Evolusi Lini Depan Timnas Indonesia era Shin Tae-yong: Dari Pencoretan Spaso hingga Pemanggilan Sananta

Evolusi Lini Depan Timnas Indonesia era Shin Tae-yong: Dari Pencoretan Spaso hingga Pemanggilan Sananta
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (c) PSSI

Bola.net - Shin Tae-yong sempat membuat keputusan mengejutkan untuk Timnas Indonesia pada akhir 2021 lalu. Pelatih asal Korea Selatan itu tidak memasukkan nama Ilija Spasojevic ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2020.

Keputusan itu sempat memicu banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Spasojevic, yang berusia 34 tahun saat itu, adalah striker lokal tersubur di BRI Liga 1 2021/2022. Dia akhirnya mencetak 20 gol dari 29 pertandingan pada akhir musim.

Berkat performa impresifnya, Spaso berhasil membawa Bali United menjuarai Liga 1 untuk kali kedua secara beruntun. Dari penampilan itu saja, sebenarnya sudah terlihat bahwa pemain naturalisasi berdarah Montenegro itu layak kembali dipercaya berseragam Merah Putih.

Namun, Shin Tae-yong memiliki penilaian lain. "Memang Spaso banyak mencetak gol di Liga Indonesia, tetapi saat latihan, kelihatannya dia sangat kelelahan untuk memainkan taktik yang saya inginkan," kata STY pada akhir tahun lalu.

Shin Tae-yong memang secara tegas lebih memilih pemain muda untuk masuk Timnas Indonesia senior. Pilihan lini depan juga terhitung lebih segar dengan memasukkan Kushedya Hari Yudo, Hanis Saghara Putra, dan Dedik Setiawan.

1 dari 3 halaman

3 Striker Pilihan Justru Mandul

3 Striker Pilihan Justru Mandul

Timnas Indonesia di laga di leg 1 final Piala AFF 2020 melawan Thailand di National Stadium, Singapura (29/12/2021) malam WIB. (c) AP Photo

Menariknya, ketiga nama tersebut justru mandul di Piala AFF 2020. Timnas Indonesia mengandalkan permainan kolektif. Gol-gol pun lebih banyak datang dari winger maupun gelandang.

Di Piala AFF 2020, Timnas Indonesia untuk kesekian kalinya gagal menjadi kampiun karena kalah dari Thailand di final. Mereka bahkan enam kali nyaris juara, alias harus puas dengan status runner-up.

Problem ini nampaknya menjadi sorotan publik. Keberadaan striker asing di Liga 1 dianggap mematikan potensi striker lokal. Para pemain impor di klub memang lebih dipercaya dipasang di ujung tombak serangan.

2 dari 3 halaman

Andalkan Striker Muda

Andalkan Striker Muda

Ilija Spasojevic (c) Fitri Apriani

Namun, Shin Tae-yong tetap mengambil langkah yang berbeda soal pilihan pemain depan. Dia berusaha memberi kesempatan kepada striker muda. Alasannya, mereka akan bisa diandalkan dalam jangka panjang.

Keputusan itu mulai menunjukkan hasilnya pada tahun ini. Nama Spaso tetap tak masuk Timnas Indonesia, meski jadi pemain lokal paling produktif di BRI Liga 1 2022/2023.

Kini, muncul striker muda dalam dua laga kontra Curacao pada 24 dan 27 September 2022 lalu. Mereka adalah Dimas Drajad, Muhammad Rafli, Dendy Sulistyawan, dan Ramadhan Sananta.

Hasilnya, Dimas mampu mencetak dua gol dalam dua laga. Dendy juga mencetak gol pertamanya. Mungkin hanya Rafli, yang bahkan masih mandul bersama Arema di Liga 1 musim ini, yang menjadi perdebatan.

3 dari 3 halaman

Postur Ideal Ramadhan Sananta

Postur Ideal Ramadhan Sananta

Aksi Ramadhan Sananta bersama Timnas Indonesia pada laga uji coba melawan Curacao (c) Bagaskara Lazuardi

Keberadaan Ramadhan Sananta tentu yang paling membuat publik memberi pujian. Striker milik PSM Makassar itu masih berusia 19 tahun, tapi sudah berhasil mencetak tiga gol dari tujuh penampilan di Liga 1 musim ini.

Ramadhan Sananta mampu menjawab kebutuhan PSM yang tidak bisa memainkan striker asing Everton Nascimento. Ramadhan adalah striker yang memiliki postur dan kepercayaan diri mumpuni untuk menjebol gawang lawan.

Namun, dia masih belum mencetak gol ketika diberikan kesempatan tampil dalam dua laga Timnas Indonesia. Ramadhan tampak masih memerlukan adaptasi untuk bisa menjawab kebutuhan mencetak gol.

Lagipula, usianya masih 19 tahun dan dia berpotensi untuk terus berkembang asalkan mendapat menit bermain secara reguler.

Disadur dari: Bola.com/Aditya Wany/Rizky Hidayat, 1 Oktober 2022