Matador Butuh Pedang yang Lebih Tajam untuk Jinakkan Oranye

Matador Butuh Pedang yang Lebih Tajam untuk Jinakkan Oranye
Lamine Yamal (kanan) berebut bola dengan Jorrel Hato dalam laga UEFA Nations League antara Belanda vs Spanyol, Jumat (21/3/2025). (c) AP Photo/Peter Dejong

Bola.net - Timnas Spanyol dihadapkan pada sebuah ujian sulit di Mestalla, Senin, 24 Maret 2025. Setelah bermain imbang 2-2 di leg pertama melawan Belanda, mereka harus tampil sempurna di kandang. Kemenangan menjadi harga mati demi tiket semifinal UEFA Nations League 2024/2025.

Dominasi di Rotterdam tak cukup mengantar Spanyol meraih kemenangan. Penguasaan bola lebih baik dan jumlah peluang lebih banyak tak bisa dikonversi menjadi keunggulan. Kini, La Roja harus belajar dari kesalahan untuk menundukkan Oranye.

Mestalla akan menjadi saksi ketangguhan Spanyol. Catatan impresif mereka di kandang harus dipertahankan. Namun, tanpa eksekusi yang lebih tajam, dominasi bisa kembali menjadi sia-sia.

1 dari 5 halaman

Memanfaatkan Keunggulan Penguasaan Bola

Spanyol selalu dikenal sebagai tim dengan gaya bermain berbasis penguasaan bola. Dominasi 60% di leg pertama membuktikan bahwa mereka mampu mendikte permainan. Namun, itu tak cukup tanpa efektivitas dalam penyelesaian akhir.

Luis de la Fuente perlu memastikan bahwa penguasaan bola di Mestalla bukan sekadar statistik. Spanyol harus mampu menciptakan peluang berbahaya dan mengonversinya menjadi gol lebih cepat.

Di leg pertama, mereka unggul dulu tetapi kehilangan momentum. Kedisiplinan dalam mempertahankan keunggulan sangat krusial agar Belanda tak kembali mencuri kesempatan.

2 dari 5 halaman

Meredam Winger Belanda

Belanda memiliki senjata utama dalam kecepatan para pemain sayapnya. Jeremie Frimpong dan Cody Gakpo menjadi ancaman nyata di sisi lapangan. Gol kedua Belanda di leg pertama pun lahir dari pergerakan cepat mereka.

Spanyol harus lebih disiplin dalam bertahan. Bek sayap mereka tak boleh terlalu maju tanpa perlindungan yang cukup. Jika Frimpong dan Gakpo dibiarkan leluasa, Spanyol bisa kembali kecolongan.

Koordinasi antara lini tengah dan lini belakang menjadi kunci. Jika pressing terlalu tinggi tanpa keseimbangan, serangan balik Belanda bisa menjadi mimpi buruk.

3 dari 5 halaman

Memaksimalkan Konversi Peluang

Nico Williams dan Pedri menunjukkan sinergi yang baik di leg pertama. Kombinasi mereka menghasilkan gol cepat yang sempat memberi keunggulan bagi Spanyol. Namun, lini depan harus lebih klinis di laga penentuan ini.

Mikel Merino bisa kembali menjadi faktor pembeda. Golnya di menit akhir di Rotterdam membuktikan pentingnya pemain yang bisa datang dari lini kedua. Pemanfaatan bola mati juga bisa menjadi senjata tambahan.

Selain itu, efektivitas ujung tombak di depan gawang akan sangat menentukan. Spanyol membutuhkan seorang finisher yang bisa mengubah peluang menjadi gol tanpa banyak sentuhan.

4 dari 5 halaman

Menjaga Fokus hingga Peluit Akhir

Belanda menunjukkan ketangguhannya di leg pertama. Meski bermain dengan 10 orang sejak menit ke-81, mereka hampir menang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki daya juang tinggi.

Spanyol tak boleh lengah, bahkan jika sudah unggul. Fokus harus dijaga sepanjang 90 menit, terutama di menit-menit akhir. Belanda bisa mencuri gol kapan saja jika diberi celah sekecil apa pun.

Kesabaran dan kedisiplinan menjadi faktor utama. Jika Spanyol bisa menjaga mentalitas hingga akhir laga, peluang mereka untuk melaju ke semifinal akan semakin besar.

5 dari 5 halaman

Pembuktian di Mestalla

Spanyol punya semua modal untuk menyingkirkan Belanda. Penguasaan bola yang lebih baik, catatan kandang impresif, dan kedalaman skuad yang mumpuni menjadi keunggulan utama mereka.

Namun, semua itu akan sia-sia tanpa eksekusi yang lebih tajam. Jika ingin melaju ke semifinal, La Roja harus mengasah pedangnya dan memastikan setiap peluang berbuah gol.

Mestalla harus menjadi arena di mana mereka menunjukkan kualitas sejati mereka.