Indonesia Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Ini Kecaman Koordinator SOS

Indonesia Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Ini Kecaman Koordinator SOS
Diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Dari kiri ke kanan: Akmal Marhali, Budiman Dalimunthe, Ferry Indrasjarief, dan Dr. Ansori (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Akmal Marhali angkat bicara ihwal dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Koordinator Save Our Soccer ini meminta agar pihak-pihak yang turut membuat FIFA mengambil keputusan ini ikut bertanggungjawab.

"Mereka yang bikin gaduh dan membuat kita batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 harus bertanggung jawab," papar Akmal.

"Jangan lari dari tanggung jawab," sambungnya.

Para pihak tersebut, sambung Akmal, harus bertanggung jawab secara moral atas sirnanya impian para pesepak bola muda Indonesia tampil di Piala Dunia U-20. Mereka juga harus menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Mereka juga harus menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pemain muda yang kehilangan mimpinya tampil di Piala Dunia U-20 2023," tutur Akmal.

"Mereka juga harus meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena kehilangan kesempatan mencetak sejarah sebagai saksi hidup kita pernah jadi tuan rumah Piala Dunia," sambungnya.

1 dari 1 halaman

Bisa Dituntut

Lebih lanjut, Akmal menyebut bahwa pembatalan oleh FIFA ini bisa menjadikan Indonesia dicap sebagai bangsa yang gagal memegang kepercayaan dan komitmen.

Citra buruk ini, sambungnya merugikan Bangsa Indonesia. Karenanya, menurut eks jurnalis olahraga tersebut, pihak-pihak yang membuat Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa dituntut secara hukum.

"Bisa dituntut secara pidana melalui class action karena mereka sudah membuat kita rugi secara material maupun imaterial," tegas Akmal.

"Mereka juga sudah membuat bangsa kita dipermalukan di mata dunia karena kepentingan politik. Sungguh ini kejadian yang sangat menyakitkan dan memprihatinkan di mana kepentingan politik mengorbankan kepentingan masyarakat banyak," tandasnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)