8 Alasan untuk Menyebut Barcelona Kini Sedang Dalam Situasi Krisis

8 Alasan untuk Menyebut Barcelona Kini Sedang Dalam Situasi Krisis
Skuad Barcelona merayakan gol Ansu Fati ke gawang Ferencvaros, Liga Champions 2020/21 (c) AP Photo

Bola.net - Barcelona sempat menjanjikan aksi yang impresif pada awal musim 2020/2021. Akan tetapi, klub asal Catalan mulai menunjukkan jika performa tim belum konsisten dan sedang krisis.

Barcelona mulai musim 2020/2021 dengan situasi yang serba sulit. Mereka belum bisa lepas dari mimpi buruk musim 2019/2020, tanpa gelar dan kalah 8-2 dari Bayern Munchen.

Situasi makin buruk dengan konflik di level direksi. Belum laga aksi Lionel Messi yang meminta klub untuk melepasnya. Pada akhirnya, kedua pihak sepakat untuk saling berdamai.

Paling baru, Barcelona kalah dengan skor 1-3 dari Real Madrid di Camp Nou. Kekalahan dari Real Madrid tidak bisa disikapi dengan biasa, sebab duel El Clasico punya nilai yang tinggi bagi rivalitas kedua klub.

Barcelona kini dalam krisis. Tidak percaya? Simak 8 alasannya di bawah ini ya Bolaneters.

1 dari 8 halaman

Hasil Pertandingan

Hasil Pertandingan

Sergio Ramos vs Lionel Messi (c) AP Photo

Barcelona memulai musim dengan hasil bagus, menang atas Villarreal dan Celta Vigo. Saat itu, seolah semua masalah yang terjadi sudah berakhir dan Barcelona siap menatap era baru yang indah.

Namun, laga melawan Sevilla [imbang] dan Getafe [kalah] seolah menampar wajah Barcelona. Lalu, Barcelona juga kalah saat menjamu Real Madrid.

Barcelona kemudian memang menang lawan Ferencvaros di ajang Liga Champions. Namun, hasil ini dirasa belum cukup untuk menutup performa minor saat berjumpa Getafe.

2 dari 8 halaman

Inkonsistensi

Inkonsistensi

Pelatih Barcelona, Ronald Koeman, sedang memberi instruksi pada laga melawan Celta Vigo di pekan keempat La Liga 2020/2021 (c) AP Photo

Ronald Koeman ingin mengubah cara bermain Barcelona, lebih dari sekadar formasi. Sang pelatih yakin bahwa itu hanya masalah waktu untuk tampil konsisten, tetapi hasil buruk tiga laga di atas harus menjadi evaluasi.

Ronald Koeman belum mendapatkan apa yang diinginkan. Barcelona memang tampil agresif, tetapi tidak cukup solid ketika harus bertahan.

Barcelona belum menemukan performa yang konsisten di bawah kendali Ronald Koeman.

3 dari 8 halaman

El Clasico

El Clasico

La Liga, Barcelona vs Real Madrid (c) Bola.net

Laga El Clasico tentu tidak bisa dimaknai sebagai perebutan tiga poin saja. Sebagai dua klub yang sangat dominan di La Liga, hasil laga El Clasico juga menjadi cerminan klub mana yang lebih kuat antara Barcelona dan Real Madrid.

Barcelona kalah 1-3 dari Real Madrid di Camp Nou. Hasil ini dikhawatirkan bakal merusak mental tim. Seperti yang terjadi saat Barcelona kalah 8-2 dari Bayern Munchen akhir musim lalu.

Kini, patut dinanti respon dari Lionel Messi dan kolega usai kalah di El Clasico.

4 dari 8 halaman

Performa Lionel Messi

Performa Lionel Messi

Kapten Barcelona, Lionel Messi. (c) AP Photo

Barcelona telah bergantung pada Lionel Messi untuk waktu yang lama. Walau ada pemain bintang di sekitar Lionel Messi, nyatanya peran penting pemain 33 tahun tak pernah tergantikan.

Pada musim 2020/2021, Lionel Messi memulai musim dengan dua rasa kecewa. Pertama, kecewa karena klub tidak menepati janji untuk melepasnya. Kedua, kecewa karena klub melepas Luis Suarez.

Lionel Messi masih berada di level tinggi. Masih bermain sangat bagus. Akan tetapi, sejauh ini dia baru mencetak dua gol dan satu assist. Dua gol itu pun dicetak dari eksekusi penalti.

5 dari 8 halaman

Menunggu Antoine Griezmann

Menunggu Antoine Griezmann

Antoine Griezmann pada sesi pemanasan sebelum laga melawan Bayern Munchen di Liga Champions musim 2019/2020 (c) AP Photo

Antoine Griezmann menjadi salah satu pemain paling mahal dalam sejarah transfer Barcelona. Akan tetapi, pria asal Prancis sejauh ini belum menunjukkan performa yang memuaskan.

Griezmann belakangan justru kalah bersinar dengan pemain 17 tahun, Ansu Fati.

Ada sejumlah analisis terkait belum maksimalnya Griezmann. Pertamanya, penempatan posisi yang kurang tepat. Kedua, Griezmann belum beradaptasi dengan cara bermain Barcelona yang berbeda jauh dari Atletico Madrid.

6 dari 8 halaman

Konflik internal

Konflik internal

Josep Maria Bartomeu. (c) AFP

Seperti diketahui, ada banyak masalah di jajaran manajemen Barcelona. Josep Maria Bartomeu sempat dihadapkan pada mosi tidak percaya dan mundurnya beberapa direksi klub.

Bartomeu juga sempat tersandung skandal penyewaan jasa 'buzzer' untuk menyerang rivalnya dan para pemain penting Barcelona. Salah satunya adalah Lionel Messi.

Paling baru, manajemen klub telah mengajukan rencana pemotongan gaji ke pemain. Rencana itu ditolak oleh para pemain. Sebab, hal yang sama sudah dilakukan pada musim 2019/2020 lalu sebagai dampak dari Covid-19.

7 dari 8 halaman

Pertahanan Bocor

Pertahanan Bocor

Clement Lenglet mendapat kartu kuning pada duel Barcelona vs Real Madrid, Kamis (19/12/2019) dini hari WIB di Camp Nou. (c) AP Photo

Barcelona memulai dua laga awal musim 2020/2021 dengan baik, dua laga tidak kebobolan dan mencetak tujuh gol. Namun, setelah itu, mulai nampak bahwa pertahanan Barcelona tidak cukup solid untuk bersaing.

Gerard Pique kehilangan permainan yang konsisten. Sedangkan, Clement Lenglet juga tidak dalam kondisi yang bagus. Kedua bek tengah itu sudah mendapatkan masing-masing satu kartu merah pada musim ini.

Belum laga pelanggaran tidak perlu yang dilakukan Lenglet dan Frenkie de Jong pada laga melawan Real Madrid dan Getafe. Dua pelanggaran yang membuat Barcelona dihukum penalti.

8 dari 8 halaman

Masalah di Lini Tengah

Masalah di Lini Tengah

Frenkie De Jong Berpose dengan Seragam Barcelona di Camp Nou (c) FC Barcelona Official

Frenkie de Jong bagaimana pun telah tampil bagus. Mantan pemain Ajax itu nampak sangat nyaman dengan sistem baru yang dibawa Ronald Koeman, tetapi tidak dengan Sergio Busquets.

Pemain 32 tahun kesulitan tampil maksimal pada peran pivot bersama Frenkie de Jong. Pada laga melawan Real Madrid, dia memberi banyak ruang pada Fede Valverde dan Toni Kroos.

Barcelona masih punya Miralem Pjanic yang bisa bermain sebagai pivot. Hanya saja, pemain 30 tahun itu tak kunjung mendapatkan kepercayaan dari Koeman.

Sumber: Marca