
Bola.net - Penyerang legendaris Ukraina Andriy Shevchenko, bermimpi dapat memimpin negaranya ke kejayaan di kandang sendiri pada Euro 2012 ketika ia ingin mengakhiri karir gemerlapnya yang telah membawanya bermain di liga-liga terbaik Eropa.
Kehidupan Shevchenko, yang pertama kali mencuri perhatian pada periode 1990-an saat bermain di Dinamo Kiev di bawah asuhan pelatih hebat Valeriy Lobanovskiy, kini semakin mendekati lingkaran penuh saat ia menghadapi masa senja di karirnya untuk Dynamo Kiev dan Euro 2012.
Sepanjang karirnya, Schevchenko telah mengumpulkan penghargaan pesepak bola terbaik Eropa pada 2004, sepanjang tujuh tahun penuh kejayaan dengan AC Milan, dan masa-masa tidak sukses di Chelsea, yang diikuti oleh kepulangannya ke Kiev pada 2009.
"Saat saya masih anak-anak, saya memimpikan banyak hal," kata Shevchenko kepada para pewarta saat ia menyaksikan trofi Euro memulai perjalanannya melewati Ukraina.
"Saya bermimpi dengan tulus dan dengan segenap hati. Maka saya meminta semua warga Ukraina untuk mempercayai hati mereka bahwa impian Euro 2012 dapat menjadi kenyataan." "Dan mimpi ini juga menjadi perhatian timnas Ukraina di (putaran) final," tambahnya.
"Kami perlu bermimpi tentang kemenangan dengan hati kami." Bahkan meski lama menghabiskan karirnya di luar negeri, Shevchenko tetap merupakan seorang patriot dan menjadi kapten Ukraina untuk membawa negara tersebut mencapai perempat-final Piala Dunia 2006.
Shevchenko telah menjadi pengusung harapan sepak bola negaranya selama 15 tahun, dan tidak ada hal lain yang lebih baik untuk menutup karirnya selain kejayaan di Euro, di mana Ukraina merupakan tuan rumah bersama dengan Polandia.
Beberapa penggemar sepak bola Ukraina telah melupakan hat-tricknya saat Dynamo menang 4-0 atas Barcelona di Nou Camp pada 1997, di mana tim Kiev yang dihuni pemain-pemain muda dan dinamis dipimpin oleh mentornya, Lobanovsky.
Ketika AC Milan menjuarai Liga Champions pada 2003, Shevchenko membawa trofi tersebut ke sebuah monumen untuk mengenang Lobanovsky di Kiev, yang meninggal dunia karena stroke pada 2002.
Harapan Ukraina di Euro 2012 diremukkan oleh fakta bahwa mereka berada di grup yang berat, di mana mereka berada satu grup dengan Prancis dan Inggris, serta tim yang secara tradisional selalu tangguh, Swedia. Mereka juga direpotkan oleh masalah cedera dan krisis kiper.
Namun harapan Shevchenko (35) tidak meredup. "Kami memiliki tim muda dengan potensi hebat. Banyak hal akan bergantung pada bagaimana para pemain mengatasi tekanan psikologis. Jika mereka dapat mengatasinya, kami memiliki peluang bagus untuk sampai ke babak sistem gugur," katanya yakin.
"Bagian terbaik dari permainan kami adalah perubahan cepat dari bertahan menjadi menyerang, kami memiliki beberapa pemain cepat, dan permainan kami akan dibangun dari serangan balik dengan penggunaan (pemain-pemain) sayap." Shevchenko mengakui bahwa seiring berjalannya waktu, ia tidak berada di performa terbaiknya, dan masih tertinggal 30 persen dari kebutuhan kebugaran penuh yang disyaratkan untuk Euro.
"Jika saya tidak merasa baik, jika saya tidak merasa bahwa saya dapat bermain di level tertinggi, maka saya tidak akan bermain di Euro 2012. Namun dengan setiap pertandingan, kondisiku berkembang."
Shevchenko paham benar bahwa masa-masa bermainnya sudah hampir habis, dan ia juga merasakan sedikit kekecewaan pada musim ini setelah klub kesayangannya, Dynamo, nyaris dikalahkan rival abadi, Shakhtar Donetsk, pada perebutan gelar Liga Ukraina.
"Setelah Euro berakhir, saya akan mengatur masa depan karirku. Saya akan melihat apakah tingkat kesehatan mengizinkanku melakukan ini." (afp/lex)
Kehidupan Shevchenko, yang pertama kali mencuri perhatian pada periode 1990-an saat bermain di Dinamo Kiev di bawah asuhan pelatih hebat Valeriy Lobanovskiy, kini semakin mendekati lingkaran penuh saat ia menghadapi masa senja di karirnya untuk Dynamo Kiev dan Euro 2012.
Sepanjang karirnya, Schevchenko telah mengumpulkan penghargaan pesepak bola terbaik Eropa pada 2004, sepanjang tujuh tahun penuh kejayaan dengan AC Milan, dan masa-masa tidak sukses di Chelsea, yang diikuti oleh kepulangannya ke Kiev pada 2009.
"Saat saya masih anak-anak, saya memimpikan banyak hal," kata Shevchenko kepada para pewarta saat ia menyaksikan trofi Euro memulai perjalanannya melewati Ukraina.
"Saya bermimpi dengan tulus dan dengan segenap hati. Maka saya meminta semua warga Ukraina untuk mempercayai hati mereka bahwa impian Euro 2012 dapat menjadi kenyataan." "Dan mimpi ini juga menjadi perhatian timnas Ukraina di (putaran) final," tambahnya.
"Kami perlu bermimpi tentang kemenangan dengan hati kami." Bahkan meski lama menghabiskan karirnya di luar negeri, Shevchenko tetap merupakan seorang patriot dan menjadi kapten Ukraina untuk membawa negara tersebut mencapai perempat-final Piala Dunia 2006.
Shevchenko telah menjadi pengusung harapan sepak bola negaranya selama 15 tahun, dan tidak ada hal lain yang lebih baik untuk menutup karirnya selain kejayaan di Euro, di mana Ukraina merupakan tuan rumah bersama dengan Polandia.
Beberapa penggemar sepak bola Ukraina telah melupakan hat-tricknya saat Dynamo menang 4-0 atas Barcelona di Nou Camp pada 1997, di mana tim Kiev yang dihuni pemain-pemain muda dan dinamis dipimpin oleh mentornya, Lobanovsky.
Ketika AC Milan menjuarai Liga Champions pada 2003, Shevchenko membawa trofi tersebut ke sebuah monumen untuk mengenang Lobanovsky di Kiev, yang meninggal dunia karena stroke pada 2002.
Harapan Ukraina di Euro 2012 diremukkan oleh fakta bahwa mereka berada di grup yang berat, di mana mereka berada satu grup dengan Prancis dan Inggris, serta tim yang secara tradisional selalu tangguh, Swedia. Mereka juga direpotkan oleh masalah cedera dan krisis kiper.
Namun harapan Shevchenko (35) tidak meredup. "Kami memiliki tim muda dengan potensi hebat. Banyak hal akan bergantung pada bagaimana para pemain mengatasi tekanan psikologis. Jika mereka dapat mengatasinya, kami memiliki peluang bagus untuk sampai ke babak sistem gugur," katanya yakin.
"Bagian terbaik dari permainan kami adalah perubahan cepat dari bertahan menjadi menyerang, kami memiliki beberapa pemain cepat, dan permainan kami akan dibangun dari serangan balik dengan penggunaan (pemain-pemain) sayap." Shevchenko mengakui bahwa seiring berjalannya waktu, ia tidak berada di performa terbaiknya, dan masih tertinggal 30 persen dari kebutuhan kebugaran penuh yang disyaratkan untuk Euro.
"Jika saya tidak merasa baik, jika saya tidak merasa bahwa saya dapat bermain di level tertinggi, maka saya tidak akan bermain di Euro 2012. Namun dengan setiap pertandingan, kondisiku berkembang."
Shevchenko paham benar bahwa masa-masa bermainnya sudah hampir habis, dan ia juga merasakan sedikit kekecewaan pada musim ini setelah klub kesayangannya, Dynamo, nyaris dikalahkan rival abadi, Shakhtar Donetsk, pada perebutan gelar Liga Ukraina.
"Setelah Euro berakhir, saya akan mengatur masa depan karirku. Saya akan melihat apakah tingkat kesehatan mengizinkanku melakukan ini." (afp/lex)
Advertisement
Berita Terkait
-
Open Play 1 Juni 2012 21:14
-
Open Play 1 Juni 2012 20:05
-
Open Play 1 Juni 2012 19:11
-
Open Play 1 Juni 2012 18:08
-
Piala Eropa 1 Juni 2012 17:30
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 22 Maret 2025 07:53
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:44
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:42
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:29
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 07:15
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 06:43
BERITA LAINNYA
-
piala eropa 22 Maret 2025 07:15
-
piala eropa 22 Maret 2025 05:11
-
piala eropa 22 Maret 2025 04:48
-
piala eropa 22 Maret 2025 04:41
-
piala eropa 21 Maret 2025 23:46
-
piala eropa 21 Maret 2025 23:04
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...