Cerita Zulfiandi Soal Mantan Pelatihnya di Timnas Indonesia: Ketegasan Indra Sjafri hingga Kangen Lu

Cerita Zulfiandi Soal Mantan Pelatihnya di Timnas Indonesia: Ketegasan Indra Sjafri hingga Kangen Lu
Zulfiandi ketika bermain untuk timnas Indonesia U-22 melawan Laos U-22 di SEA Games 2019. (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Sejak namanya diorbitkan Indra Sjafri di Timnas Indonesia U-19, Zulfiandi hampir selalu menjadi andalan di lini tengah Skuad Garuda, baik di level U-22 hingga senior.

Gaya bermain sederhana yang menjadi karakter Zulfiandi mampu memikat hati para mantan pelatih Timnas Indonesia, dari Indra Sjafri hingga Luis Milla.

Sosok Indra Safri dan Luis Milla bisa dibilang memberikan pengaruh besar terhadap karier Zulfiandi, terutama ketika membela Timnas Indonesia. Indra Sjafri merupakan sosok pelatih yang menemukannya di level junior, dan Luis Milla melihat potensi pemain asal Aceh itu hingga mengasahnya menjadi gelandang bertahan yang lebih baik.

Bicara soal sosok Indra Sjafri, pelatih yang membawanya merasakan gelar juara untuk pertama kalinya di level internasional bersama Timnas Indonesia U-19, Zulfiandi mengingat masa mudanya itu bersama sang pelatih yang dianggapnya punya ketegasan yang luar biasa.

"Dari awal saya mengenalnya, Coach Indra itu tegas. Dia memang layak untuk memegang pemain muda. Ketika ditangani Coach Indra, saya mengakui ada rasa takut. Jadi memang kalau pemain muda itu harus ditangani oleh seorang pelatih yang tegas dan bikin pemain takut, karena dengan begitu para pemain akan lebih serius. Kalau pelatih suka bercanda, nanti para pemain malah bercanda terus," ujar Zulfiandi dalam channel youtube Ichsan Maulana.

Namun, Zulfiandi mengakui Indra Sjafri adalah sosok yang sangat perhatian kepada para pemainnya, terutama ketika berada di luar lapangan. Ketegasan ketika melatih dan dalam pertandingan seakan berbeda jauh dengan ketiga berada di luar lapangan.

"Saat itu kalau salah passing dia bisa marah-marah. Kita tidak boleh membuat kesalahan kecil. Kalau ada pemain yang larinya pelan-pelan bisa dibilang kayak bebek. Namun, dia juga sangat dekat dengan para pemain di luar lapangan. Dia sering bertanya langsung kepada para pemain soal kondisi dan perasaan saat itu," kisah pemain yang kini berstatus sebagai gelandang Madura United itu.

"Saya juga pernah dimarahi. Tapi, kalau sudah mengerti apa yang ia mau dan mengerti bagaimana karakternya, pasti sebagai pemain kita bisa memahaminya dan tinggal memperbaikinya saja," lanjut Zulfiandi.

1 dari 1 halaman

Kangen Luis Milla

Selain Indra Sjafri, pelatih yang cukup dikenang oleh Zulfiandi adalah Luis Milla. Pelatih asal Spanyol itu menangani Zulfiandi ketika mempersiapkan Timnas Indonesia U-23 untuk Asian Games 2018. Ketika bicara soal Luis Milla, Zulfiandi mengaku sosok pelatih yang satu ini membuatnya rindu.

"Saya sangat kangen. Bukan karena saya sempat dipuji olehnya, tapi karena saya pernah dilatih dia dan merasa belum pernah dilatih oleh seorang pelatih yang begitu detail. Luis Milla selalu detail memberikan arahan ketika kami harus bertahan atau bergerak di lapangan," ujar Zulfiandi.

"Ia pantas dirindukan. Dengan prestasi yang dia bawa ke sini, itu lebih dari cukup. Ketika tampil di Asian Games 2018, lawan kami bukan hanya negara ASEAN, tapi Asia seperti Uzbekistan, Palestina, dan tim-tim yang sebelumnya sudah bisa diprediksi bisa mengalahkan kami. Namun, ketika dia melatih kami, benar-benar rasanya kami bisa mengimbangi permainan lawan-lawan kami," kisah pemain yang kini sudah berusia 25 tahun itu.

Begitu rindunya terhadap Luis Milla, Zulfiandi mengaku berharap bisa mendapatkan kesempatan dilatih lagi oleh pelatih asal Spanyol itu suatu saat nanti, entah jika Luis Milla kembali ke Timnas Indonesia atau melatih sebuah klub di Indonesia.

"Saya berharap bisa dilatihnya lagi. Harapannya selama saya masih berkarier di tim nasional atau mungkin kalau dia bergabung dengan klub di sini. Saya masih ingin dilatih olehnya, karena banyak ilmu yang bisa didapatkan darinya," ujar Zulfiandi.


Disadur dari: Bola.com (Benediktus Gerendo Pradigdo)

Dipublikasi: 24 September 2020