Firman Utina: Alfred Riedl Sempurna, Segalanya bagi Pemain di Timnas Indonesia

Firman Utina: Alfred Riedl Sempurna, Segalanya bagi Pemain di Timnas Indonesia
Firman Utina (c) Bola.net/Fitri Apriani

Bola.net - Alfred Riedl segalanya bagi Firman Utina. Pelatih asal Austria itu adalah sosok yang membawa Timnas Indonesia kembali bangkit di percaturan sepak bola Asia Tenggara pada Piala AFF 2010.

Di tangan Riedl, Timnas Indonesia mampu melaju ke babak final Piala AFF 2010. Firman menjadi salah satu pemain yang paling diandalkannya sepanjang turnamen.

Kemarin, Selasa (8/9/2020), Riedl mengembuskan nafas terakhirnya pada usia ke-70. Begitu banyak kenangan yang diingat Firman terhadap pelatih yang akrap disapa Opa itu.

"Beliau sosok pelatih yang berkharisma. Sosok pelatih yang sangat memperhatikan pemain-pemainnya. Sosok pelatih yang sangat ingin tahu bahwa pemainnya sehat atau tidak," ujar Firman kepada Bola.net.

"Sangat perhatian bukan hanya di lapangan, juga menjaga pemain dari hal-hal yang tidak dia inginkan kelak yang merugikan pemain itu."

"Coach Riedl sosok yang baik. Sudah seperti orang tua di mata kami. Sosok pelatih yang sangat disiplin, dan sosok pelatih yang tidak ingin pemainnya lengah atau lemah bermain untuk negaranya," katanya menambahkan.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Berpengaruh Besar terhadap Karier Pemain

Berpengaruh Besar terhadap Karier Pemain

Alfred Riedl (c) Bola.com/Vitalis Yogi Trisna

Tiga kali Riedl melatih Timnas Indonesia yaitu pada 2010-2011, 2013-2014, dan 2016. Firman dua kali dipercaya untuk masuk skuad.

Pertama di Piala AFF 2010. Kedua di Piala AFF 2014. Pada turnamen terakhir itu, ia bahkan didapuk sebagai kapten tim.

Di mata Firman, keberadaan Riedl berpengaruh besar terhadap karier pemain yang pernah didiknya.

"Saat itu, beliau berpengaruh sekali. Mengangkat derajat Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi. Sangat memotivasi pemain sehingga pemain ingin selalu berada di dalam skuad yang beliau pegang," tutur Firman.

"Pemain semua bersaing untuk dapat masuk sebagai starter. Dia sosok pelatih yang bukan hanya mementingkan dirinya sendiri, coach Riedl sangat perhatian kepada pemain. Bahkan coach Riedl selalu ada ketika pemain dalam tekanan, baik di dalam maupun luar lapangan."

"Coach Riedl sudah seperti orang tua bagi saya. Sangat memotivasi saya pada saat itu. Saat saya di lapangan, saya ingin bermain untuknya karena beliau sangat memercayai saya. Saya takut kalah karena khawatir mengecewakan beliau. Saya takut teman-teman berbuat tidak disiplin karena takut melihat coach Riedl marah. Sebab betapa baiknya beliau saat itu bersama tim dan sangat melindungi kami sebagai pemain," imbuhnya.

(Bola.net/Fitri Apriani)