Mesir Tak Bisa Cuma Andalkan Salah di Piala Dunia

Mesir Tak Bisa Cuma Andalkan Salah di Piala Dunia
Mohamed Salah (c) LFC

Bola.net - - Pelatih Orlando Pirates Milutin Sredojevic memperingatkan timnas bahwa mereka tak akan bisa berprestasi di Piala Dunia jika hanya mengandalkan Mohamed Salah saja.

Salah sukses membawa timnas Mesir lolos ke Rusia musim panas mendatang. Ini pertama kalinya The Pharaohs lolos ke Piala Dunia sejak tahun 1990 silam.

Dalam proses mendapatkan tiket ke Piala Dunia, Salah mengemas lima gol. Salah satunya ia cetak melalui titik penalti di pertandingan menentukan melawan Kongo.

Pemain berusia 25 tahun yang jadi bintang itu tentu nanti akan menjadi tumpuan rekan-rekannya selama digelarnya ajang empat tahunan tersebut. Timnas Mesir nanti akan bersaing dengan Rusia, Uruguay and Arab Saudi di Grup A.

Namun Milutin, yang akrab disapa Micho, memperingatkan Mesir bahwa mereka tak bisa mengandalkan seorang Salah saja untuk bisa berprestasi. Ia lantas mencontohkan kasus Lionel Messi dengan timnas .

"Satu pemain saja - dan Anda bisa melihatnya dalam kasus Argentina (dan bintang penyerangnya Lionel Messi) - tidak bisa menopang tim sendirian," serunya seperti dilansir Kingfut.

“(Dalam pertandingan persahabatan internasional antara Mesir dan Portugal pada Maret lalu) mereka bisa memimpin tetapi kemudian dalam dua menit semuanya bisa buyar karena hanya dengan mencapai level tertinggi, sepakbola telah berkembang sejauh itu sehingga Anda perlu memiliki sekelompok pemain, bukan satu individu untuk menopang sebuah tim,” cetusnya.

Lebih lanjut, Micho juga mencontohkan kasus di mana tim Tango, yang tak diperkuat La Pulga, hancur saat tanding lawan Spanyol di partai uji coba. Saat itu mereka dipermak dengan skor 6-1.

“Bahu Salah dapat membawa timnya ke tingkat tertentu tetapi jika sudah berurusan dengan hasil terbaik dan penampilan di atas lapangan, kekuatan individu runtuh dan keretakan muncul, seperti yang ditunjukkan oleh timnas Spanyol (melawan Argentina dalam pertandingan persahabatan internasional baru-baru ini)," terangnya.

“Masa-masa di mana individu - Maradona pada 1986 dan 1990, Roberto Baggio dengan Italia - menopang tim sendirian, atau dua pemain - Bebeto dan Romario untuk Brasil - perlahan-lahan hilang," cetus Micho.

"Saya akhirnya memahami, sebagai orang yang berurusan dengan hal-hal teknis, bahwa kekuatan untuk membuat hasil yang positif mengarah ke tim tidak hanya terletak pada kekuatan individu (lagi)."