Adu Kekuatan Barcelona 2008/09 vs Real Madrid 2016/17, Siapa yang Menang?

Adu Kekuatan Barcelona 2008/09 vs Real Madrid 2016/17, Siapa yang Menang?
Pelatih Manchester City, Josep Guardiola. (c) AP Photo

Bola.net - Duel Barcelona vs Real Madrid alias El Clasico selalu dinilai sebagai salah satu pertandingan terbaik di dunia. Jika demikian, apa yang terjadi andai versi terbaik kedua tim diduelkan?

Beberapa silam, Barcelona pernah mendefinisikan ulang sepak bola dengan tiki-taka era Josep Guardiola. Saat itu mereka benar-benar kuat, khususnya di musim 2008/09 ketika tim-tim lawan masih belum memahami kelemahan tiki-taka.

Real Madrid pun pernah berjaya dengan meraih tiga gelar Liga Champions beruntun pada musim 2015/16, 2016/17, dan 2017/18. Dari tiga musim tersebut, puncak kekuatan pasukan Zinedine Zidane ada di musim 2016/17 saat mereka mampu mengawinkan trofi La Liga dengan Liga Champions.

Kini, andai kedua tim itu diadu, siapa yang bakal jadi pemenang? Scroll ke bawah ya, Bolaneters!

1 dari 7 halaman

Barcelona 2008/09

Barcelona 2008/09 (c) UEFABarcelona 2008/09 (c) UEFA

Tidak ada yang menduga Pep Guardiola bisa jadi salah satu pelatih terbaik di dunia ketika menangani tim inti Barcelona pada tahun 2008.

Musim itu bisa jadi dianggap sebagai musim terbaik dalam sejarah sepak bola Eropa. Barca menyapu bersih setiap trofi, mendefinisikan ulang bagaimana permainan sepak bola dan bagaimana dominasi dalam semusim.

Total, Barcelona meraih 6 trofi pada satu tahun kalender 2009. Yakni treble La Liga, Liga Champions, dan Copa del Rey. Mereka mengalahkan Athletic Bilbao di final Copa dan mengalahkan Manchester United di final Liga Champions.

Treble itu seakan-akan tidak cukup, Barca lalu menyapu bersih menjuarai Supercopa de Espana, UEFA Super Cup, dan Piala Dunia Antarklub.

2 dari 7 halaman

Real Madrid 2016/17

Real Madrid 2016-17 (c) AFPReal Madrid 2016-17 (c) AFP

Di bawah Zinedine Zidane, Real Madrid meraih empat trofi dalam semusim 2016/17.

Mereka memulainya dengan kemenangan atas Sevilla di Piala Super Eropa, lalu mengalahkan Kashima Atnlers di ajang Piala Dunia Antar klub di akhir tahun2016.

Dua gelar itu dilengkapi dengan trofi La Liga setelah lima tahun berpuasa. Madrid bisa mengalahkan Barcelona dalam perebutan gelar juara, padahal raksasa Catalan itu bisa mencetak 116 gol di liga.

Lalu, setelah mengalahkan Napoli, Bayern Munchen, dan Atletico di Liga Champions, Madrid menghajar Juventus 4-1 di partai final di Cardiff untuk meraih trofi eropa ketiga mereka dalam empat tahun.

3 dari 7 halaman

Torehan trofi, siapa lebih baik?

Untuk satu hal ini Barca jelas lebih unggul. Mereka menyapu bersih siap trofi yang tersedia. Faktanya, Barca 2008/09 merupakan tim Spanyol pertama yang bisa meraih treble winners.

Terlebih, mereka melengkapinya dengan meraih tiga trofi kompetisi singkat lainnya, mulai Piala Super Spanyol, Eropa, sampai Piala Dunia Antarklub.

Real Madrid 2016/17 juga tidak buruk. Mereka meraih lima trofi* dalam satu tahun kalender, hanya kalah dua trofi dari Barca. Satu trofi yang gagal diraih Madrid adalah Copa del Rey.

Sebenarnya tidak adil membandingkan dua tim berbeda era. Namun, jika bicara trofi saja, Barca menang 6-4 dari Madrid.

4 dari 7 halaman

Soal taktik, siapa lebih baik?

Sekali lagi, membandingkan dua tim kuat di era berbeda tidaklah adil. Namun, setidaknya kita bisa menganalisisnya berdasarkan konteks tahun keemasan masing-masing tim.

Tahun 2008 lalu, tidak ada yang tahu bahwa penguasaan bola bisa ditingkatkan ke level yang jauh berbeda. Guardiola benar-benar mematahkan setiap keraguan terhadap kemampuannya, yang sebelumnya sekadar jadi pelatih tim muda Barca.

Guardiola mengenalkan tiki-taka, gaya bermain penguasaan bola dengan aliran umpan yang terus bergerak dalam formasi segitiga. Saat itu, tim-tim lawan mati kutu menghadapi Barcelona. Melihat penguasaan bola Barca sampai di angka 70% adalah hal lumrah.

Zinedine Zidane (c) AP PhotoZinedine Zidane (c) AP Photo

Madrid musim 2016/17 mungkin tidak segemilang Barcelona 2008/09, tapi Zinedine Zidane jelas membuktikan kegeniusannya. Alih-alih terpaku pada satu taktik, Zidane cenderung mengutak atik skuadnya.

Dia memulai musim dengan 4-3-3, lalu mengubahnya jadi 4-4-2 berlian dengan Isco sebagai penyerang lubang. Taktik ini benar-benar jitu.

Andai kedua tim diadu, tiki-taka lawan 4-4-2 Zidane, bagaimana hasil akhirnya? Tidak ada yang tahu, yang jelas dua tim ini luar biasa.

5 dari 7 halaman

Komposisi skuad, siapa lebih baik?

Momen ketika Lionel Messi membuat pemain senior Manchester United kelimpungan. (c) FIFA/gettyMomen ketika Lionel Messi membuat pemain senior Manchester United kelimpungan. (c) FIFA/getty

Lionel Messi, Xavi, Iniesta, Carles Puyol, Gerard Pique, Dani Alves, Thierry Henry, Samuel Eto'o, skuad Barca benar-benar kuat.

Lalu ada Real Madrid dengan Sergio Ramos, Raphale Varane, Toni Kroos, Luka Modric, Isco, Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Karim Benzema.

Siapa yang lebih baik? Sekali lagi, membandingkan dua tim beda era cenderung bias. Umumnya mereka yang bermain lebih lama bakal dianggap sebagai legenda, skuad Barca 2008/09 jelas legendaris.

Andai kedua tim diadu, pertahanan Madrid boleh jadi bakal kelimpungan menghadapi serangan Messi-Henry-Eto'o, tapi Barca juga tidak bisa bersantai menahan gempuran Ronaldo dan Bale pada puncak performa mereka.

6 dari 7 halaman

Duel pelatih, siapa lebih baik?

Pelatih Manchester City, Josep Guardiola. (c) AP PhotoPelatih Manchester City, Josep Guardiola. (c) AP Photo

Pep Guardiola dan Zinedine Zidane. Dua pelatih top ini sebenarnya sudah beradu taktik musim ini, tepatnya Manchester City vs Real Madrid di Liga Champions. Namun, situasinya tidak ideal, Madrid sedang dalam proses pembangunan skuad kembali.

Dua pelatih ini sama-sama genius dalam era mereka masing-masing. Guardiola jelas pelatih cerdas karena mampu mempersembahkan begitu banyak trofi bagi Barca, tapi Zidane tidak bisa dipandang remeh.

Dua pelatih ini seimbang. Andai kedua tim asuhan mereka bertemu dalam bentuk terbaiknya, bisa jadi pertandingan harus dilanjutkan sampai adu penalti. Guardiola cenderung mengandalkan satu taktik, Zidane bisa mengutak-atik tim tergantung lawan.

7 dari 7 halaman

Kesimpulan

Melihat capaiaan trofi, 6 vs 5, Barcelona boleh lebih unggul. Madrid tim hebat yang bisa menjuarai Liga Champions tiga tahun beruntun, tapi Barcelona 2008/09 benar-benar istimewa.

Perbedaannya satu, tapi begitu kentara. Barcelona mendefinisikan era, membentuk ulang gaya dominasi penguasaan bola. Tiki-taka benar-benar ampuh pada saat itu, meski hanya bertahan beberapa tahun.

Zidane punya keunggulannya sendiri, dengan tiga trofi Liga Champions beruntun. Torehan itulah yang membedakan Madrid dengan Barca beberapa tahun lalu.

Sumber: Berbagai Sumber

*terjadi kesalahan penulisan, sudah direvisi