5 Faktor Kegagalan Timnas U-23 Raih Medali Sea Games

5 Faktor Kegagalan Timnas U-23 Raih Medali Sea Games
Timnas U-23 (c) timnasu-23
Bola.net - Tim nasional sepakbola Indonesia U-23 gagal mendapatkan medali dalam ajang Sea Games 2015 di Singapura. Setelah dicukur Thailand dengan skor 5-0 di babak semifinal, Garuda Muda juga babak belur dihajar oleh Vietnam di perebutan medali perunggu.

Indonesia mengawali pertarungan di Sea Games dengan buruk setelah mereka menelan kekalahan atas Myanmar dengan cukup mencolok 5-2. Setelah itu, Indonesia bangkit dengan memenangkan tiga pertandingan secara berturut-turut. Dimulai dengan mengalahkan Kamboja dengan skor cukup telak 6-1 dimana pada saat itu Muhclis Hadi mencetak hattrick. Tren positif kemudian dilanjutkan dengan menekuk perlawanan Fillipina dengan skor 2-0 pada partai ketiga.

Indonesia tampil semakin konsisten di pertandingan terakhir penyisihan grup. Ketika itu, gol tunggal Evan Dimas cukup untuk mengandaskan perlawanan tuan rumah Singapura, hasil tersebut sekaligus memastikan satu tiket ke babak semifinal mendampingi Myanmar yang lolos sebagai juara grup.

Kegagalan tim besutan Aji Santoso tersebut tentu disebabkan oleh beberapa faktor yang membuat penampilan Evan Dimas dkk tidak maksimal. Berikut kami sajikan beberapa faktor yang menyebabkan tidak maksimalnya penampilan timnas U-23. (bola/sad)
1 dari 5 halaman

Sanksi FIFA

Sanksi FIFA

Harus diakui bahwa sanksi yang diberikan oleh FIFA cukup banyak mempengaruhi kondisi timnas U-23. Sebelum jatuhnya sanksi dari FIFA, timnas U-23 sempat dilanda kegalauan terkait jadi atau tidaknya mereka berlaga di Sea Games. Simpang siur tentang jadi atau tidaknya berangkat ke Sea Games ini tentu sangat mengganggu pemusatan latihan yang digelar di Bandung.

Sanksi FIFA akhirnya benar-benar dijatuhnya pada Indonesia, hanya saja timnas U-23 tetap bisa bermain di ajang Sea Games. Kondisi yang justru diyakini banyak pihak tak membuat situasi membaik. Pemain jadi tidak fokus karena harus memikirkan kelanjutran karier sepakbola mereka sekembalinya ke tanah air.
2 dari 5 halaman

Recovery Pemain

Recovery Pemain

Padatnya jadwal pertandingan di Sea Games membuat tim pelatih berfikir keras untuk menjaga kondisi fisik pemain. Hingga pertai perebutan tempat ke tiga, total Indonesia sudah menjalani enam pertandingan dalam kurun 12 hari. Artinya setiap timnas U-23 harus bermain setiap 2 hari sekali.

Rapuhnya stamina pemain akibat padatnya jadwal bisa dilihat saat pertandingan semifinal melawan Thailand. Pada pertandingan tersebut, para pemain nampak kesulitan mengimbangi permainan cepat yang diperagakan oleh para pemain Thailand.
3 dari 5 halaman

Pemain Absen

Pemain Absen

Absennya beberapa pilar penting timnas U-23 menjadi salah satu sebab kegagalan timnas untuk mengukir prestasi di ajang multi event ini. Pemain pilar pertamna yang dipastikan tidak bisa ambil bagian di Sea Games adalah Alfin Tuasalamony. Pemain Persija Jakarta ini mengalami patah kaki akibat kecelakaan beberapa saat sebelum Sea Games.

Sama dengan Alfin, cedera juga memupus harapan Putu Gede untuk mentas di Sea Games. Sementara itu, Ferinando Pahabol, penyerang andalan Aji Santoso di beberapa laga uji coba sebelum Sea Games juga absen akibat kekecewaanya atas peristiwa yang menimpa Persipura di ajang AFC Cup.

Absenya beberapa pemain ini membuat Aji Santoso kesulitan merotasi pemain akibat kedalaman skuad yang tidak merata. Di babak semifinal melawan Thailand contohnya, absenya Agung Prasetyo dan Abduh Lestaluhu membuat lini belakang timnas rapuh.
4 dari 5 halaman

Ketergantungan Pada Evan Dimas

Ketergantungan Pada Evan Dimas

Keberadaan Evan Dimas ibarat simalakama bagi timnas U-23, disisi lain bisa menguntungkan dan sekaligus merugikan. Dengan pola 4-2-3-1, Eks kapten timnas U-19 ini adalah tumpuan utama tim dalam membangun serangan. Selain mengkreasi serangan, Evan juga bertugas sebagai salah satu tumpuan untuk mencetak gol.

Ketergantungan terhadap Evan ini membuat lawan dengan mudah membaca strategi timnas U-23. Cukup dengan menjaga ketat atau membatasi suplai bola pemain nomer punggung 6 ini maka separuh kekuatan timnas akan berkurang. Hal inilah yang dilakukan oleh para pemain Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
5 dari 5 halaman

Rapuhnya Lini Belakang

Rapuhnya Lini Belakang

Rapuhnya lini belakang timnas U-23 juga patut disorot sebagai biang kegagalan. Total ada 16 gol bersarang di gawang timnas yang secara bergantian dijaga oleh Teguh Amirudin dan M Natshir Fadil dalam enam pertandingan. Jumlah yang mengindikasikan ada banyak lubang di lini pertahanan.

Hansamu Yama yang dipasang sebagai duet bagi Manahati Lestusen dilini belakang gagal menampilkan performa terbaiknya. Beberapa kali ia melakukan kesalahan-kesalahan tidak perlu yang justru menguntungkan lawannya.