Dinakhodai Indra Sjafri, Ini Timnas Indonesia Impian Joko Susilo

Dinakhodai Indra Sjafri, Ini Timnas Indonesia Impian Joko Susilo
Timnas Indonesia (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Joko Susilo membeber komposisi impiannya untuk mengisi Skuad Timnas Indonesia. Mantan asisten pelatih Skuad Garuda -julukan Timnas Indonesia ini- menyebut ada sejumlah pemain terbaik yang layak mengisi skuad impiannya tersebut.

Joko menyebut, skuad Timnas Indonesia impiannya ini lintas generasi. Selain pemain-pemain legendaris seperti Aji Santoso, tim impiannya juga diisi sosok pemain muda seperti Witan Sulaeman.

Joko sendiri membeber alasannya memilih pemain-pemain lintas generasi. Menurut pelatih berlisensi AFC Pro tersebut, untuk mengisi satu posisi di timnas, pemain tersebut haruslah yang terbaik.

Menurut Joko, ada satu syarat yang tak bisa ditawar bagi pemain yang masuk dalam skuad pilihannya. Pemain tersebut, sambung pelatih berusia 49 tahun ini, haruslah sosok yang pintar.

"Kalau pemain pintar, ia akan bisa dengan mudah membaca permainan," kata Joko.

Dalam sepak bola modern, menurut Joko, adaptasi adalah mutlak. Pasalnya, sepanjang pertandingan, keadaan selalu berubah dan memerlukan respon cepat.

"Jika seorang pemain pandai membaca permainan, tentu mereka akan mudah mengantisipasi dan merespon situasi pertandingan," ia menambahkan.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 7 halaman

Indra Sjafri Sebagai Nakhoda

Indra Sjafri Sebagai Nakhoda

Indra Sjafri (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Sebagai langkah pertama menyusun tim impiannya, Joko memilih sosok Indra Sjafri sebagai nakhoda. Menurut Joko, filosofi permainan Indra sesuai dengan filosofi permainan yang juga ia pilih.

"Coach Indra memiliki filosofi permainan vertikal dengan kombinasi asosiatif. Ini juga merupakan filosofi permainan saya," tutur Joko.

Selain memiliki filosofi permainan sama, menurut Joko, ada alasan lain di balik pilihannya terhadap sosok Indra. Pelatih yang kini menangani Persik Kediri ini menilai Indra sebagai salah seorang pelatih terbaik di Indonesia.

"Raihan prestasi Coach Indra sudah mengatakan segalanya. Di level kelompok usia, ia sudah menghadirkan dua gelar juara bagi Indonesia. Kendati ini di kelompok usia, tapi tetap saja sebuah prestasi yang sangat luar biasa," tandasnya.

2 dari 7 halaman

Kurnia Meiga Pilihan Utama

Kurnia Meiga Pilihan Utama

Kurnia Meiga Hermansyah. (c) Fitri Apriani

Joko Susilo tak bingung memilih sosok kiper untuk Timnas Indonesia impiannya. Ia memilih Kurnia Meiga sebagai benteng pertahanan terakhir timnya.

Meiga, bagi Joko, bukan sosok asing. Mereka berdua sempat bekerja sama di Arema.

"Meiga, saya tahu sejak masih sangat muda. Ia adalah penjaga gawang yang sangat bagus. Bahkan, bisa dibilang, ia adalah penjaga gawang terbaik di Indonesia," kata Joko.

Selain Meiga, di posisi ini, Joko memilih sosok Eddy Harto. Eddy merupakan kiper terbaik Indonesia pada awal era 90-an.

"Eddy Harto adalah kiper yang sangat luar biasa. Terbukti, pada SEA Games 1991, ia menjadi pahlawan Indonesia dalam adu penalti di partai final," imbuh Joko.

3 dari 7 halaman

Andalkan Legenda Persib dan Pemain Naturalisasi

Andalkan Legenda Persib dan Pemain Naturalisasi

Otavio Dutra, Timnas Indonesia (c) Bola.com/Aditya Wany

Di jantung lini pertahanan, Joko mengandalkan duet pemain legendaris dan pemain naturalisasi. Ia memasangkan Robby Darwis dan Otavio Dutra untuk mengawal kotak penalti tim impiannya.

"Robby Darwis merupakan pemain yang sangat bagus dalam menutup pergerakan lawan. Posturnya ideal. Selain itu, meski merupakan pemain yang suka bermain keras, ia bermain bersih," papar Joko.

"Sementara, Dutra memiliki kemampuan yang hampir sama dengan Robby Darwis. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk melakukan build-up permainan dari lini pertahanan. Ini merupakan hal yang harus dimiliki bek-bek masa kini," sambungnya.

Sebagai cadangan di benteng pertahanan, Joko menunjuk sosok Hamka Hamzah. Selain postur ideal, pemain yang kini memperkuat Persita Tangerang ini dinilai memiliki kepintaran dalam bermain.

"Ia bagus membaca permainan. Pengalamannya pun segudang," puji Joko.

4 dari 7 halaman

Paduan Legenda dan Anak Muda

Paduan Legenda dan Anak Muda

Pemain Timnas Indonesia U-22, Asnawi Mangkualam, bersama Osvaldo Haay merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Singapura U-22 pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Kamis (28/11).

Di sektor fullback, Joko memasang duet lintas generasi. Legenda Timnas Indonesia, Aji Santoso, dipercaya mengisi sektor fullback kiri. Sementara, bintang muda PSM Makassar, Asnawi Mangkualam Bahar, ia beri kepercayaan mengisi sektor fullback kanan.

Aji, menurut Joko, merupakan pemain terbaik sepanjang masa Indonesia di posisi fullback kiri. Karenanya, ia sengaja memberi satu tempat di tim impiannya untuk pria yang kini menangani Persebaya Surabaya tersebut.

"Aji adalah pemain yang sangat pintar dan cepat. Determinasinya sangat luar biasa," kata Joko.

"Sementara, Asnawi adalah pemain muda yang sangat menjanjikan. Ia cepat dan bertenaga. Ia pemain super," sambungnya.

Sebagai pelapis di sektor fullback, Joko memilih pemain muda Persija Jakarta, Rezaldi Hehanussa. Menurutnya, Bule -sapaan karib Rezaldi- merupakan pemain yang memiliki kemampuan menyerang dan bertahan sama bagusnya.

"Ia sosok tepat untuk melapis di sektor fullback," tuturnya.

5 dari 7 halaman

Tiga Generasi di Ruang Mesin

Tiga Generasi di Ruang Mesin

Aksi Evan Dimas saat menghadapi Myanmar di semifinal SEA Games 2019. (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Di ruang mesin tim, Joko memilih tiga gelandang berbeda generasi. Mereka adalah Heri Kiswanto, Firman Utina, dan Evan Dimas.

Heri Kiswanto, yang biasa bermain sebagai libero, dimainkan sebagai gelandang bertahan. Menurut Joko, tak hanya piawai bertahan, legenda sepak bola Indonesia ini juga mumpuni dalam melepas umpan dan sepakan jarak jauh.

"Sementara, Firman sangat cepat dan memiliki daya penetrasi yang luar biasa. Kemudian, Evan adalah gelandang box to box yang sangat komplet. Ia bisa menyerang dan bertahan sama bagusnya," papar Joko.

Di lini tengah, Joko memasukkan nama Rully Nere sebagai pelapis. Rully, yang terakhir menjadi pelatih timnas putri Indonesia tersebut, dinilai sebagai sosok dinamo lini tengah. "Mobilitas dan tenaganya sangat luar biasa," katanya.

6 dari 7 halaman

Dua Sayap Belia

Dua Sayap Belia

Egy Maulana (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Di sektor sayap, Joko mempercayakan lebar lapangan kepada dua pemain belia, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman. Dua pemain muda tersebut saat ini merumput di Eropa.

Egy, dalam tim impian Joko, diplot sebagai sayap kanan. Selain beroperasi di lebar lapangan, pemain yang sekarang memperkuat Lechia Gdansk ini juga diharapkan masuk membantu serangan.

"Sementara, di kiri ada Witan. Ia punya skill yang sangat bagus. Kemampuannya melewati adangan lawan sangat luar biasa," puji Joko.

Sebagai pelapis di sektor sayap, Joko pun memilih pemain muda. Pemain yang ia pilih tersebut adalah Saddil Ramdani. Pemain berusia 21 tahun ini disebutnya memiliki kemampuan komplet.

"Saddil adalah tipikal sayap serbabisa. Selain bisa main di kiri dan kanan dengan sama bagusnya, ia juga punya kemampuan melepas tembakan jarak jauh," sambung Joko.

7 dari 7 halaman

Trio Legenda Lini Depan

Trio Legenda Lini Depan

Boaz Solossa (c) Fitri Apriani

Di lini depan, Joko memilih sosok legenda sepak bola Indonesia, Boaz Solossa sebagai penuntas serangan timnya. Menurut Joko, ada alasan mengapa ia memilih penyerang Persipura Jayapura tersebut di antara sekian banyak penyerang Indonesia.

"Tak hanya lincah, Boaz sangat tajam. Kita bisa lihat sendiri bagaimana ia mencetak gol-gol spektakuler," ujar Joko.

Sementara itu, sebagai cadangan, Joko memasukkan nama dua legenda lain, Kurniawan Dwi Yulianto dan Bambang Pamungkas.

"Mereka berdua sangat bagus. Mereka pun pemain yang sangat komplet," puji Joko.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)