
Bola.net - Persaingan merebut gelar La Liga 2019/20 ini hanya tinggal empat pekan lagi. Masih ada Real Madrid di puncak klasemen sementara, dipisahkan empat poin dari Barcelona yang terus mengejar.
Musim ini memang berbeda dengan musim-musim sebelumnya karena jeda pandemi virus corona. Namun, satu yang sama adalah pertarungan dua tim terkuat ini untuk meraih trofi domestik kebanggaan Spanyol.
Beberapa pekan lalu, ketika sepak bola dilanjutkan kembali, Barca masih percaya diri karena unggul 2 poin dari Madrid. Namun sekarang, setelah menempuh 7 pertandingan, justru Madrid yang berbalik unggul di puncak klasemen sementara.
Advertisement
Belajar dari sejarah, sangat jarang terjadi perubahan posisi peringkat pertama dan peringkat kedua La Liga ketika sudah memasuki beberapa pekan akhir. Karena itulah besar dugaan Madrid bakal jadi juara musim ini, bukan Barcelona.
Terlebih, setidaknya ada 5 alasan yang mendukung Madrid untuk jadi juara. Apa saja? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
1. Lebih konsisten
Tujuh pertandingan telah dilalui sejak sepak bola bergulir kembali, selama itu Madrid terbukti lebih konsisten.
Dimulai dengan kemenangan 3-1 atas Eibar, Madrid kemudian mengalahkanValencia (3-0), Real Sociedad (2-1), Mallorca (2-0), Espanyol (1-0), Getafe (1-0), dan Athletic Bilbao (1-0).
Sementara sang rival, Barcelona, beberapa kali membuang poin karena hanya bisa bermain imbang. Dari tujuh pertandingan, Barca tiga kali bermain imbang yakni kontra Sevilla (0-0), Celta Vigo (2-2), dan Atletico Madrid (2-2).
Sisa 4 pertandingan
Real Madrid: Alaves, Granada, Villarreal, Leganes
Barcelona: Espanyol, Valladolid, Osasuna, Alaves
2. Masalah internal Barcelona
Pemain Barcelona pada laga melawan Atletico Madrid di Camp Nou, Rabu (1/7/2020) dini hari WIB (c) AP Photo
Musim ini bisa jadi merupakan musim terburuk Barcelona setelah bertahun-tahun. Bukan hanya masalah inkonsistensi di lapangan, ternyata ada konflik besar di balik layar.
Ya, sepanjang musim ini sudah ada berbagai isu yang membongkar kebobrokan internal Barcelona. Josep Maria Bartomeu dianggap tidak becus dan mengusung agenda pribadi.
Juga muncul isu bahwa Bartomeu sengaja menyewa jasa Buzzer media sosial untuk menyerang sejumlah pemain-pemain Barca.
Sulit membuktikan kebenaran isu ini, tapi jika menghitung berapa kali Lionel Messi harus buka suara di depan publik untuk menegur pihak klub sepanjang musim, sepertinya internal Barca memang sedang tidak sehat.
3. Skuad lebih komplet, lebih segar
Melihat pun membandingkan komposisi dan kedalaman skuad dua rival abadi ini, sepertinya layak menilai Madrid lebih unggul.
Los Blancos punya pelapis yang hampir selevel di setiap posisi, berbeda dengan Barca yang masih mengandalkan pemain-pemain itu saja. Mungkin keragaman skuad Madrid ini juga merupakan kelebihan sang pelatih, Zinedine Zidane.
Memang ada beberapa nama top yang nyaris tak tergantikan, tapi Zidane terus mengutak-atik posisi yang lain. Setiap pemain mendapatkan kesempatan, meski beberapa mengecewakan seperti Gareth Bale dan James Rodriguez.
Barcelona, di sisi lain, masih sangat bergantung pada Lionel Messi. Sejak awal Quique Setien dikritik karena kurang memercayai pemain muda, dia baru mulai berani berjudi dalam dua pertandingan terakhir.
4. Pertahanan solid
Kapten Real Madrid, Sergio Ramos (c) AP Photo
Jika ada satu alasan mengapa Madrid bisa jadi juara musim ini, kualitas pertahanan mereka wajib dipuji. Ya, meski punya banyak penyerang top, permainan Madrid musim ini dipimpin oleh barisan bek mereka.
Tercatat, Madrid hanya kebobolan dua gol dalam tujuh pertandingan terakhir. Memang beberapa di antaranya mereka hanya menang dengan skor tipis 1-0, tapi yang paling penting adalah tiga poin.
Terlebih, sang kapten Sergio Ramos merupakan top scorer kedua klub musim ini di La Liga. Ramos hanya kalah dari Karim Benzema dalam daftar pencetak gol terbanyak Madrid.
5. Tidak hanya andalkan Karim
Tidak perlu dibuktikan lagi, Barcelona sangat bergantung pada Lionel Messi. Ketika Messi dihentikan, Barca mati kutu. Ini satu kelemahan Barca yang sudah terbukti jelas.
Madrid berbeda. Sejak ditinggal Cristiano Ronaldo, beban tim dibagi sama rata. Memang ada Karim Benzema yang jadi andalan, tapi dia tidak diminta melakukan semuanya.
Beban Benzema lebih ringan karena bantuan rekan-rekannya. Tidak hanya dari Ramos, masih ada pemain-pemain lain seperti Gareth Bale, Eden Hazard, Toni Kroos, bahkan nama-nama muda seperti Vinicius Junior dan Rodrygo.
Sumber: Berbagai sumber
Baca ini juga ya!
- Foden, Greenwood, dan 2 Pemain yang Bisa Bersinar di Premier League Musim Depan
- Apakah Thiago Alcantara Cocok dengan Skema Liverpool Saat Ini?
- Sepak Bola di Lagu Indonesia: Mulai Iwan Fals, Slank, sampai Black Brothers
- Yang Bersinar dan Tenggelam Saat Barcelona Hajar Villarreal: Antoine Griezmann Bangkit!
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 6 Juli 2020 10:40
Athletic Bilbao Keluhkan VAR yang Berat Sebelah ke Real Madrid
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 21 Maret 2025 01:01
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 00:52
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 00:41
-
Liga Italia 21 Maret 2025 00:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:54
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:49
MOST VIEWED
- Rapor Pemain Barcelona Saat Comeback di Kandang Atletico Madrid: Lamine Yamal Sungguh Mantap, Ferran Torres Supersub!
- Nonton Atletico Madrid vs Barcelona - Live Streaming La Liga 2024/2025
- Mbappe Buka Suara Soal Perbandingan dengan Cristiano Ronaldo dan Ronaldo Nazario
- Hasil Atletico Madrid vs Barcelona: Skor 2-4
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...