
Bola.net - Italia mengamankan tiket ke final Euro 2020 usai mengalahkan Spanyol dalam laga semifinal yang diselenggarakan di Wembley Stadium, Rabu (7/7/2021) kemarin. Perjuangannya cukup berat, karena kemenangan baru bisa diraih lewat drama adu penalti.
Timnas Italia kali pertama berlaga di final saat bertindak sebagai tuan rumah pada 1968. Ketika itu, belum ada aturan adu penalti untuk menentukan pemenang. Sehingga Italia dan Yugoslavia yang bermain imbang 1-1 sampai babak perpanjangan waktu, bertemu dua hari kemudian.
Pada laga ulang ini, Italia berhasil menang 2-0 atas Yugoslavia berkat gol yang masing-masing dicetak oleh Luigi Riva dan Pietro Anastasi. Dua laga final berikutnya yang dimainkan Italia terjadi pada 2000 dan 2012.
Advertisement
Pada final Euro 2000, Italia yang ditangani Dino Zoff takluk ditangan Perancis dengan skor 1-2 di babak perpanjangan waktu. Sedang pada 2012, Italia dipermalukan Spanyol empat gol tanpa balas pada laga final yang berlangsung di Stadion Olimpiade Kiev, Ukrania.
Ada dua pemain edisi 2021 yang masih menjadi pilar Italia di Euro 2020. Mereka adalah Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini, duet bek Juventus yang tetap menjadi pemain kunci di lini belakang tim asuhan Roberto Mancini.
"Meski Bonucci dan Chiellini masih dipertahankan untuk menjaga pamor Italia yang dikenal kuat dalam bertahan, sejatinya, permainan tim Azzurri di era Mancini sudah berbeda. Mereka kini lebih agresif menekan lawan dengan mengandalkan kolektivitas," ungkap Isnan Ali, mantan bek timnas Indonesia yang dihubungi Bola.com, Jumat (9/7/2021).
Isnan Ali merujuk produktivitas gol Italia yang terbilang tinggi di Euro 2020. Di mana dalam enam partai yang telah mereka mainkan, Italia mengoleksi 12 gol. Menariknya, tidak ada satu pun pemain Italia yang masuk dalam dua besar top skor sementara.
Tercatat lima pemain yang sama-sama mencetak dua gol buat Italia yakni Lorenzo Insigne, Ciro Immobile, Matteo Pessina, Federico Chiesa dan Manuel Locatelli.
Fakta ini menunjukkan Italia di era Mancini tak lagi mengandalkan pemain bintang seperti ketika mereka pernah menggantungkan harapannya pada sejumlah nama besar seperti Paolo Rossi, Roberto Baggio, Alessandro del Piero dan Filippo Inzaghi untuk menjebol gawang lawan pada masa lalu.
Efektivitas Italia
Buat Isnan Ali, Timnas Italia kali ini lebih banyak tampil dengan permainan menekan atau high pressure di area tim lawan. Kecuali saat menghadapi Spanyol di semifinal ajang Euro 2020.
"Mereka memang tetap menekan lawan, tapi harus diakui Spanyol yang memiliki pemain dengan kualitas di atas rata-rata lebih unggul dalam penguasaan bola," terang Isnan yang kini sedang mengikuti kursus kepelatihan lisensi A-AFC ini.
Dalam situasi ini, Italia menunjukan permainan yang lebih efektif dari Spanyol. Isnan merujuk statistik penguasaan bola Italia yang hanya 29 persen sedang Sanyol mencapai 71 persen.
"Tapi faktanya, Italia hanya kalah satu tembakan mengarah ke gawang dibandingkan Spanyol yang lima kali nyaris memjebol gawang mereka," ungkap Isnan menilai duel yang berakhir imbang 1-1 sebelum dilanjutkan dengan adu penalti itu.
Secara khusus, Isnan memuji keputusan Mancini yang memberikan kepercayaan kepada semua pemain untuk mendapatkan menit bermain di Euro 2000. Termasuk saat meladeni Spanyol, di mana Mancini melakukan enam pergantian pada laga itu.
Hanya lima pemain yang tampil penuh yakni Gianluigi Donnarumma, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Giovanni Di Lorenzo dan Jorginho.
Masalah Antisipasi Serangan Balik
Meski langkah Italia terbilang mulus, Isnan Ali menilai permainan agresif dan menekan ala tim Gli Azzurri menyimpan kelemahan. Khususnya menghadapi tim yang bermain sama tapi memiliki striker yang efektif.
"Sebelum Alvaro Morata masuk, Italia sukses meredam keunggulan penguasaan bola Spanyol. Kita ketahui, Moratta tidak hanya jeli melihat ruang kosong di lini belakang, tapi juga rajin bergerak dan menjemput bola," terang Isnan.
Kelemahan ini bisa dioptimalkan tuan rumah Inggris, lawan mereka pada laga final di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dinihari WIB. Dimata Isnan, Inggris memiliki penyerang sayap yang memiliki kecepatan untuk menerapkan serangan balik pada diri Raheem Sterling dan Bukayo Saka atau Jack Grealish.
"Inggris juga punya striker efektif yakni Harry Kane yang cara mainnya seperti Morata. Harry Kane menunjukkan kapasitasnya itu ketika Inggris mengalahkan Denmark di semifinal," pungkas Isnan.
Disadur dari: Bola.com (Abdi Satria/Hendry Wibowo)
Diunggah pada: 9 Juli 2021
Baca Juga:
- Teco: Brasil Juara Copa America 2021, Italia Juara Euro 2020
- Starting XI Gabungan Italia dan Inggris di Euro 2020: Pilih Pickford atau Donnarumma?
- Starting XI Inggris saat Keok dari Italia di Euro 2012, di Mana Mereka Sekarang?
- Bedah Kekuatan Inggris di Euro 2020: Tim Solid, Spirit Tinggi, Tuah Wembley
- Starting XI Italia saat Kalahkan Inggris di Euro 2012, di Mana Mereka Sekarang?
Advertisement
Berita Terkait
-
Piala Eropa 8 Juli 2021 12:48
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 12:29
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 12:15
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 12:01
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 11:56
-
Otomotif 20 Maret 2025 11:48
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 11:45
BERITA LAINNYA
-
piala eropa 20 Maret 2025 11:36
-
piala eropa 20 Maret 2025 11:27
-
piala eropa 20 Maret 2025 11:08
-
piala eropa 20 Maret 2025 10:49
-
piala eropa 20 Maret 2025 10:33
-
piala eropa 20 Maret 2025 07:46
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...