Kiprah Tim Asia di Piala Dunia 1998: Hancur Lebur!

Kiprah Tim Asia di Piala Dunia 1998: Hancur Lebur!
Duel Korea Selatan vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 1998 (c) FIFA

Bola.net - Meski Piala Dunia pertama kali digelar pada tahun 1930, tim-tim Asia baru menjalani debutnya pada dua edisi berikutnya yakni di Prancis 1938. Adalah Indonesia yang ketika itu masih di bawah jajahan Belanda, menggunakan nama Dutch East Indies, tercatat menjadi negara Asia pertama yang lolos ke hajatan sepak bola paling akbar tersebut.

Namun sejak Piala Dunia 1954, Asia rutin mengirimkan wakilnya ke ajang Piala Dunia. Pada edisi 1986, AFC (Federasi Sepak bola Asia) mengirimkan lebih dari satu wakilnya untuk berpartisipasi.

Dalam gelaran Piala Dunia edisi 1998, untuk pertama kalinya Asia mengirimkan empat wakilnya ke Piala Dunia. Mereka adalah Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, dan Iran yang diharapkan AFC bisa unjuk gigi di turnamen elit tersebut.

Sayangnya, asa tersebut harus dipendam karena kiprah mereka hanya menjadi tim penggembira saja. Yuk, scroll ke bawah Bolaneters.

1 dari 4 halaman

Korea Selatan

Korsel berhasil lolos ke Piala Dunia 1998 lewat jalur kualifikasi zona Asia, usai mereka berhasil menjadi pemuncak klasemen dengan raihan 19 poin. Tergabung di Grup E bersama Belanda, Meksiko, dan Belgia, Taeguk Warriors langsung menelan kekalahan di partai perdana.

Tim asuhan Cha Bum-kun dipaksa menyerah dengan skor 1-3. Selanjutnya Korsel menghadapi raksasa Eropa, Belanda sayangnya mereka takluk dengan skor 0-5. Hasil itu membuat pelatih Cha Bum-kun mengundurkan diri dan digantikan oleh Kim Pyung-seok di laga terakhir melawan Belgia.

Di laga tersebut, Lee Dong-gook dan kolega hanya meraih hasil imbang 1-1 atas The Red Devils (julukan Belgia).

2 dari 4 halaman

Jepang

Jepang tampil perdana di Piala Dunia edisi 1998 di Prancis. Bersama Korea Selatan, Iran, dan Arab Saudi, Samurai Biru menjadi wakil Asia saat itu.

Kala itu, tim yang diasuh oleh Takeshi Okada meraih hasil babak belur di fase grup, yang di mana Hidetoshi Nakata dan kolega berada satu grup bersama dengan Argentina dan sesama negara debutan yakni Kroasia serta Jamaika. Meski gagal sejak awal tapi performa Jepang banyak menuai sorotan positif apalagi saat hanya kalah tipis 1-0 dari Argentina di laga perdana.

Di laga berikutnya, Samurai Biru kembali kalah tipis 1-0 dari negara pecahan Yugoslavia, Kroasia yang dihuni beberapa pemain kelas dunia dan takluk di tangan Jamaika di laga pamungkas grup H dengan skor 2-1.

Dalam laga melawan Jamaika, Masashi Nakayama catatkan namanya dalam sejarah sepakbola Jepang sebagai pencetak gol pertama di ajang Piala Dunia.

3 dari 4 halaman

Arab Saudi

Arab Saudi gagal mengulang prestasi apiknya seperti di edisi Piala Dunia 1994. Di Piala Dunia edisi 1998 yang dilangsungkan di Prancis, tim yang dilatih oleh Carlos Alberto Parreira gagal total di fase grup.

Sami Al-Jaber dkk. tak kuasa membendung Denmark dengan kalah tipis 0-1. Kemudian di partai kedua menghadapi tuan rumah Prancis, mereka kembali menuai hasil pahit setelah dicukur dengan skor 0-4.

Di partai terakhir, sang pelatih Carlos Alberto Parreira dipecat oleh Federasi Arab Saudi setelah menuai hasil yang mengecewakan di dua partai awal Piala Dunia. Mohammed Al-Kharashy yang ditunjuk untuk menggantikan Parreira di pertandingan terakhir melawan Afrika Selatan, meraih hasil lumayan setelah Al Sogour (julukan Arab Saudi) bermain seri 2-2.

4 dari 4 halaman

Iran

Pada 1997, Iran lolos ke Piala Dunia kedua mereka secara dramatis melalui peraturan gol tandang. Tim Meli menahan imbang Australia 1-1 di kandang, dan 2-2 kala bertandang di Melbourne, Australia dalam babak playoff.

Ali Dei dan kolega tergabung di Grup F bersama tim kuat Jerman, Yugoslavia, dan Amerika Serikat. Dalam matchday pertama, mereka langsung kalah oleh Yugoslavia lewat gol semata wayang dari Sinisa Mihajlovic.

Sebetulnya, Iran meraih hasil mengejutkan dengan mengandaskan Amerika Serikat dengan skor tipis 2-1. Gol-gol kemenangan dilesakkan oleh Hamid Estili dan Mehdi Mahdavikia. Kemenangan itu sempat membuat warga Iran senang bukan main, karena pertandingan tersebut dibumbui konflik politik Iran-AS yang terjadi sejak Revolusi Iran.

(Bola.net/Yoga Radyan)