Riwayat Barcelona: Klub Besar, Presiden, dan Penjara

Riwayat Barcelona: Klub Besar, Presiden, dan Penjara
Momen ketika petugas kepolisian Catalunya memasuki kantor Barcelona. (c) AP Photo

Bola.net - Tidak ada yang membantah riwayat Barcelona sebagai salah satu klub terbesar di dunia. Nahasnya, sejarah besar itu dinodai dengan skandal sejumlah presiden yang terjerat masalah hukum dan membawa-bawa nama klub.

Teranyar ada kasus Josep Maria Bartomeu, si mantan presiden yang mengundurkan diri karena berkonflik dengan Lionel Messi. Senin (1/3) kemarin Bartomeu diciduk polisi Catalunya terkait skandal Barcagate yang sudah mencuat sejak tahun lalu.

Mungkin Bartomeu bisa melepaskan diri dari jeratan hukum dengan kekuatan dan pembelaan dirinya, tapi ini tidak lantas menghapus fakta bahwa Bartomeu pernah ditangkap.

Nahasnya, Bartomeu bukanlah presiden pertama Barca yang pernah tersandung masalah hukum. Ini seharusnya jadi catatan besar untuk Blaugrana.

1 dari 3 halaman

Sistem presidensial

Gaya pengelolaan Barcelona berbeda dengan sebagian besar klub lain. Sejak tahun 1899 silam, Barca mengubah bentuk perusahaan menjadi limited liability company (LLC) atau yang di Indonesia kita kenal dengan Perseroan Terbatas (PT).

Sejak saat itu, Barca dimiliki oleh club members of FC Barcelona, yang dikenal dengan sebutan socio. Ada syarat tertentu untuk menjadi salah satu socio dan setelahnya memiliki hak suara.

Setelah mengubah bentuk perusahaan, Barca pun dipimpin oleh presiden yang dipilih oleh socio melalui pemungutan suara.

Sejak tahun 1899 itu Barca sudah dipimpin 40 presiden berbeda. Seorang presiden betanggung jawab untuk manajemen klub, termasuk kontrak pemain dan staf.

2 dari 3 halaman

Bukan milik perorangan

Keunikan sistem presiden itulah yang membuat Barca jadi berbeda dengan sebagian besar klub lain. Bandingkan saja dengan MU yang dimiliki Glazers, Arsenal dengan Kroenke, atau Manchester City dengan Sheikh Mansour-nya.

Di Barcelona, seorang presiden yang dianggap tidak kompeten bisa dilengserkan melalui referendum. Hal inilah yang terjadi pada Bartomeu tahun lalu.

Sistem ini seharusnya bagus, artinya tidak ada monopoli kepemilikan. Presiden bekerja untuk memuaskan si pemilik suara, alias hampir semua fans Barca di seluruh dunia.

Anehnya, di Barca sistem ini justru jadi celah tindakan kriminal. Bartomeu baru-baru ini, sebelumnya ada Sandro Rosell.

3 dari 3 halaman

Presiden dan penjara

Sebelum Bartomeu, ada kasus Sandro Rosell. Dia dituding melakukan pencucian uang mencapai 20 juta euro. Rosell dipenjara sejak tahun 2017 dan dilepas tahun 2019. Ternyata keputusan hakim terbukti keliru.

Kini giliran Bartomeu terkait kasus Barcagate. Bukti-buktinya kuat, dia tidak bisa mengelak. Mungkin hukumannya tidak terlalu berat karena Bartomeu tidak sampai merugikan secara finansial, tapi bukan berarti dia akan lolos sepenuhnya.

Yang jelas, riwayat Barca sebagai salah satu klub terbesar di dunia telah tercoreng karena dua mantan presiden ini. Siapa pun presiden baru nanti, entah Laporta atau yang lain, punya misi besar memperbaiki citra klub.

Sumber: Marca, Bola