3 Alasan Timnas Indonesia U-20 Kalah dari Slovakia U-20: Keputusan Wasit Kacau dan Faktor Angin!

3 Alasan Timnas Indonesia U-20 Kalah dari Slovakia U-20: Keputusan Wasit Kacau dan Faktor Angin!
Rafael William Struick dan Zico Soree dalam laga Timnas Indonesia u20 vs Slovakia di turnamen Costa Calida Region de Murcia Football Week, Sabtu (19/11/2022) petang WIB. (c) Dok. PSSI

Bola.net - Timnas Indonesia U-20 kalah saat berjumpa Slovakia U-20 pada turnamen Costa Calida Region de Murcia Football Week. Pada duel di Pinatar Arena, Murcia, Sabtu (19/11/2022) malam WIB, Indonesia kalah dengan skor 2-1.

Indonesia sejatinya unggul lebih dulu lewat sontekan striker, Rafael William. Calon pemain naturalisasi kelahiran Belanda ini membuat gawang Slovakia bergetar di menit 28.

Skor ini bertahan hingga babak pertama usai. Baru di 10 menit akhir laga, Slovakia membuat dua gol sekaligus membalikkan keadaan. Penalti Timotie Jambor (81) dan aksi Damian Kachut (84) membuat Indonesia harus mengakhiri laga dengan kekalahan.

Ada beberapa faktor yang membuat Timnas Indonesia U-20 gagal meraih kemenangan. Faktor tersebut bukan hanya soal kemampuan teknis. Lantas, apa saja yang membuat Indonesia kalah? Simak di bawah ini ya Bolaneters.

1 dari 3 halaman

Kurang Kontrol Emosi

Kurang Kontrol Emosi

Aksi Justin Hubner ketika bermain untuk Timnas Indonesia U-20 (c) PSSI

Saat Indonesia unggul 1-0, pemain Slovakia tampak lebih agresif. Beberapa kali benturan antar pemain terjadi. Mereka punya permainan yang cukup keras.

Pemain Indonesia sempat terpancing untuk membalas melihat permainan Slovakia. Puncaknya 10 menit terakhir, Indonesia tak bisa mengendalikan emosi sehingga kehilangan konsentrasi dan kemasukan 2 gol.

Ditambah lagi ada beberapa keputusan wasit yang merugikan. Puncaknya pada pengujung laga, bek Justin Hubner harus diganjar kartu merah karena dia dianggap melakukan pelanggaran dan dan bersitegang dengan striker Adam Griger.

Jika bermain lebih tenang, mereka memberikan perlawanan sengit. Apalagi dua pemain depan yang akan dinaturalisasi, Zico Jamai, Rafael William tampil apik dan jarang kehilangan bola. Mereka bisa berkolaborasi dengan Marselino Ferdinand dan lainnya dengan ciamik.

2 dari 3 halaman

Wasit Kacau!

Bukannya mencari alasan atau kambing hitam, wasit yang memimpin laga ini membuat beberapa keputusan yang kurang berpihak kepada Timnas Indonesia U-20.

Saat masih unggul 1-0, Indonesia punya kans menggandakan keunggulan. Pada pertengahan babak kedua, ada satu pemain belakang Slovakia yang melakukan handball.

Namun wasit tidak memberikan penalti. Padahal dalam tayangan ulang, posisi wasit tidak jauh dan menghadapi kepada pemain yang melakukan handsball. Akan beda ceritanya jika Indonesia mendapatkan penalti di momen itu. Marselino Ferdinan dkk. bisa bermain lebih percaya diri.

Justru pada menit 81, ketika winger Indonesia, Dzaky Asraf melakukan kontak dengan pemain lawan didalam kotak penalti, wasit tidak ragu memberikan penalti untuk Slovakia.

Begitu juga saat memberikan kartu merah kepada Justin Hubner. Padahal beberapa momen sebelumnya, beberapa pemain Slovakia melakukan povokasi dan paling banter dihukum kartu kuning.

3 dari 3 halaman

Kalah Angin di Babak Kedua

Kalah Angin di Babak Kedua

Aksi Marselino Ferdinan dalam laga Timnas U20 Indonesia vs Slovakia di turnamen Costa Calida Region de Murcia Football Week, Sabtu (19/11/2022) petang WIB. (c) Dok. PSSI

Faktor kekalahan Indonesia bisa dibilang lebih banyak karena faktor non-teknis. Pada babak kedua, Ronaldo Kwateh dkk. agak sulit melakukan serangan ke pertahanan Slovakia karena kalah angin. Angin bertiup kencang ke daerah pertahanan Indonesia.

Saat pemain Indonesia melepaskan umpan jauh, ada kalanya bola terlihat lebih lambat karena melawan angin. Kondisi sebaliknya dialami Slovakia. Mereka mereka bisa mengirimkan bola lebih cepat ke pertahanan Indonesia.

Sebenarnya, serangan Slovakia tidak terlalu banyak yang mengancam gawang Indonesia. Mereka mulai melakukan duel-duel keras kepada pemain Indonesia untuk memecahkan konsentrasi.

Disadur dari Bola.com: Iwan Setiawan/Wiwig Prayugi, 19 November 2022