Ketimbang Protes ke AFF, PSSI Diminta Introspeksi

Ketimbang Protes ke AFF, PSSI Diminta Introspeksi
Pemain Timnas Indonesia U-19 saat melawan Myanmar pada laga Piala AFF U-19 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (10/7/2022). (c) Bola.net/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Save Our Soccer (SOS) menanggapi rencana PSSI untuk mengajukan protes resmi kepada AFF terkait dugaan tindakan culas yang terjadi pada laga antara Vietnam dan Thailand. Lembaga yang concern dengan perbaikan tata kelola sepak bola Indonesia ini menilai, ketimbang mengajukan protes, PSSI lebih baik introspeksi.

Berbeda dengan PSSI, Koordinator SOS, Akmal Marhali, menilai bahwa Thailand dan Vietnam tidak sedang mempertontonkan sepak bola gajah. Yang dilakukan kedua tim tersebut murni taktik dan strategi. Kedua tim tersebut, sambung mantan jurnalis olah raga ini, bermain aman demi semifinal.

"Kalau mereka ambil risiko akan tidak menguntungkan saat main di semifinal. Indonesia juga pasti akan melakukan hal sama bila mengalami situasi Vietnam dan Thailand," kata Akmal, dalam rilis SOS, Senin (11/07).

"Jadi, kita yang harus introspeksi, bukan mencari kambing hitam," sambungnya.

Sebelumnya, PSSI berencana melakukan protes ke AFF. Protes ini menyusul tidak lolosnya Timnas Indonesia U-19 ke Semifinal Piala AFF U-19 2022.

Meski menang telak kala menghadapi Myanmar, Timnas Indonesia tetap gagal lolos karena kalah dalam head to head dalam klasemen mini dengan Thailand dan Vietnam. Thailand dan Vietnam sendiri disebut melakukan sepak bola gajah setelah bermain imbang 1-1 pada laga terakhir mereka.

Selain Thailand dan Vietnam, AFF juga menjadi sasaran serangan karena dianggap telah menyusun regulasi yang tidak adil. Padahal, seperti diakui Sekjen PSSI Yunus Nusi, regulasi telah dipahami dan disepakati semua peserta, termasuk Indonesia.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Regulasi Apik

Regulasi Apik

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong, menyapa suporter usai pertandingan melawan Myanmar pada laga Piala AFF U-19 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (10/7/2022). (c) Bola.net/

Akmal pun menilai, regulasi yang diterapkan pada ajang ini sudah bagus. Regulasi ini, sambung eks CEO Persiraja Banda Aceh tersebut, membuat tim unggulan harus saling mengalahkan saat bertemu.

"Jadi, Indonesia gagal bukan karena Vietnam dan Thailand main mata, tapi ketidakmampuan kita mengalahkan salah satu dari Vietnam dan Thailand," tuturnya.

Menurut Akmal, berbeda dengan Indonesia, Vietnam dan Thailand memahami regulasi itu. Jadi, mereka tak habis-habisan pesta gol saat bertemu Brunei, Filipina dan Myanmar.

"Ke depan, tugas Shin Tae-yong adalah berpikir bagaimana mengalahkan cara Vietnam dan Thailand," katanya.

"Bila dua tim ini sudah mampu dikalahkan, yang lainnya di ASEAN pasti akan juga bisa dikalahkan," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)