Pindah ke Real Madrid, Rodrygo Diminta Bersiap Jalani Masa-masa Sulit

Pindah ke Real Madrid, Rodrygo Diminta Bersiap Jalani Masa-masa Sulit
Rodrygo (c) AFP

Bola.net - Pelatih Santos Jorge Sampaoli memperingatkan Rodrygo untuk mempersiapkan diri menghadapi masa-masa sulit di awal karirnya di Real Madrid.

Pemain berusia 18 tahun itu sebenarnya sudah dibeli oleh Madrid pada musim panas 2018 lalu. Ia direkrut dari Santos dengan bandrol sekitar 45 juta euro.

Ia diberi kontrak yang berlaku hingga tahun 2025 mendatang. Namun ia baru bisa gabung dengan skuat Los Blancos pada musim panas 2019 ini.

Ini musim kedua Madrid mendaratkan pemain muda asal Brasil secara beruntun. Sebelumnya mereka mendaratkan Vinicius Junior.

Winger berusia 18 tahun itu awalnya mengalami masa-masa sulit di Santiago Bernabeu. Namun pada akhirnya di era Santiago Solari ia kerap diandalkan untuk bermain di tim utama El Real.

Ia pun mampu membuat pemain sekaliber Gareth Bale terus mendekam di bangku cadangan. Sayangnya performanya terganggu oleh cedera.

1 dari 2 halaman

Masa-masa Sulit


Sampaoli mengatakan Rordygo akan bisa bersinar di Madrid suatu saat nanti. Akan tetapi ia memperingatkan sang pemain bahwa ia akan mengalami masa-masa sulit di awal karirnya di klub tersebut.

“Rodrygo akan pergi ke salah satu tim terbaik di dunia pada usia yang sangat muda dan akan ada perbedaan yang sangat besar ketika ia tiba di Real Madrid karena ia akan berbagi ruang ganti dengan pemain yang sangat sukses dan yang menjadi ikon di Eropa," ucapnya seperti dilansir Goal International.

“Pada awalnya, itu akan sangat sulit baginya tetapi ia memiliki potensi [untuk bisa sukses]," sambung Sampaoli.

“Ia masih sangat muda dan ia harus memiliki harapan yang sama tentang penampilannya setelah lompatan besar yang ia buat dalam hidup dan karirnya," serunya.

2 dari 2 halaman

Beda Spanyol dan Brasil


Sampaoli kemudian juga memperingatkan Rodrygo bahwa ada perbedaan kultur sepakbola yang cukup mencolok di Brasil dan Spanyol. Di negeri Matador, tim-timnya akan bermain dengan lebih kolektif, tak seperti di kampung halamannya.

“Di Spanyol, ada banyak permainan kolektif sementara di sini di Brasil, tipe pemain seperi ini cenderung lebih individualistis," serunya.

“Selama periode ini, kami bersikeras pada koneksi komunikasi melalui mengoper bola, tetapi juga bagaimana memilih momen, untuk memahami kapan Anda harus menggiring bola atau kapan harus masuk ke ruang kosong," terangnya.

"Ini adalah hal-hal yang terpaksa Anda lakukan di Spanyol," tandasnya.