Roda Hidup Berputar untuk Luis Suarez dan Uruguay di Piala Dunia: Tangis Bahagia di 2010 Jadi Tangis Kekecewaan di 2022

Roda Hidup Berputar untuk Luis Suarez dan Uruguay di Piala Dunia: Tangis Bahagia di 2010 Jadi Tangis Kekecewaan di 2022
Ekspresi kesedihan Luis Suarez saat mengetahui Uruguay tidak lolos dari Grup H Piala Dunia 2022, seusai pertandingan melawan Uruguay, Jumat (2/12/2022) WIB. (c) AP Photo/Themba Hadebe

Bola.net - Luis Suarez menjadi pusat perhatian saat Uruguay dipastikan tereliminasi dari Grup H Piala Dunia 2022. Tangis bahagia yang dulu pernah terjadi saat edisi 2010 tidak terulang di edisi 2022.

Uruguay sebenarnya memenangkan laga terakhir melawan Ghana dengan skor 2-0 di Al Janoub Stadium, Jumat (2/12/2022) pukul 23.00 WIB. Dua gol tersebut diborong oleh Giorgian De Arrascaeta (26’, 32’).

Namun, kemenangan itu jadi tidak berarti gara-gara di pertandingan lain, Korea Selatan menang 2-1 atas Portugal. Walaupun koleksi poinnya sama dengan Korea Selatan (4), Uruguay tersingkir karena kalah dari jumlah gol memasukkan.

Suarez yang duduk di bangku cadangan tertangkap kamera tidak dapat menahan tangisan kesedihan dan kekecewaannya. Piala Dunia terakhirnya harus berakhir lebih cepat karena Uruguay tersingkir di fase grup.

1 dari 4 halaman

Momen di 2010

Suarez menjadi pusat perhatian di laga ini karena dirinya secara tidak langsung jadi musuh masyarakat Ghana. Semuanya berawal saat pertandingan di Piala Dunia 2010.

Uruguay bertemu dengan Ghana di perempat final. Skor di waktu normal saat itu bertahan 1-1. Ghana nyaris mencetak gol kemenangan andaikan Suarez tidak menghalau bola dengan tangannya.

Suarez memang dihukum kartu merah langsung saat itu juga dan wasit memberikan penalti untuk Ghana. Namun, peluang untuk memenangkan pertandingan dan melaju ke semifinal itu pupus gara-gara eksekusi penalti Asamoah Gyan berhasil ditepis,

Pertandingan kemudian dilanjutkan sampai babak adu penalti. Nahas, Ghana harus kalah 2-4 dari Uruguay.

2 dari 4 halaman

Komentar Suarez

Suarez sebelum laga sempat disinggung soal memorinya itu di Piala Dunia 2010. Ia kemudian menganggap kekalahan Ghana itu bukan salahnya.

"Saya melakukan handball itu, tapi pemain Ghana-lah yang gagal menendang penalti, bukan saya," ujar Suarez.

"Mungkin saya akan minta maaf jika saya melakukan tekel, membuat pemain lawan cedera, dan dihukum kartu merah. Namun, dalam kasus ini, saya tidak bersalah."

3 dari 4 halaman

Dipersulit Ghana

Uruguay sendiri sempat berada di atas angin saat unggul dua gol sebelum babak pertama usai. Skuad besutan Diego Alonso itu cukup yakin Korea Selatan tidak akan menang atas Portugal. Namun, realita berbicara berbeda.

Korea Selatan sukses mencuri gol kemenangan di menit ke-90+1. Kemenangan tersebut membuat Korea Selatan menyalip Portugal di papan klasemen. Suarez yang mengetahui gol Korea Selatan itu di bangku cadangan mulai menangis.

Ia tahu bahwa Uruguay hanya bisa lolos jika pertandingan Korea Selatan vs Portugal berakhir imbang atau jika Uruguay bisa mencetak satu gol lagi untuk menang selisih gol. Sayangnya, dua opsi terbaik itu tidak terwujud.

Sebaliknya, Ghana yang memang punya memori buruk dengan Suarez berupaya mempersulit upaya Uruguay untuk mencetak satu gol lagi. Bahkan dalam keadaan tertinggal dan tidak lolos sekalipun, Ghana memasukkan dua pemain di menit ke-90’+7 untuk mengulur waktu.

Peluit panjang kemudian dibunyikan wasit. Ghana yang tersingkir tampak tidak lebih sedih daripada para pemain Uruguay. Suarez dkk terlihat lebih emosional, seperti sedih dan marah dengan keputusan wasit.

Jangan lupa saksikan Piala Dunia 2022 di SCTV, Indosiar, MOJI, Mentari TV, Nex Parabola dan live streaming di Vidio. Dan ikuti terus berita terbaru Piala Dunia 2022 hanya di Bola.net.