Warisan Piala Dunia U-17 2023 untuk Indonesia: Pengamanan Ramah, Teknologi Memudahkan, dan Alasan Mengapa Mimpi tak Boleh Berhenti

Warisan Piala Dunia U-17 2023 untuk Indonesia: Pengamanan Ramah, Teknologi Memudahkan, dan Alasan Mengapa Mimpi tak Boleh Berhenti
Final Piala Dunia U-17 2023, Sabtu (2/12/2023) (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Piala Dunia U-17 2023 telah digelar. Label sukses mengiringi penyelenggaraan Piala Dunia U-17 edisi ke-19 yang digelar di Indonesia mulai 10 November hingga 2 Desember 2023 lalu. Dan setelah itu semua, sekarang waktunya sepak bola Indonesia untuk belajar.

Melihat mepetnya waktu mulai dari ditunjuk sebagai tuan rumah hingga penyelenggaraan turnamen, Indonesia memang menunjukkan komitmen luar biasa untuk bisa sesuai harapan FIFA. Terutama dalam hal penyelenggaraan turnamen.

Harapan besar ditunjukkan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino kepada Indonesia. Sampai-sampai, dua bulan sebelum penyelenggaraan, ia mengunggah keyakinan bahwa Indonesia sebagai negara yang indah, akan sukses menyelenggarakan turnamen yang jadi pintu awal untuk menjadi pemain kelas dunia.

"FIFA World Cup U-17 yang akan digelar di negara yang indah, Indonesia, hanya berjarak dua bulan lagi dan saya sangat antusias menantikan turnamen tersebut dimulai," tulis Infantino dalam akun Instagram miliknya yang diunggah pada 10 September 2023 lalu.

"Doa terbaik saya untuk Ketua PSSI Erick Thohir, Tim PSSI, dan semuanya yang terlibat dalam upaya menjadi tuan rumah dari turnamen fantastis yang akan jadi panggung dan menjadi bagian perjalanan bagi para bintang masa depan," harapnya.

1 dari 4 halaman

Dari Harapan Kemudian menjadi Pujian

Dari Harapan Kemudian menjadi Pujian

Ketua PSSI, Erick Thohir, dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di final Piala Dunia U-17 2023 Indonesia (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Piala Dunia U-17 2023 Indonesia digelar di empat kota sebagai tuan rumah grup. Ada empat stadion yang ditunjuk, yakni Jakarta International Stadium (JIS), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).

Sorotan tentu saja menuju Gelora Bung Tomo, tempat digelarnya fase grup A dimana Timnas Indonesia U-17 berada. Bersama Timnas Ekuador U-17, Timnas Maroko U-17, hingga Timnas Panama U-17, Garuda Muda menunjukkan bahwa mereka bukanlah penggembira di panggung dunia.

Dan tak hanya penampilan Timnas Indonesia U-17 yang membuat banyak orang terkesan, tetapi juga bagaimana Indonesia dipuji berhasil menjadi tuan rumah yang baik dan sukses besar.

"Indonesia telah menjadi tuan rumah yang hebat. Memberikan kami sambutan yang hangat dan keramahtamahan yang tak ada duanya," puji Presiden FIFA setelah penyerahan trofi Piala Dunia U-17 2023 yang dimenangkan Jerman U-17.

"Kami memiliki lebih dari 1000 sukarelawan dan jumlah penonton yang hadir di stadion sangat banyak. Hampir setengah juta orang datang ke stadion," lanjutnya.

"Yang mengejutkan kami semua adalah cara kami disambut di negara ini. Negara indah yang menyambut dunia. Jadi, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Indonesia. Terima kasih," tutupnya.

Dan setelah penyelenggaraan yang dianggap sukses di mata dunia, sekarang waktunya sepak bola Indonesia belajar. Apa saja yang bisa dipelajari dari gelaran Piala Dunia U-17 ini sehingga bisa menjadi titik balik kebangkitan sepak bola nasional?

2 dari 4 halaman

Pengamanan Pertandingan: Child Friendly jadi Pilihan

Pengamanan Pertandingan: Child Friendly jadi Pilihan

(c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Total ada lebih dari 13ribu personel keamanan yang diterjunkan untuk mengamankan gelaran Piala Dunia U-17 dari awal hingga akhir. Pihak gabungan TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat menegaskan bahwa pengamanan Piala Dunia U-17 ini sesuai dengan standar dan prosedur FIFA.

Salah satu yang paling menarik dari pengamanan pertandingan yang dilakukan gabungan aparat keamanan salah satunya adalah bagaimana penerapan metode child friendly atau ramah anak.

Dan untuk memberikan kesan ramah anak dan juga menyesuaikan standar FIFA, kendaraan rantis yang biasanya ada di sekitar stadion ketika liga digelar, tak nampak di sana.

"Terkait pengamanan ini, kami terapkan metode terbuka dan tertutup. Dengan menerapkan child friendly atau pendekatan ramah anak. Sehingga hal-hal yang bernuansa militer dan sebagainya kita sembunyikan. Kita siapkan di ring tiga, tidak kami tampilkan di depan,” ujar Kepala Biro Operasional (Karoops) Polda Jatim, Kombes Pol Puji Santosa, Rabu (15/11/2023) lalu.

Pelajaran lain yang bisa ditiru selain bagaimana pengamanan sudah dilakukan sejak berada jauh dari area stadion adalah, bagaimana prosedur pengamanan di dalam stadion. Bila biasanya di sepak bola Indonesia kita melihat aparat keamanan ada dekat dengan lapangan permainan, selama Piala Dunia U-17 pemandangan itu nyaris tak nampak.

"Kalau yang biasanya kami tampilkan di depan seperti saat Liga 1 dan Liga 2. Saat kompetisi kita tampilkan di zona (ring) 1. Untuk kali ini kita bagi menjadi empat zona. Posisi Polri adalah di zona 2, 3, dan 4," ucap Puji Santosa.

Memberikan kesan friendly kepada suporter yang datang ini perlu dilanjutkan. Bagaimana mempersiapkan pertandingan, bagaimana pengamanan, hingga bagaimana memitigasi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi menjadi pelajaran dan juga warisan dari Piala Dunia U-17 untuk sepak bola Indonesia.

3 dari 4 halaman

Penggunaan Teknologi untuk Permainan yang Lebih Fair

Penggunaan Teknologi untuk Permainan yang Lebih Fair

Panggunaan VAR di Piala Dunia U-17 2023 Indonesia. (c) Bola.net/Arief Bagus

Selain pengamanan pertandingan, bagaimana FIFA memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membantu menciptakan permainan yang lebih fair bisa ditiru. Sebagaimana diketahui, teknologi Video Assistant Referee (VAR) dan teknologi garis gawang diterapkan untuk pertama kalinya di Piala Dunia U-17 yang digelar di Indonesia ini.

Dan telah jauh-jauh hari, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengungkapkan bahwa teknologi VAR akan diterapkan dalam Liga 1 musim 2023/2024 ini.

Sejalan dengan itu, FIFA pun menunjukkan komitmennya untuk membantu Indonesia dengan menunjuk tiga wasit Indonesia sebagai wasit pendukung selama Piala Dunia U-17 2023. Tiga wasit pendukung Indonesia itu adalah Aprisman Aranda, Thoriq Munir Alkatiri, dan Yudi Nurcahya.

Penugasan kepada tiga wasit terbaik Indonesia ini tentu saja menjadi bekal penting bagi dunia wasit Indonesia ke depannya. Pengalaman yang didapatkan ketiganya diyakini akan membantu Indonesia untuk lebih baik, terutama dari sisi pengadil lapangan yang bertugas memastikan pertandingan berjalan sesuai dengan aturan permainan.

Meskipun dijelaskan oleh Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha bahwa VAR yang akan digunakan di Liga 1 akan berbeda dengan yang dipakai di Piala Dunia U-17 2023, namun pengalaman selama Piala Dunia U17 jelas akan membantu Indonesia untuk menuju arah yang lebih baik dari segi kompetisi.

Dan ini menjadi tantangan besar bagi PSSI dan juga PT LIB selaku pengelola kompetisi. Bagaimana nantinya VAR diterapkan, dan pelajaran dari Piala Dunia U-17 bisa menjadi warisan untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik.

4 dari 4 halaman

Mimpi Pemain Muda Terus Hidup

Mimpi Pemain Muda Terus Hidup

Timnas Jerman U-17, Juara Piala Dunia U-17 2023 (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Dari sisi teknis ada seabrek manfaat yang didapatkan dari penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 beberapa waktu lalu. Dari sisi nonteknis, kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah, dan penampilan heroik Timnas Indonesia U-17 di sana telah menghidupkan kembali mimpi para pemain muda.

Semangat dan motivasi para pemain muda untuk bisa tampil di pertandingan kelas dunia hidup kembali. Dan itu diakui oleh Ketua Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh UB, SH, PhD, MSi, bahwa turnamen kelompok umur dengan level dunia sudah mampu menjadi motivasi bagi para pemain muda Indonesia untuk mengembangkan diri.

"Mereka menyaksikan permainan tim-tim dari negara lain. Bagaimana cara mereka bermain. Itu membuat motivasi pemain-pemain muda meningkat, semangat mereka mendidih. Ini salah satu efek bagus bagi sepak bola kita," ujarnya pada Jumat (8/12/2023) lalu.

Dan senada dengan pernyataan dari Ahmad Riyadh, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong juga menyebut bahwa digelarnya Piala Dunia U-17 di Indonesia diharapkan bisa membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia.

Dalam sebuah kesempatan, STY menyebut pemain bola Indonesia harusnya sering-sering menonton pertandingan level dunia, meskipun itu laga kelompok umur U-17. Menurutnya, permainan yang ditampilkan di level dunia akan sangat membantu dalam perkembangan permainan seorang pemain.

Setelah 9 hari gelaran Piala Dunia U-17 selesai digelar, bukan berarti semangat yang muncul selama turnamen juga selesai. Justru ini menjadi tantangan bagi semua stakeholder sepak bola Indonesia untuk melanjutkan semangat bertumbuh dan menjadi lebih baik demi sepak bola nasional.