
Bola.net - Santi Cazorla, nama yang akan selalu dikenang dalam sejarah sepak bola. Bukan karena trofi atau penghargaan individu, tapi karena kekuatan tekad untuk menaklukkan cedera.
Minggu (19/7/2020), penyerang 35 tahun ini memainkan pertandingan terakhirnya untuk Villarreal. Cazorla ditarik keluar di menit ke-82, Villarreal menang telak 4-0 atas Eibar untuk menutup perjalanan mereka di La Liga 2019/20 ini.
Seusai laga, Cazorla dan Bruno Soriano -- yang juga resmi meninggalkan klub -- diarak pemain-pemain Villarreal. Dia pergi dengan kepala tegak, bahkan diiringi dengan ribuan ucapan terima kasih.
Advertisement
Como dijo un gran hombre...
— Villarreal CF (@VillarrealCF) July 19, 2020
¡ME ENCANTA QUE LOS PLANES SALGAN BIEN 😆!#VillarrealEibar pic.twitter.com/J2TmwOpNES
Tentu kepergian Cazorla ini menyisakan banyak cerita. Bagaimana bisa seorang pemain yang nyaris kehilangan kaki kanannya, justru mengenyahkan prediksi medis, kembali ke lapangan, dan bermain melebihi dugaan sisa tahunnya?
Ya, kisah Cazorla ini patut diamati dan diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dia memang tidak se-ajaib Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang mendominasi sepak bola Eropa dalam 15 tahun terakir, tapi kisah karier Cazorla punya tempat istimewanya sendiri.
Santi Cazorla was told he would never play football again after spending two years out injured. In 2018, he returned to Villarreal.
— B/R Football (@brfootball) July 19, 2020
Today, he said farewell to the club after 15 goals and 9 assists this season 💛 pic.twitter.com/EneWwoJTMx
Penasaran dengan perjalanan Cazorla menaklukkan cedera yang bahkan nyaris membuat kakinya diamputasi? Dinukil dari BR Football, baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Tidak bisa main lagi
Perjuangan Cazorla luar biasa. Tahun 2017, dia divonis tidak akan bisa bermain sepak bola profesional lagi. Namun, Cazorla bisa 'mengelabui' ilmu medis. Comeback-nya luar biasa.
Masalah Cazorla sebenarnya dimulai bertahun-tahun lalu, yakni pada laga uji coba Timnas Spanyol vs Chile, Oktober 2013. Dia menderita hantaman keras di pergelangan kakinya, tapi tetap bermain penuh dengan tulang yang retak.
Beberapa tahun setelahnya, dia terus bermain dengan menahan rasa sakit. Sampai akhirnya rasa sakit itu tidak tertahankan lagi pada satu pertandingan, yakni duel Arsenal kontra Ludogorest Razgrad di Liga Champions.
Dia ditarik keluar sebelum pertandingan berjalan satu jam. Malam itu, Cazorla meninggalkan lapangan dengan menahan tangis.
Infeksi parah
Keep fighting, Santi 🙌 pic.twitter.com/jyVeD7zYRj
— B/R Football (@brfootball) November 16, 2017
Desember 2016, Cazorla harus naik ke meja operasi di Swedia untuk membereskan kondisi pergelangan kakinya. Namun, terjadi infeksi pada operasi itu, yang mengganggu proses pemulihannya.
Mau tak mau, Cazorla harus dioperasi beberapa kali lagi, tapi kakinya tak juga membaik. Lukanya terus terbuka, lagi dan lagi. Nanah mengalir keluar dari pergelangan kakinya di malam hari, merembes melalui sela-sela jahitannya.
Saat itulah tim medis meminta Cazorla melupakan sepak bola. Bahkan seharusnya Cazorla sudah senang jika bisa bermain di taman dengan kedua anaknya, Enzo dan India, suatu hari nanti.
Namun, ada satu hal yang diabaikan tim medis saat itu: kekuatan tekad.
Mental baja Cazorla
Fisik boleh mengkhianatinya, tapi Cazorla tidak pernah menyerah. Dia meninggalkan Arsenal dengan baik-baik, pulang ke Spanyol, bertemu dengan Dr. Mikel Sanchez, ahli bedah yang pernah menangani atlet-atlet populer sekelas Rafael Nadal dan Andres Iniesta.
Anehnya, Dr. Sanchez sendiri tak pernah melihat kasus seperti kaki Cazorla. Tendon Achilles di pergelangan kaki kanan Cazorla diserang infeksi parah yang sulit disembuhkan.
Bakteri telah menggerogoti otot tendon Cazorla, yang terpangkas hingga 8-10cm (rata-rata panjang otot tendon sampai 15cm). Infeksi ini pun telah menyebar sampai ke tulang. Bukan perkara remeh, Cazorla terancam kehilangan kakinya alias harus diamputasi.
Dr. Sanchez pun bekerja melebihi kemampuannya, menghadapi kasus baru yang belum pernah sebelumnya. Dia harus merekonstruksi otot tendon Cazorla seperti sedia kala.
Cazorla menempuh kira-kira 10 operasi lagi, kakinya ditambal sebisa mungkin. Bahkan dokter harus mengambil daging dan otot dari lengan kiri Cazorla untuk dicangkokkan pada pergelangan kaki kanannya.
Rehabilitasi gila
Perjuangan Cazorla tak berhenti di situ. Melewati operasi adalah satu hal, memulihkan diri sepenuhnya adalah hal lain. Dia harus mengejar tahun-tahun yang terbuang tanpa sepak bola.
Juli 2017, Cazorla memercayakan proses pemulihannya di tangan Herranz, mantan physio Timnas Spanyol. Menu rehabilitasi Cazorla ternyata brutal, dia pun harus berjauhan dengan keluarganya.
Sesi pemulihan dimulai pukul 10 pagi dan mungkin baru selesai pukul 11 malam. Hari-harinya dihabiskan dengan berolahraga pilates, sesi renang, dan latihan fisik.
Selangkah demi selangkah, Cazorla mulai bangkit. Agustus 2017, lari pertamanya setelah operasi. Namun, November 2017, kakinya kembali bermasalah. Dia kembali ke titik awal, otot tendonnya terluka.
Kekuatan tekad
Manusia biasa mungkin bakal menyerah jika perjuangan bertahun-tahun kembali ke titik nol dalam sekejap, tapi tidak dengan Cazorla. Dia mau naik ke meja operasi lagi, dan mau menempuh menu pemulihan gila lagi.
"Itu karena kekuatan tekadnya, mentalnya. Dia tidak pernah kehilangan keinginan untuk kembali bermain sepakbola. Dia selalu berkata -- bahkan jika saya sendiri tidak percaya -- bahwa dia akan bermain sepak bola lagi."
Cazorla mendaki gunung yang terjal. Dia kembali mencapai level terbaiknya pada Juli 2018, pada laga uji coba kontra Hercules. Itu adalah pertandingan pertamanya setelah 600 hari tanpa sepak bola.
Beberapa pekan setelahnya, Villarreal memberinya kontrak satu tahun, dengan opsi perpanjangan di musim kedua.
Pergi sebagai legenda
Aunque muchos caminamos, las leyendas DESFILAN.
— Villarreal CF (@VillarrealCF) July 19, 2020
¡Pasillo de honor 👏 para @19SCazorla & Bruno Soriano, dos groguets que han marcado una época!#VillarrealEibar pic.twitter.com/5H9mDSJg8r
Sekarang, setelah berjuang mengalahkan cedera dan bermain beberapa tahun, Cazorla akhirnya memainkan pertandingan terakhirnya untuk Villarreal. Dia sudah berusia 35 tahun dan tidak akan memperpanjang kontraknya di Villarreal.
Dia menutup musim ini dengan 11 gol dan 9 assists di La Liga, tidak buruk untuk ukuran pemain yang pernah diklaim tidak akan bisa turun ke lapangan lagi.
Cazorla belum memutuskan langkah berikutnya. Yang jelas kepergiannya bukan perpisahan, mungkin dia bakal kembali dalam peran berbeda.
"Ini bukan ucapan perpisahan, ini adalah sampai jumpa lagi. Saya selalu berkata bahwa saya akan bersikap jujur dengan klub. Ketika saya tidak bisa memberikan 100 persen, saya sendiri yang akan menyingkir," ungkap Cazorla.
"Itulah yang saya rasakan dan saya memutuskan untuk mencari petualangan baru," tandasnya.
Bagaimanapun, Cazorla akan selalu diingat sebagai legenda sepak bola yang mengalahkan cedera.
Sumber: BR Football
Baca ini juga ya!
- Musim Terburuk Versi Lionel Messi: Pecahkan Rekor Assist dan Rekor Top Scorer La Liga
- Real Madrid Cuma Imbang di Laga Terakhir, Netizen: Butuh Ronaldo Baru
- Man of the Match Leganes vs Real Madrid: Isco
- Lionel Messi Jadi Top Skor La Liga 2019-20, Raih El Pichichi Ketujuh
- Hasil Pertandingan Leganes vs Real Madrid: Skor 2-2
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 11 Juni 2020 15:40
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 19 Maret 2025 23:55
-
Liga Inggris 19 Maret 2025 23:43
-
Liga Inggris 19 Maret 2025 23:03
-
Tim Nasional 19 Maret 2025 22:57
-
Bulu Tangkis 19 Maret 2025 22:45
-
Tim Nasional 19 Maret 2025 21:26
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...