Kisah Perjuangan Timnas Indonesia Tampil di Turnamen Al-Nakbah di Palestina 2012 Silam

Kisah Perjuangan Timnas Indonesia Tampil di Turnamen Al-Nakbah di Palestina 2012 Silam
Skuad Timnas Indonesia yang berduel lawan Brunei Darussalam di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Gelora Utama Bung Karno, Kamis (12/10/2023) malam WIB. (c) Bola.net/M. Iqbal Ichsan

Bola.net - Hubungan Indonesia dan Palestina pernah sampai ke ranah sepak bola. Hal itu terjadi pada tahun 2012 silam kala Timnas Indonesia ikut serta di Turnamen Al-Nakbah yang berlangsung di Palestina.

Keikutsertaan Indonesia kala itu sebagai dukungan bahwa Palestina merupakan bangsa dan negara yang berhak untuk merdeka. Sebuah cara, selain diplomasi, yang ditempuh Indonesia demi memberi dukungan moral kepada rakyat Palestina.

Belakangan, PSSI -melalui ketua umum mereka, Erick Thohir, menawarkan kepada Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) untuk berkandang di Indonesia pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

PFA sendiri menyanjung langkah PSSI ini. Mereka menyebut tawaran ini sebagai semangat persatuan dan dukungan Indonesia terhadap Palestina.

Bagaimana kisah selengkapnya? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 6 halaman

Ikuti Turnamen Al-Nakbah

Pada 2012 silam, diplomasi sepak bola Indonesia dilakukan melalui keikutsertaan Timnas Indonesia pada turnamen Al-Nakbah. Turnamen ini sendiri dihelat untuk memperingati peristiwa Nakba, yang berarti musibah atawa bencana. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1948 ini menjadi awal terusirnya bangsa Palestina dari tanah mereka.

Turnamen An-Nakba sendiri dihelat pertama kali pada 2011. Jadi, Indonesia ikut dalam edisi kedua turnamen tersebut.

Koordinator Timnas Indonesia waktu itu, Bob Hippy, menyebut bahwa ada dua alasan di balik keikutsertaan Indonesia pada ajang ini. Selain alasan teknis, menurut Bob, Indonesia juga menjadikan keikutsertaan ini sebagai sokongan moral bagi perjuangan Palestina.

"Toh, soal hak kemerdekaan semua bangsa sudah diatur dalam undang-undang kita. Ini alasan kita, selain tentunya ada sejumlah hal teknis yang juga jadi pertimbangan," ucap Bob, kepada Bola.net, waktu itu.

2 dari 6 halaman

Kirim 20 Pemain

Pada ajang ini, PSSI mengirim skuad Indonesia terbaik saat itu. Karena waktu itu ada larangan pemain-pemain yang memperkuat tim-tim Indonesia Super League (ISL) untuk memperkuat Timnas Indonesia, para pemain yang dibawa pada ajang ini sebagian besar berasal dari klub-klub Indonesian Premier League (IPL).

Namun, di antara daftar 20 pemain ini, ada dua nama yang merupakan pemain dari klub ISL. Dua pemain tersebut adalah Okto Maniani dan Titus Bonai.

3 dari 6 halaman

Daftar Pemain Timnas Indonesia di Turnamen An-Nakba

Penjaga Gawang:
Wahyu Tri Nugroho, Endra Prasetya, Jandia Eka Putra

Pemain Belakang:
Wahyu Wijiastanto, Nopendi, Hamdi Ramdhan, Jajang Paliama, Novan Setya

Pemain Tengah:
Slamet Nurcahyo, Kim Kurniawan, Yoshua Pahabol, Taufiq, Abdul Musawir, Hendra Bayauw, Oktovianus Maniani

Pemain Depan:
Irfan Bachdim, Rahmat, Titus Bonai, Samsul Arif, Muhammad Nur Iskandar

"Dari 23 pemain Timnas yang selama ini menjalani pemusatan latihan di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terpilih 20 pemain," ujar asisten pelatih Timnas Indonesia waktu itu, Fabio Oliveira.

"Sebenarnya pelatih kepala Nil Maizar minta membawa 23 pemain, tetapi dari PSSI ada permintaan hanya membawa 20 pemain. Idealnya memang membawa 23 pemain untuk berlaga di Palestina, tetapi kami harus memenuhi kuota dari PSSI," tambahnya.

4 dari 6 halaman

Tembus ke Semifinal

Pada ajang ini, para penggawa Indonesia tak dibebani target tinggi. Namun, skuad besutan Nilmaizar tersebut diharapkan bisa lolos paling tidak sampai semifinal.

Para penggawa Indonesia pun mampu memenuhi target ini. Mereka mampu lolos ke Semifinal Al-Nakbah.

Pada ajang tersebut, Indonesia tergabung di Grup B, bersama Kurdistan Irak dan Mauritania. Kemudian, Grup A dihuni Palestina, Pakistan U-22, dan Vietnam U-19. Sementara, di Grup C ada Tunisia U-20, Yordania U-22, dan Srilanka.

Di fase grup, Indonesia tampil gemilang dan mengalahkan Mauritania dua gol tanpa balas. Gol-gol Skuad Garuda pada ajang ini dicetak Hendra Bayauw dan bunuh diri Yacoub Fall.

Kemudian, pada laga kedua, kontra Kurdistan Irak, Indonesia bermain imbang dengan skor 1-1. Gol Indonesia pada laga ini dicetak Titus Bonai.

Dengan hasil ini, Indonesia lolos ke semifinal. Mereka lolos dengan status runner-up Grup B.

5 dari 6 halaman

Kandas di Semifinal

Di semifinal, Indonesia bertemu dengan Palestina, yang berstatus juara Grup A. Laga ini dihelat di Stadion Hussein bin ali Hebron, 22 Mei 2012.

Pada laga ini, Indonesia unggul dulu melalui gol spektakuler Irfan Bachdim pada menit 13. Namun, Palestina mampu menyamakan kedudukan melalui sepakan penalti Abu Habib pada pengujung babak pertama.

Pada babak kedua, Palestina terus menggempur pertahanan Skuad Garuda. Walhasil, pada menit 55, Roberto Kettlun sukses mencetak gol dengan memanfaatkan kemelut di kotak penalti Indonesia. Skor 2-1 ini pun bertahan sampai laga usai.

6 dari 6 halaman

Skuad Garuda Dapat Pujian

Sementara itu, kendati gagal menembus partai puncak, performa Skuad Garuda pada ajang ini mendapat pujian. Mereka disebut tetap mampu tampil apik kendati persiapan tak maksimal.

Direktur Operasional Timnas Indonesia waktu itu, Widyawan Ferryanto Kodrat, menilai lolosnya Indonesia ke babak semifinal turnamen tersebut bisa disebut sebagai prestasi tersendiri. Terlebih lagi, ia melihat persiapan mereka jelang turnamen ini kurang maksimal.

"Sebenarnya, ini di luar ekspektasi kami. Kami sebelumnya memang menargetkan mereka bisa masuk ke babak semifinal," kata pria yang karib disapa Ferry Kodrat ini, waktu itu.

"Namun, siapa sangka, mereka bisa bermain bagus di babak ini dan sempat membuat tuan rumah kerepotan," sambungnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)