Gabriel Jesus Heran, Mengapa Banyak Kritikus Sepak Bola yang Sok Tahu?

Gabriel Jesus Heran, Mengapa Banyak Kritikus Sepak Bola yang Sok Tahu?
Momen ketika Gabriel Jesus marah-marah dan menendang botol air minum di area bangku cadangan usai dikartu merah wasit Roberto Tobar di final Copa America 2019 lawan Peru. (c) AP Photo

Bola.net - Penyerang Brasil, Gabriel Jesus mengaku heran dengan mereka yang menyebut diri sebagai kritikus sepak bola tetapi justru lebih sering menenggelamkan karier pemain. Menurutnya, kritik yang baik adalah kritik demi perkembangan.

Striker Manchester City ini merupakan salah satu pemain yang dikritik usai kegagalan Brasil di Piala Dunia 2018 lalu. Punya skuat mumpuni, Brasil hanya bisa melangkah sampai perempat final.

Jesus merupakan salah satu striker inti Brasil pada turnamen tersebut. Meski masih muda, Jesus mendapatkan kepercayaan penuh dari pelatih Brasil, Tite.

Sayangnya, dia gagal membuktikan diri. Jesus tidak melahirkan banyak gol, yang akhirnya berujung pada kritik terhadap dirinya. Dia dianggap tidak layak bermain sebagai striker utama Brasil.

"Sebagai suporter, saya tidak akan senang melihat penyerang nomor sembilan Brasil gagal mencetak gol," buka Jesus kepada UOL.

"Saya tidak menempuh perjalanan bagus [pada Piala Dunia 2018], itu terjadi pada semua pemain. Saya kira, meski kami tereliminasi, jika saya berhasil mencetak gol di laga pertama dan kelima, itu bakal mengubah seluruh pandangan tentang Piala Dunia saya."

"Sekarang saya mengaku bahwa saya tidak banyak membaca kritik yang ditulis tentang, saya, sebab itu sangat berat," imbuhnya.

Baca ulasan selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 1 halaman

Pujian dan Cacian

Lebih lanjut, Jesus tahu sepak bola selalu melibatkan pujian dan cacian. Dia sangat memahami betapa pedasnya kritik bisa menyerang pemain, khususnya karena dia bermain di Premier League.

"Ada orang-orang yang memuji pemain setelah tampil hebat dalam satu atau dua pertandingan, menyebutnya sebagai bintang," sambung Jesus.

"Lalu ada pihak lain yang mengkritik pemain setelah satu atau dua laga buruk, menyebut 'mengapa anda bermain sepak bola?'."

"Terkadang itu tampak seperti mereka tidak ingin melihat pemain itu berkembang baik secara pribadi maupun secara profesional," tandasnya.