyen Cong Phuong bertinggi badan 168 cm. Jelas secara fisik, pemain Asia Tenggara tidak seperti Ronaldo yang memiliki postur 187 cm. Umumnya, untuk postur di atas 180 cm, di negara ASEAN berposisi sebagai bek atau gelandang bertahan. Postur menjadi alasan utama media-media menjuluki mereka sebagai Lionel Messi.

2 dari 4 halaman

Dua Faktor Lain

Dua Faktor Lain

Nguyen Cong Phuong, pemain Vietnam ini dikabarkan menjadi incaran klub divisi dua J-League, Mito Hollyhock. (c) Labbola.com

Julukan Messi kepada bintang-bintang sepak bola Asia Tenggara itu bisa saja dianggap lebay. Ini sekadar pemanis dan memang sang pemain punya keistimewaan sejak belia sama seperti Messi.

Mengapa bukan Cristiano Ronaldo?

Ketiga alasan posisi. Egy dan Chanathip beroperasi di sayap. Sementara Cong Phuong mirip dengan Ronaldo sekarang sebagai penyerang tengah. Namun, kembali lagi ke postur. Cong Phuong jauh lebih mungil dari Ronaldo, sehingga julukan Messi lebih tepat disematkan kepada pemain Hoang Anh Gia Lai tersebut.

Keempat, pemain-pemain ASEAN yang dijuluki Messi memiliki keistimewaan, dribel, meliuk-liuk saat mengolah bola, lihai melewati adangan pemain lawan, dan naluri mencetak gol.

Contohnya Chanatip. Sebutan Messi Jay bukan tanpa alasan. Posturnya memang hanya 163 cm dan memiliki kemiripan gaya bermain dengan legenda Argentina, Lionel Messi. Bedanya dengan Messi, Chanathip bisa menggunakan dua kakinya dengan sama baiknya.

Chanathip fasih bermain di belakang striker. Ia juga tak canggung ketika ditaruh di sisi sayap baik kanan maupun kiri penyerangan tim yang ia perkuat.