Zinedine Zidane, Real Madrid, dan Masalah yang Tidak Bisa Dijelaskan

Zinedine Zidane, Real Madrid, dan Masalah yang Tidak Bisa Dijelaskan
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane (c) AP Photo

Bola.net - Real Madrid mulai menunjukkan tajinya di musim 2020/21. Namun tidak bisa dimungkiri, mereka sempat mengalami masa-masa goyah di awal hingga sang pelatih, Zinedine Zidane, dirumorkan akan dipecat.

Sebenarnya hasil yang diterima Real Madrid tidak begitu buruk. Dari 13 pertandingan yang telah dilakoni, klub berjuluk Los Merengues tersebut sukses meraih delapan kemenangan dan dua hasil imbang.

Sekarang mereka berada di peringkat ketiga dalam klasemen sementara La Liga 2020/21. Perlu diketahui bahwa raihan poin mereka menyamai rival sekotanya yang saat ini berada di puncak, Atletico Madrid.

Kendati demikian, ada beberapa momen di mana Real Madrid tampil dengan buruk. Jikalau menang, hasilnya tidak begitu meyakinkan. Terutama pada ajang Liga Champions di mana mereka gagal meraih kemenangan dalam dua laga pertama.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 2 halaman

Masalah yang Tidak Bisa Dijelaskan

Performa Real Madrid yang kurang meyakinkan membuat Zidane sempat dirundung isu pemecatan. Rumor tersebut mulai meredup setelah Madrid berhasil membabat empat pertandingan terakhir dengan kemenangan.

Mantan pelatih Real Madrid, Carlos Queiroz, jadi prihatin melihat Zidane. Ia merasa kalau pria asal Prancis tersebut harus menghadapi masalah yang sebenarnya tidak bisa dijelaskan mengapa bisa terjadi.

"Zizou mendapatkan semua dukungan dan simpati saya. Dia menderita, seperti semua pelatih, atas ketidakstabilan yang tidak bisa dijelaskan," ujarnya kepada EFE.

2 dari 2 halaman

Era Pandemi yang Kejam

Situasi industri sepak bola memang sedang acak adut. Kompetisi sempat terhenti selama tiga bulan akibat pandemi Covid-19 dan, sampai sekarang, fans belum diperbolehkan hadir di stadion.

"Rasanya tidak sama bermain ataupun kembali ke [Santiago] Bernabeu dengan semua fans dan harus melakukannya tanpa keramaian di Valdebebas sekarang. Bermain kandang ataupun tandang sekarang terasa sama saja," lanjutnya.

"Menilai pelatih di masa pandemi seperti ini kejam. Mereka yang berada di belakang tidak merasakan semua yang terjadi selama berlatih dan bertanding. Sebagai contoh, kemenangan 0-6 Spanyol atas Jerman itu sangat aneh."

"Saya memberikan ucapan selamat kepada Spanyol, namun kami harus melupakannya. Sepak bola saat pandemi tidaklah normal. Selamat buat Madrid dan presidennya, Florentino Perez, karena tidak membuat keputusan emosional dan tidak mendengarkan suara orang di jalanan," pungkasnya.

(Marca)