7 Kunci Garuda Jaya Tundukkan Korea Selatan

7 Kunci Garuda Jaya Tundukkan Korea Selatan
Bola.net - Menang beruntun di dua laga kualifikasi Piala AFC U-19, harapan Timnas U-19 Indonesia untuk lolos sebagai juara grup sedikit terhambat. Penyebabnya Korea Selatan yang berstatus sebagai juara bertahan di ajang ini mampu melakukan hal yang sama dengan agregat gol yang lebih baik.

Timnas U-19 harus menang di laga terakhir melawan Korsel jika ingin menjadi juara grup, sementara Korsel hanya butuh hasil imbang. Apa yang menjadi kunci Garuda Jaya menundukkan Korea Selatan, berikut ulasan singkatnya. [initial]

 (bola/mac)
1 dari 7 halaman

Kantongi Kekuatan Lawan

Kantongi Kekuatan Lawan

Mengintip kekuatan lawan sudah menjadi hal yang lumrah dalam pertandingan sepakbola. Dengan mengantongi pola permainan lawan, kelemahan bisa tergambarkan untuk kemudian dieksploitasi menjadi senjata andalan.

Korea Selatan jelas bukan tim kemarin sore, status sebagai juara bertahan Piala AFC U-19 tak didapat begitu saja. Terbukti, Korsel langsung melejit di ajang kualifikasi Piala AFC U-19 kali ini dengan meraih dua kemenangan telak. Filipina dihajar 4-0 diikuti Laos yang dihancurkan 5-1.

Namun masih ada celah jika mengutip dari pernyataan Direktur Teknik Timnas U-19, Rudy Wiliam Keltjes yang menilai permainan Korsel cenderung menurun di laga terakhir. Berbeda dengan timnas U-19 yang menunjukkan tren naik.

Kemenangan 2-0 atas Filipina membuat Indonesia harus menang atas Korsel di laga terakhir. Sebab, Korsel yang menghajar Laos 5-1 kini tinggal membutuhkan hasil imbang saja besok (12/10) untuk dapat lolos ke putaran final di Myanmar.
2 dari 7 halaman

Jaga Spirit Tetap Menyala

Jaga Spirit Tetap Menyala

Pelatih Indra Sjafri sudah terbukti lihai dalam memotivasi anak asuhnya untuk tetap tampil militan sepanjang 90 menit. Semakin panasnya permainan Evan Dimas dkk di babak kedua, menjadi bukti jika Indra mampu memaksimalkan jeda turun minum untuk membangkitkan moral bertanding anak asuhnya.

Mental bertanding adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh tim juara. Dan mental ini sudah diperlihatkan Skuat Garuda Jaya ketika berhasil menjuarai Piala AFF U-19 lalu. Sekarang tinggal memanfaatkan momentum untuk kembali meraih sukses dengan lolos langsung ke putaran final Piala AFC U-19 di Myanmar.
3 dari 7 halaman

Tingkatkan Kekuatan Fisik

Tingkatkan Kekuatan Fisik

Bermain di rumah sendiri tentu menjadi keuntungan bagi Timnas U-19 Indonesia. Sayangnya kali ini Korea Selatan juga tak mengalami hambatan untuk beradaptasi dengan suhu di Jakarta. Pasalnya sama seperti di Indonesia, di Korea Selatan juga tengah dilanda cuaca panas.

Dengan adaptasi yang sama, meningkatkan kualitas fisik menjadi salah satu cara untuk bisa mengungguli lawan. Stamina adalah faktor utama untuk bisa mengungguli lawan, dan rupanya cara ini sudah dilakukan oleh Pelatih Indra Sjafri.

Sepanjang gelaran Piala AFF U-19 lalu, Indra sudah merancang program latihan agar peak performance Evan Dimas dkk terjadi di laga final. Ditambah koordinasi dengan tim medis timnas U-19, membuat skuat Garuda Jaya tampil tangguh di lapangan.
4 dari 7 halaman

Lupakan Euforia

Lupakan Euforia

Kesuksesan menjadi juara di ajang Piala AFF U-19 lalu jelas prestasi yang membanggakan setelah 22 tahun lamanya Indonesia merindukan gelar juara. Tetapi hal yang sama juga bisa menjadi bumerang kepada skuat asuhan Indra Sjafri.

Korea Selatan berada di level yang berbeda dengan negara ASEAN yang menjadi lawan Garuda Jaya di Piala AFF U-19 lalu. Dengan alasan yang sama, Evan Dimas dkk perlu segera melupakan euforia juara di Piala AFF U-19 lalu demi menyongsong tim yang lebih kuat.

Euforia timnas u-19 juga diakui oleh Indra Sjafri saat menghadapi Laos. "Kita lihat sendiri, mereka seperti malas berlari," sindir Indra dalam sesi jumpa pers pasca laga Selasa (8/10). "Anak-anak kan masih usia 19, 18 tahun. Mereka memang gampang puas dan menganggap dirinya sudah tinggi karena menjadi juara kemarin," sambungnya.
5 dari 7 halaman

Tingkatkan Efektifitas Permainan

Tingkatkan Efektifitas Permainan

Jika dibandingkan saat melawan Laos, Timnas U-19 Indonesia mengalami peningkatan dari segi permainan. Akurasi umpan-umpan pendek yang dikomandoi Evan Dimas di lini tengah meningkat, begitu juga dengan kecepatan passing.

Menghadapi Korea Selatan dengan tipikal permainan yang sama, Indonesia perlu berbenah dan meningkatkan Efektifitas Permainan. Dengan meminimalkan kesalahan sendiri bisa menjadi kunci efektif dalam membangun serangan ke gawang Korsel.
6 dari 7 halaman

Tajamkan Finishing

Tajamkan Finishing

Melawan Laos, Indonesia membuang banyak peluang di depan gawang lawan. Meski mengalami peningkatan, tetapi saat melawan Filipina lini depan Indonesia kembali kurang tajam dengan hanya melesakkan 2 gol dari 12 tendangan ke gawang. Sementara 12 tendangan melenceng tak menemui sasaran.

Terlepas dari strategi bertahan dan penampilan gemilang kiper lawan, Indonesia harus mampu memaksimalkan peluang yang didapat. Hanya mencetak 2 gol dari 12 tendangan ke gawang saat melawan Filipina menjadi PR Indra Sjafri untuk meningkatkan kualitas finishing anak asuhnya.

Terlebih saat melawan Korea Selatan, Indonesia diperkirakan tak akan mendapat banyak peluang seperti di dua laga sebelumnya. Efektifitas serangan, finishing yang tajam bisa menjadi kunci bagi Garuda Muda untuk menaklukkan Taegeuk Warriors.
7 dari 7 halaman

Dukungan Suporter

Dukungan Suporter

Bermain di ribuan suporter sendiri bagaikan dua mata uang, di satu sisi bisa menjadikan beban dan sisi lain juga bisa meningkatkan permainan. Selama gelaran Piala AFF U-19 di Sidoarjo, beberapa penggawa Timnas U-19 sempat demam panggung bermain di ribuan suporter sendiri.

Namun kemudian Evan Dimas dkk malah menikmati kehadiran ribuan suporter yang disebutnya memberikan kekuatan tersendiri. Malahan suporter bisa dikatakan kunci bagi Timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19 lalu.

Sayangnya pemandangan stadion yang penuh dengan suporter mendukung perjuangan Timnas U-19 tidak tersaji di Stadion Gelora Bung Karno. Berbeda saat bertanding di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, perjuangan anak asuh Indra Sjafri selama kualifikasi Piala AFC U-19, hanya disaksikan 'segelintir' penonton.

Suporter bisa menjadi pemain ke-12 di lapangan, dukungan mereka juga menambah kekuatan pemain untuk terus berlari mengejar kemenangan. Dukungan penuh suporter yang memadati stadion juga bisa menjadi aura menakutkan bagi tim lawan. Dukungan suporter bisa menjadi kunci Garuda Jaya untuk menaklukkan Korea Selatan dan lolos berlaga di putaran final Piala AFC U-19 tahun depan.