
Bola.net - Belanda jadi salah satu kandidat juara Piala Dunia 2022 setelah dipastikan melangkah ke babak perempat final. De Oranje menghajar Amerika Serikat dengan skor meyakinkan 3-1 di babak 16 besar.
Kemenangan yang tersuguh di Khalifa International Stadium, Sabtu (3/12) lalu itu berkat aksi gemilang Memphis Depay, Daley Blind, dan Denzel Dumfries.
Senang dan cemas bercampur jadi satu. Soalnya, di laga selanjutnya, Dumfries cs ditunggu raksasa Amerika Selatan, Argentina. Keduanya bakal saling bunuh.
Advertisement
Tahun ini Belanda kembali menargetkan juara. Tiga kali gagal di final membuat Belanda bertekad menyudahi kutukan Piala Dunia. Memori kelam 1974, 1978, dan 2010 pastinya jadi pelajaran berharga guna merengkuh singgasana juara.
Misi Berat
Misi berat tak hanya di pundak para pemain, tapi juga di bahu Louis Van Gaal selaku juru taktik.
Kakek 71 tahun ini bukan orang baru di ruan ganti Der Oranje. Pada 2014, saat pesta bola dunia dihelat di Brasil, Van Gaal membawa Timnas Belanda ke peringkat ketiga.
Van Gaal sangat mencintai Belanda. Itulah kenapa dia tak berpikir lama saat kembali ditunjuk sebagai pelatih pada 2021 menggantikan Frank de Boer.
"Sepak bola Belanda selalu berada di hati saya," katanya, dilansir Goal International.
Van Gaal kaya pengalaman. Sejumlah klub papan atas pernah diarsitekinya. Satu di antaranya adalah raksasa Spanyol, Barcelona. Dia bahkan dipercaya dalam dua periode, 1997 - 2000 dan 2002 - 2003.
Jejak Van Gaal
Di periode pertama, Van Gaal datang ke Camp Nou menggantikan legenda Belanda yang juga seteru abadinya, Johan Cruyff.
Cruyff menukangi Blaugrana dari 1988 hingga 1996. Di bawah racikan Cruyff, Barcelona banjir gelar, baik di kompetisi domestik maupun zona Eropa.
Penunjukan Van Gaal bukan tanpa alasan. Sukses membidani Ajax (1991-1997) adalah alasan mengapa dia sosok yang tepat menggantikan Cruyff.
Tiga gelar La Liga, satu gelar Copa de Rey, dan sebiji trofi UEFA Super Cup merupakan bukti kalau kedatangan Van Gaal ke Camp Nou tak sia-sia.
Menariknya, Van Gaal tak hanya bertarung dengan pelatih tim lawan, tapi juga dengan Cruyff.
"Ketika saya menukangi Barcelona, dia selalu mengkritik dan menyerang saya setiap pekan lewat tulisan-tulisannya di media," ketus Van Gaal, dilansir College Tour.
"Dia selalu mencoba membuat saya untuk frustrasi," kata Van Gaal yang juga pernah menukangi Manchester United.
Van Gaal Vs Cruyff
Perseteruan Cruyff dan Van Gaal telah bergulir sejak lama, saat keduanya masih sama-sama berstatus sebagai pemain Ajax pada awal 1970-an.
Van Gaal berada di bawah bayang-bayang Cruyff. Cruyff adalah pangeran Ajax. Posisinya di lini tengah nyaris tak tergantikan. Sementara, Van Gaal, hanyalah pemain pelapis alias cadangan.
Van Gaal, yang empat tahun lebih muda dari Cruyff, harus kerja ekstra keras untuk mendapatkan menit bermain. Sialnya, seperti halnya Cruyff, Van Gaal juga berperan sebagai gelandang.
Pada 1973, Cruyff hijrah ke Barcelona dan jadi bintang di sana sampai 1978 sebelum akhirnya didapuk sebagai pelatih 10 tahun berselang.
Di tahun yang sama, Van Gaal cabut ke Belgia, berlabuh ke kandang Royal Antwerp. Dari Antwerp, Van Gaal melanjutkan petualangannya ke Telstar, Sparta Rotterdam, dan AZ.
Syahdan, kala keduanya gantung sepatu, baik Cruyff maupun Van Gaal juga pernah menukangi Ajax.
Cruyff membesut de Godenzonen dari 1985 hingga 1988, sedangkan Van Gaal dari 1991 sampai 1997. Sebelum menukangi tim senior, Van Gaal dipercaya melatih tim muda Ajax.
Tetap Ambil Ilmu Sang Legenda
Ditinggal Cruyff, Van Gaal sama sekali tak merombak total football sang legenda. Dia justru menyempurnakannya.
Hasilnya, Ajax panen gelar. Satu di antaranya yang paling fenomenal adalah kampiun Liga Champions 1994/1995. Van Gaal Disanjung setinggi langit.
Di timnas, Van Gaal dan Cruyff juga berebut pengaruh. Meski tak pernah membesut timnas, namun Cruyff sering memberikan masukan. "Visi Van Gaal dan visi saya di timnas tak pernah sama," kata Cruyff.
Kendati tak sevisi, Van Gaal ikut terpukul dan sedih ketika Cruyff berpulang beberapa tahun lalu. Dia mengaku sangat kehilangan motor serangan Belanda saat bersua Jerman Barat di final Piala Dunia 1974.
"Saya sangat bersedih. Kami kehilangan seorang legenda sejati," ujar Van Gaal.
Bisa jadi, kepergian Cruyff membuat Van Gaal semakin termotivasi untuk memenangkan Piala Dunia 2022.
Sumber: Planetfootball
Disadur dari: Bola.com (Choki Sihotang/Wiwig Prayugi), 5 Desember 2022
Jangan lewatkan ya, Bolaneters!
- Olivier Giroud Ungkap Makna Selebrasinya dengan Kylian Mbappe
- Jude Bellingham On Fire di Piala Dunia, Tiga Petinggi Klub Top Eropa Justru Cemas
- 3 Pemain Kroasia yang Dapat Tenggelamkan Jepang di 16 Besar Piala Dunia 2022
- Nazar Kyle Walker: Adopsi Kucing Qatar Kalau Inggris Juarai Piala Dunia 2022
- Lionel Messi Terheran-heran Jerman Bisa Tersingkir Sangat Cepat di Piala Dunia 2022
Advertisement
Berita Terkait
-
Piala Dunia 19 Oktober 2022 14:53
Piala Dunia, Panggung Akbar Saksi Lahirnya Teknik Cruyff Turn yang Melegenda
-
Liga Champions 15 September 2022 07:21
-
Liga Inggris 14 Februari 2022 15:43
Termasuk Eks Penggawa Pelita Jaya, Ini 9 Pemain Pilihan Legenda Manchester United
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:21
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:04
BERITA LAINNYA
-
piala dunia 21 Maret 2025 23:59
-
piala dunia 21 Maret 2025 07:32
-
piala dunia 21 Maret 2025 07:03
-
piala dunia 20 Maret 2025 19:54
-
piala dunia 20 Maret 2025 19:41
-
piala dunia 20 Maret 2025 14:54
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...