Markas Barcelona Kisruh, El Clasico Pindah ke Santiago Bernabeu?

Markas Barcelona Kisruh, El Clasico Pindah ke Santiago Bernabeu?
Sejumlah anak muda berlari di tengah kisruh antara pihak kepolisian dan protestan di Barcelona, Spanyol, Selasa (15/10/2019) waktu setempat. (c) AP Photo

Bola.net - La Liga akan menyajikan pertandingan sengit yang mempertemukan dua klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Partai klasik itu rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 26 Oktober mendatang.

Namun ada satu masalah menjelang laga penting tersebut. Belakangan ini, isu kemerdekaan Catalan sedang ramai disuarakan. El Clasico pun dikatakan rentan dijadikan panggung politik oleh kaum elit setempat.

Masalahnya adalah edisi pertama El Clasico musim 2019/20 ini akan digelar di markas Barcelona, Camp Nou. Permasalahan yang terjadi memiliki potensi besar untuk mengganggu laga penting itu.

Karena alasan keamanan, pihak berwenang ingin laga itu dipindahkan ke Santiago Bernabeu. Dengan begitu, Barcelona akan berlaku sebagai tuan rumah pada pertemuan kedua nanti yang digelar tahun 2020.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 3 halaman

Permintaan Pemindahan Stadion

Seperti yang dilansir dari Goal International, pihak berwenang disebut telah mengirimkan permintaan pemindahan tempat kepada dua klub bersangkutan. Federasi sepak bola Spanyol, RFEF, pun telah memberi konfirmasi soal itu.

"RFEF telah menerima permintaan dari LFP dan telah memberikan masalahnya kepada Komite Kompetisi, yang sudah melimpahkan situasinya kepada klub," begitu bunyi pernyataan federasi.

"FC Barcelona dan Real Madrid punya waktu sampai hari Senin untuk memberikan respon. Setelah [komentar mereka] diterima dan dianalisis, kompetisi akan membuat keputusan," tandasnya.

2 dari 3 halaman

Barcelona Buka Suara

Permintaan tersebut datang setelah terjadi bentrokan antara warga lokal Catalan dan polisi belum lama ini. Sementara demonstrasi besar-besaran rencananya akan dihelat pada hari yang sama saat El Clasico berlangsung.

Kerusuhan yang terjadi di tengah kota dipantik oleh hukuman sembilan hingga 13 tahun penjara yang dijatuhkan kepada pemimpin kelompok separatis pada Senin (14/10/2019) waktu setempat. Barcelona sendiri juga memberikan pernyataannya seputar keputusan tersebut.

"Penjara bukanlah solusi. Penyelesaian konflik di Catalonia harus keluar secara eksklusif dari dialog politik," demikian bunyi pernyataan dari klub, seperti yang dikutip dari Goal International.

"Oleh karenanya, klub meminta semua pimpinan politik untuk memimpin proses dialog dan negosiasi untuk menuntaskan konflik ini, yang juga harus memungkinkan pembebasan pemimpin sipil dan politik yang dihukum,".

3 dari 3 halaman

Komentar Guardiola

Pelatih Manchester City dan eks nahkoda Barcelona, Josep Guardiola, juga angkat bicara soal permasalahan yang terjadi saat ini. Ia memberi dukungan terhadap pergerakan yang terjadi di Catalan.

"Para pemimpin yang dikecam hari ini [Senin waktu setempat] mewakili mayoritas partai politik di Catalonia. Spanyol hidup dalam arus otoriter di mana undang-undang anti-teroris digunakan untuk menuntut perbedaan pendapat," tutur Guardiola.

"Perkelahian ini tak akan berhenti sampai represi dihentikan dan kami menemukan solusi yang damai serta demokratis," tutupnya.

(Goal International)