Kisah Kiper Iran, Dari Dikira Pengemis Hingga Menahan Penalti Ronaldo

Kisah Kiper Iran, Dari Dikira Pengemis Hingga Menahan Penalti Ronaldo
Alireza Beiranvand (c) AP

Bola.net - - Kiper timnas Iran, Alireza Beiranvand, menjadi sosok perhatian publik setelah melakukan penyelamatan heroik dari eksekusi pemain terbaik di dunia, Cristiano Ronaldo. Di balik itu semua, terdapat sebuah kisah perjalanan yang luar biasa.

Beiranvand merupakan kiper dari sebuah klub lokal Iran, Persepolis, yang merupakan salah satu kontestan Persian Gulf Pro League. Pria berumur 25 tahun itu bermain di Persepolis sejak tahun 2016, dan telah mempersembahkan tiga gelar.

Dengan prestasi seperti itu, pantaslah bagi Beiranvand mendapatkan tempat di dalam skuat timnas Iran untuk Piala Dunia 2018. Tapi untuk mencapai itu semua, sang pemain harus melewati berbagai rintangan hidup yang berat.

1 dari 5 halaman

Sejak Kecil Telah Bekerja

Sejak Kecil Telah Bekerja

Beiranvand lahir di Sarabias, Lorestan, dalam keluarga yang selalu berpindah-pindah demi mendapatkan padang rumput untuk domba mereka. Alireza, sebagai anak tertua, harus bekerja sejak masih kecil untuk membantu keluarganya.

Pekerjaan pertamanya adalah menggembala domba, dan kapanpun dia mendapatkan waktu senggang, ia akan bermain sepakbola serta permainan lokal bernama Dal Paran. Rupanya, permainan tersebut memiliki peran yang signifikan terhadap kemampuannya di lapangan.

Dal Paran merupakan permainan dengan menggunakan sebuah batu, dan pemainnya harus melemparnya sejauh mungkin. Pada tahun 2014, ia mencuri perhatian media dengan lemparan sejauh 70 meter kala menghadapi Tractor Sazi menjadi assist untuk rekan setimnya.
2 dari 5 halaman

Kabur dari Rumah untuk Kejar Mimpi

Kabur dari Rumah untuk Kejar Mimpi

Perjalanan hidupnya tidak sampai di situ saja. Demi mengejar impiannya menjadi pemain sepakbola profesional, Beiranvand pun harus kabur dari keluarganya dan hidup berpindah-pindah tanpa rumah yang hangat.

Keluarganya sangat menentang cita-citanya untuk menjadi seorang pesepakbola profesional, terutama sang ayah, Morteza Beiranvand. Bagi ayahnya, sepakbola bukan sebuah pekerjaan. Pemikiran yang sama dengan mayoritas ayah di Iran kala itu.

"Ayah sama sekali tidak menyukai sepakbola dan meminta saya bekerja. Dia bahkan merobek seragam serta sarung tangan dan saya bermain dengan tangan kosong beberapa kali," ujarnya seperti yang dinukil dari The Guardian.
3 dari 5 halaman

Dianggap Pengemis Oleh Orang-orang

Dianggap Pengemis Oleh Orang-orang

Untuk mengejar mimpinya, ia pun harus meninggalkan rumah dan pergi ke Tehran dengan modal pinjaman uang dari sanak saudara. Ia memutuskan untuk pindah ke ibukota demi bisa bergabung dengan klub yang lebih besar.

Di perjalanan, ia bertemu dengan salah satu pelatih bernama Hossein Feiz, yang sedang menukangi sebuah klub lokal. Feiz mengatakan bahwa Beiranvand bisa berlatih bersama timnya jika bisa memberi 200.000 toman (30 paun).

Dengan fakta bahwa dirinya tidak memiliki uang maupun tempat tinggal, ia memutuskan untuk tidur di depan pintu klub. Beberapa orang yang melintasinya bahkan mengiranya sebagai pengemis dan memberinya uang.

"Saya tidur di depan pintu klub dan saat bangun pada pagi hari, saya menyadari bahwa orang-orang memberi saya recehan. Mereka berpikir saya adalah pengemis! Saya jadi bisa menikmati sarapan enak untuk pertama kalinya sejak lama," lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Dapat Kesempatan Bermain

Dapat Kesempatan Bermain

Pintu hati Feiz pun langsung terketuk dan memberikan kesempatan pada Beiranvand untuk berlatih secara gratis. Beiranvand juga menumpang di rumah rekannya selama dua pekan dan melakukan pekerjaan lain untuk menghidupi dirinya.

Beiranvand pun harus bergabung dengan beberapa klub agar bisa mencapai mimpinya. Dan kerja kerasnya pun akhirnya membuahkan hasil. Ia mulai bersinar dan mendapatkan tempat di dalam skuat timnas Iran U-23.

Tahun 2015, Beiranvand pun promosi ke skuat utama timnas senior dan membuat 12 clean sheet selama babak kualifikasi Piala Dunia. Dan berkat dirinya, Iran pun sukses mendapatkan jatah bermain di Rusia 2018.
5 dari 5 halaman

Beiranvand Kini

Beiranvand Kini

Dari seseorang yang sempat dikira gelandangan, hingga akhirnya berhasil menahan eksekusi penalti Ronaldo. Perjalanan Beiranvand untuk mencapai mimpinya tidaklah mudah. Walaupun Iran harus tersingkir, tetapi bisa mencapai titik ini merupakan sebuah prestasi untuk sang pemain.

"Saya mengalami banyak kesulitan untuk membuat mimpi saya menjadi nyata, tapi saya tidak punya niatan untuk melupakan mereka, sebab mereka yang membuat saya menjadi seperti sekarang," pungkasnya.