Kroos Akui Kepergian Ronaldo Ikut Andil Dalam Menurunnya Prestasi Madrid

Kroos Akui Kepergian Ronaldo Ikut Andil Dalam Menurunnya Prestasi Madrid
Toni Kroos (c) AFP

Bola.net - Toni Kroos mengungkapkan prestasi Real Madrid musim lalu menurun karena mereka kesulitan menyesuaikan diri atas kepergian Cristiano Ronaldo.

Musim lalu menjadi musim yang buruk bagi Real Madrid. Mereka gagal meraih gelar juara.

Di pentas La Liga, mereka cuma bisa finis di peringkat ketiga. Di Copa del Rey, Madrid hanya bisa melaju ke semifinal.

Sementara itu di Liga Champions, mereka cuma bisa melaju sampai ke babak 16 besar saja. Di fase itu mereka dijegal oleh Ajax Amsterdam.

Kegagalan itu sempat memakan korban. Mereka harus memecat Julen Lopetegui dan menggantikannya dengan Santiago Solari, sebelum akhirnya kembai bereuni dengan Zinedine Zidane.

1 dari 2 halaman

Alasan Prestasi Menurun

Di awal musim, Real Madrid ditinggalkan oleh superstar mereka, Cristiano Ronaldo. Kemudian sang pelatih yakni Zinedine Zidane juga ikut hengkang.

Toni Kroos kemudian mengungkapkan apa alasan prestasi Madrid saat itu menurun. Ia mengisyaratkan bahwa para pemain Los Blancos merasa sedikit berpuas diri usai memenangi tiga trofi juara Liga Champions secara beruntun.

Selain itu juga karena mereka tak lagi diperkuat Ronaldo. Kroos mengakui Los Blancos kesulitan untuk mencari pengganti CR7.

“Banyak dari kami yang tidak memainkan sepakbola terbaik kami musim lalu," bebernya pada The Athletic.

“Setelah tiga kemenangan Liga Champions berturut-turut, Anda mungkin bisa berharap untuk kehilangan sedikit ketajaman dan kami butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan hilangnya 40 atau 50 gol yang dijamin Cristiano Ronaldo setiap tahun," serunya.

2 dari 2 halaman

Madrid dan Federer

Banyak yang menyebut bahwa masa kejayaan Real Madrid akan berakhir pada musim lalu. Namun Toni Kroos menepis hal tersebut.

"Tapi di Real Madrid, penurunan performa itu tidak bisa diterima. Ketika kami tersingkir oleh Ajax [di 16 besar], banyak yang menilai itu adalah akhir dari tim ini. Kami dicoret dari perburuan gelar tapi itu hanya memberikan motivasi ekstra bagi kami untuk membuktikan bahwa mereka semua salah," serunya.

“Itu mengingatkan saya pada cara orang memandang [Roger] Federer. Ketika ia berusia 34 tahun, semua orang yakin itu [adalah akhir] untuknya, dan sekali lagi pada usia 36, tetapi ia terus bermain seolah-olah ia berusia 28 tahun," ucapnya.

"Anda tidak kehilangan kualitas Anda. Dan kami juga belum setua itu," tandas Kroos.

(the athletic)