Mari Mengasihani Lovren Bersama-sama, Dia Butuh 'Puk-puk'

Mari Mengasihani Lovren Bersama-sama, Dia Butuh 'Puk-puk'
Dejan Lovren Di Timnas Kroasia (c) AP
- Dejan Lovren menjadi salah satu pemain yang paling disorot usai Piala Dunia 2018 Rusia. Minggu (15/7) malam WIB, Lovren gagal membantu Kroasia di final kontra Prancis. Kroasia takluk 2-4 yang menandai berakhirnya mimpi indah mereka selama sebulan terakhir.


Sebelum laga ini, saat Kroasia menang di semifinal dan memastikan satu tempat di final, Lovren mulai menyombongkan diri. Dia minta diakui sebagai bek terbaik di dunia karena sudah mencapai final Liga Champions dan Piala Dunia di tahun yang sama.


"Saya membawa Liverpool menuju final Liga Champions. Sekarang bersama tim nasional kami di final. Saya rasa orang-orang harus menyadari bahwa saya juga merupakan salah satu bek terbaik di dunia dan tidak hanya bicara omong kosong," tegas Lovren percaya diri, dikutip dari express(exp/dre)

1 dari 3 halaman

Butuh Puk-puk

Butuh Puk-puk


Komentar Lovren itu mendapat tanggapan langsung dari analis sepak bola ESPN FC, Steve Nicol. Dia tidak bisa memahami maksud Lovren dalam kalimat "membawa tim menuju final" itu. Karenanya dia merasa kepercayaan Lovren harus diapresiasi, bukan karena kemampuannya.

"DIa (Lovren) membawa Liverpool ke final LIga Champions? Apakah dia menyetir bus dari hotel ke stadion?" tanya Nicol, sarkasme.

"Jangan menipu diri sendiri, orang ini (Lovren) layak mendapatkan puk-puk di punggung karena kepercayaan dirinya."

"Berani keluar dan berkata seperti itu menandakan bahwa dia berpikir sudah sukses. Bagus untuknya, dia punya hati sebesar orang lain."
2 dari 3 halaman

Keberanian

Keberanian


Tak hanya berhenti di situ, Nicol justru mengkritik kesalahan-kesalahan yang selalu dibuat Lovren. Nicol mengakui keberaniannya, tetapi jelas Lovren bukanlah salah satu bek terbaik di dunia.

"Sayangnya, dia terkadang gagal total, orang ini suka membuat kesalahan dari tempat tak terduga. Satu menit anda berpikir dia mengambil kontrol, lalu tiba-tiba bola menembus gawang dan dia terjebak di tengah-tengahnya," sambung Nicol

"Jadi saya mengagumi keberaniannya, saya mengagumi kemampuan berkhayalnya, namun dia bukan bek terbaik di dunia, itu adalah kepastian." [initial]