Indonesia Curi Poin di Kandang Arab, Shin Tae-yong Dipuji Towel

Indonesia Curi Poin di Kandang Arab, Shin Tae-yong Dipuji Towel
Shin Tae-yong ketika memimpin sesi latihan Timnas Indonesia (c) Abdul Aziz

Bola.net - Sebuah pujian dilontarkan pengamat sepak bola, Tommy Welly, kepada Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menyusul sukses anak asuhnya mencuri poin di kandang Arab Saudi pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Towel, sapaan karib Tommy Welly, menyebut Shin Tae-yong tepat dalam memilih strategi.

Menurut Towel, ia sangat mengapresiasi sukses Skuad Garuda. Hal ini, sambungnya, tak lepas dari strategi bertahan yang dipilih oleh Shin Tae-yong.

"Kunci sukses adalah strategi bertahan," kata Towel, dalam siniar di kanal Sportify Indonesia.

Timnas Indonesia sendiri sukses mengawali langkah mereka di Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan mantap. Mereka sukses menahan imbang Arab Saudi dalam laga pertama mereka pada laga ini.

Skuad Garuda, julukan Indonesia, julukan Timnas Indonesia unggul terlebih dulu melalui gol Ragnar Oratmangoen. Sementara, gol penyama kedudukan Arab Saudi dicetak Musab Al-Juwayr.

Pada laga ini, Indonesia memang memilih untuk bermain bertahan dan melancarkan serangan balik kilat. Skenario ini berbuah manis. Selain gol Witan, beberapa kali serbuan penggawa Skuad Garuda menciptakan peluang di lini pertahanan Arab Saudi.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 1 halaman

Tak Heran Pilihan Shin Tae-yong

Tak Heran Pilihan Shin Tae-yong

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (tengah), dalam konferensi pers jelang lawan Arab Saudi, Rabu (4/9/2024). (c) Dok. PSSI

Menurut Towel, ia tak heran dengan pilihan strategi Shin Tae-yong tersebut. Pasalnya, sambung mantan wartawan olahraga ini, strategi ini menjadi pilihan utama pelatih asal Korea Selatan tersebut.

"Apalagi, kalau lawan levelnya dianggap lebih punya nama besar atau reputasi," tuturnya.

"Makanya, ini pertanyaan untuk dipikirkan, pertanyaan logika, pertanyaan sepak bola. Jadi, kita perlu sembilan pemain naturalisasi di starter untuk bisa mencuri satu poin. Untuk bisa menahan imbang dan main bertahan. Jadi, dengan sembilan pemain naturalisasi, kita mainnya bertahan dan hanya mencari hasil imbang. Jadi, bagaimana kita mengukur bola Indonesia, yang bahkan dengan sembilan pemain naturalisasi sebagai suntikan kekuatan hanya mengejar pemain imbang," Towel menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)