6 Pelajaran Timnas Indonesia vs Nepal: Piala Asia 2023, Kami Datang! STY Penuhi Janjinya

6 Pelajaran Timnas Indonesia vs Nepal: Piala Asia 2023, Kami Datang! STY Penuhi Janjinya
Selebrasi skuad Timnas Indonesia untuk gol Dimas Drajad ke gawang Nepal, Kualifikasi Piala Asia 2023 (c) PSSI

Bola.net - Timnas Indonesia berhasil meraih tiket ke putaran final Piala Asia 2023 usai berpesta gol ke gawang Nepal, Rabu (15/06/2022) dini hari WIB.

Bermain di di Jaber Al-Ahmad International Stadium, Kuwait City, Timnas Indonesia bermain agresif sejak menit pertama. Peluang demi peluang pun diciptakan tim polesan Shin Tae-yong.

Pada menit keenam, Merah Putih bisa mencetak gol pertamanya melalui tandukan Dimas Drajad. Gol kedua kemudian tercipta pada menit ke-41 melalui Witan Sulaeman.

Fachruddin kemudian mencetak gol ketiga Indonesia pada menit ke-54. Diikuti oleh gol Saddil Ramdani pada menit ke-55.

Menit ke-80, sepakan Elkan Baggott dari luar kotak penalti sukses menjebol gawang Nepal untuk yang kelima kalinya. Witan kemudian mencetak gol lagi pada menit ke-81.

Marselino Ferdinan kemudian ikut dalam pesta gol tersebut. Ia menjebol gawang Nepal pada menit 90 dan memastikan Timnas Indonesia menang telak 7-0.

Apa saja pelajaran dari laga tersebut? Simak ulasannya berikut ini Bolaneters.

1 dari 6 halaman

Kredit untuk Nepal

Di laga ini, Nepal berstatus sebagai underdog. Status ini makin menebal karena tim tersebut diboikot banyak pemain seniornya, salah satunya Rohit Chand.

Nepal sendiri dihuni banyak pemain yang belum memiliki jam terbang tinggi. Akan tetapi mereka tampil berani.

Mereka berjuang dengan cukup gigih untuk merebut bola dan mengancam gawang Timnas Indonesia. Bahkan mereka tak tampil bertahan ketika sudah kebobolan.

Nepal juga masih bermain terbuka ketika mereka harus bermain dengan 10 pemain saja. Mereka bahkan sempat mencoba bermain menyerang di awal babak kedua meski dengan mudah serangan-serangan mereka dipatahkan skuat Garuda.

Salut!

2 dari 6 halaman

Mestinya Bisa Menang Lebih Besar

Timnas Indonesia memang menang telak tujuh gol tanpa balas. Tapi sejatinya Merah Putih bisa menang dengan skor lebih barbar.

Belasan gol mestinya bisa tercipta. Sebab Indonesia punya banyak sekali peluang yang tercipta.

Contohnya saja di babak kedua. Muhammad Rafli terhitung punya dua peluang emas.

Lalu ada sundulan terbang Saddil Ramdani. Kemudian ada juga tandukan jarak dekat Elkan Baggot plus peluang apik Witan Sulaeman di injury time.

Indonesia memang menang besar. Tapi terbuangnya peluang demi peluang tak bisa dianggap sepele. Sebab di masa depan bisa saja gagalnya satu peluang membuat Merah Putih gagal mengalahkan lawan.

3 dari 6 halaman

Pujian untuk Kiper Nepal

Seperti yang disebut sebelumnya, Timnas Indonesia harusnya bisa menang dengan skor lebih barbar. Hal ini tak semata karena kurang tenangnya pemain Merah Putih mengeksekusi peluang yang didapatnya.

Timnas Indonesia gagal menang lebih besar sebagian juga karena aksi apik kiper Nepal, Deep Karki. Ia melakukan sejumlah penyelamatan apik.

Ia sempata menggagalkan dua peluang emas M Rafli. Ia juga mencuri perhatian dengan melakukan aksi penyelamatan luar biasa saat menggagalkan peluang tandukan Elkan Baggott dari jarak dekat di babak kedua, tepatnya pada menit ke-67.

Baggott saat itu melepas tandukan dari jarak dekat, memanfaatkan umpan silang Saddil Ramdani dari sayap kanan. Bola mengarah ke sisi kanan gawang Nepal.

Sang kiper kemudian terbang dan menggagalkan bola melewati garis gawang dengan tangan kanannya. Aksinya ini mirip aksi legenda Arsenal David Seaman pada tahun 2003 silam.

4 dari 6 halaman

Piala Asia 2023, Kami Datang!

Mission accomplished! Misi untuk meraih tiket ke putaran final Piala Asia 2023 akhirnya terpenuhi!

Hasil ini membuat Timnas Indonesia menempati peringkat kedua klasemen akhir Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023. Merah Putih mengoleksi enam poin dari tiga laga dengan selisih gol +7.

Indonesia pun berhak mendapat tiket lolos ke putaran final dengan status sebagai salah satu runner-up terbaik. Peringkat Merah Putih di klasemen runner-up terbaik pun naik ke posisi kedua, tepat di bawah Kyrgyzstan.

Indonesia sendiri terakhir kali bermain di putaran final Piala Asia pada tahun 2007 silam. Penantian 16 tahun itu berakhir sudah.

5 dari 6 halaman

Shin Tae-yong Penuhi Janjinya

Sebelum gelaran Kualfikasi Piala Asia 2023 digelar, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong, sempat melontarkan sebuah janji. Ia mengatakan akan membawa Merah Putih tampil maksimal di laga lawan Yordania, Kuwait, dan Nepal.

Ia sama sekali tak bersikap pesimis atas peluang Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2023. Padahal banyak pihak mengunggulkan Kuwait dan Yordania untuk lolos dari Grup A.

"Bola itu bundar. Pastinya kami akan bekerja maksimal melawan Kuwait, Yordania, dan Nepal," ujar Shin Tae-yong, disadur dari laman PSSI.

"Apalagi kami memang di pot 3. Ada pot 1 dan pot 2 yang lebih bagus dari kami," sambungnya.

Shin Tae-yong jelas layak diapresiasi karena ia bisa memenuhi janjinya. Jadi apa lagi apresiasi yang paling pas baginya jika bukan tetap mempertahankannya di tim senior Indonesia ini.

6 dari 6 halaman

Indonesia Sempat Terlihat Grogi

Timnas Indonesia dituntut untuk menang atas Nepal. Skuat Merah Putih pun merespon dengan langsung menekan pertahanan sang lawan.

Indonesia bahkan langsung mendapat peluang mencetak gol saat laga berjalan kurang dari 20 detik. Ini adalah start yang sangat bagus.

Tapi kemudian timnas Indonesia terlihat grogi dan tak tenang. Permainan mereka terlihat sedikit berantakan.

Alhasil Nepal sempat bisa sedikit mengembangkan permainannya. Masalah ini jelas jadi PR bagi coach Shin Tae-yong jika ia ingin membuat kejutan di putaran final Piala Asia 2023 mendatang.

(Bola/PSSI)