
Bola.net - Piala Dunia U-17 2023 telah usai. Lebih dari sekadar jadi tuan rumah ajang sepak bola internasional, Indonesia mendapat warisan penting. Salah satunya adalah upaya melakukan mitigasi jika terjadi hal-hal buruk.
Piala Dunia U-17 2023 digelar satu tahun setelah peristiwa di Stadion Kanjuruhan, tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Pada malam 1 Oktober 2022 itu, data resmi menyebut ada 135 nyawa melayang usai laga Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Tragedi Kanjuruhan membawa dampak besar bagi sepak bola Indonesia. Ada kesadaran dari berbagai pihak soal peningkatan standar keamanan dan pentingnya mitigasi jika terjadi bencana atau hal-hal buruk di dalam stadion saat pertandingan digelar.
Advertisement
FIFA punya berbagai perangkat untuk mengatur standar keamanan stadion maupun penyelenggaraan pertandingan. Untuk stadion, FIFA telah mengeluarkan FIFA Stadium Guidelines 2022. Lalu, ada FIFA Stadium Safety and Security Regulation yang diupdate secara berkala.
FIFA mengatur secara rinci soal jalur evakuasi. Lalu, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar semua penonton keluar dari stadion jika terjadi musibah atau bencana alam. Misalnya, FIFA menetapkan waktu 30 menit untuk evakuasi penonton jika terjadi kebakaran.
Nah, penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 memberi pelajaran tentang semua itu. Sebab, Piala Dunia U-17 dapat pengawasan langsung dari FIFA. Simak ulasan lebih lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Agar Tragedi Kanjuruhan tak Terulang
Temuan dari Komnas HAM, ada 43 ribu lembar tiket yang dicetak pada laga Arema FC dan Persebaya. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibanding kapasitas tribune Stadion Kanjuruhan yakni 38.054 penonton. Faktor itu membuat kerumunan di dalam stadion tidak terhindarkan.
Selain kerumunan di dalam stadion, ada juga kerumunan di area luar stadion. Di halaman depan Stadion Kanjuruhan, ada area terbuka, yang juga dipakai untuk parkir. Kerumunan ini membuat mitigasi menjadi lebih rumit karena jumlah orang tidak diketahui secara pasti.
Dua hal tersebut yang tidak terjadi selama penyelenggaraan Piala Dunia U-17. Pada kasus ini, Bola.net mengamati enam pertandingan Grup A yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo. Semuanya diatur dengan sangat rapi.
Tidak ada kendaraan yang masuk ke area Stadion Gelora Bung Tomo, kecuali yang sudah mendapat akses khusus dan angkutan masal (shuttle bus). Penonton yang datang ke pertandingan, harus memarkir kendaraan mereka di luar area stadion yakni di sekitar Jalan Raya Pakal.
Lalu, agar tidak ada kerumunan di area sekitar stadion, pemeriksaan dilakukan di area gerbang masuk. Jadi, hanya mereka yang memegang tiket atau punya akses yang bisa masuk area stadion. Selanjutnya, masih ada pintu pengecekan lagi sebelum penonton masuk area utama stadion.
Sementara, di tribune, penonton bisa duduk dengan nyaman sesuai dengan nomor kursi yang didapat saat membeli tiket. Tak ada desak-desakan karena tiket dijual sesuai dengan kapasitas stadion dan aturan yang berlaku.
Jadi, andai terjadi musibah atau hal buruk di dalam stadion, penonton bisa keluar lebih tertata. Sebab, di area luar stadion, ada area terbuka yang cukup luas untuk langkah evakuasi. Tidak ada kerumunan tambahan karena penonton tanpa tiket yang berada di sekitar stadion.
Pembelajaran Bagi Panpel Persebaya Surabaya
Piala Dunia U-17 meninggalkan warisan yang penting bagi Indonesia. Lebih dari catatan sejarah soal penyelenggaraan, akan tetapi warisan ilmu atau pengetahuan. Sebagai bagian dari tuan rumah Piala Dunia U-17, Panitia pelaksana pertandingan atau panpel Persebaya Surabaya mendapatkan ilmu itu.
Ketua Panpel Persebaya, Ram Surahman, yang juga ikut dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-17, mengaku telah belajar tentang banyak hal. Ram Surahman mengaku ada beberapa aspek yang bisa dicontoh dan modifikasi oleh Persebaya saat menggelar pertandingan kandang.
Salah satunya adalah pemeriksaan setiap orang saat hendak masuk ke stadion. Pemeriksaan bukan hanya dilakukan di gerbang tiket, akan tetapi di gerbang masuk stadion. Lalu, ada informasi yang terus diperbaharui soal jumlah orang di area stadion.
"Terkait jumlah orang di area Stadion Gelora Bung Tomo ini sangat menarik untuk diadopsi. Sebab, kami tahu persis jumlah orang yang ada di stadion. Ini tentu baik untuk mitigasi,” ucap Ram Surahman beberapa waktu lalu.
Dengan tahu jumlah penonton yang ada di area stadion, Panpel Persebaya bisa memetakan langkah-langkah mitigasi jika terjadi bencana atau hal buruk di dalam stadion. Langkah-langkah antisipasi lain juga bisa dilakukan, termasuk pengamanan dan kesiapan tim medis.
Penomoran Tiket Sudah Diterapkan
Persebaya Surabaya baru saja menggelar laga kandang pada pekan ke-22 BRI Liga 1 2023/2024 melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Tomo. Pada laga ini, Panpel Persebaya sudah mulai mengadopsi beberapa aturan di Piala Dunia U-17 2023.
Hanya orang yang mempunyai tiket dan akses khusus yang bisa masuk area utama Stadion Gelora Bung Tomo. Ada area-area khusus yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang dengan akses tertentu.
"Selama ini berapa jumlah orang yang ada di dalam stadion kita tidak tahu persis. Sebab, semua orang baik itu tiket yang beli, tiket compliment, atau bertugas di dalam melewati gate yang sama. Kalau tahu dengan detail, ini bagus untuk aspek keamanan," ucap Ram Surahman.
Persebaya Surabaya juga mulai melakukan penomoran tiket, seperti Piala Dunia U-17 2023. Penomoran tersebut belum berlaku untuk seluruh kategori tribune. Jadi, pembeli tiket bisa memilih nomor atau tempat duduk mereka, seperti di bioskop.
Saat ini, baru tribune VIP (super fans) yang sudah memakai sistem penomoran tiket. “Tiket bernomor ini masih hal baru, belum banyak dilaksanakan di Indonesia. Tapi, kami akan mencobanya. Penerapan open gate dilakukan satu jam sebelum pertandingan,” imbuh Ram Surahman.
Baca ini juga ya Bolaneters:
- Restu Ayah dan Ibu Bikin Ragnar Oratmangoen Mantap Dinaturalisasi untuk Bela Timnas Indonesia
- Selamat! Egy Maulana Vikri Resmi Menikah dengan Adiba Khanza Putri Mendiang Uztaz Jefri Al Buchori
- Benarkah Justin Hubner jadi Pemain Timnas Indonesia karena Janji pada Mendiang Noah Gesser?
- Lika-Liku Proses Naturalisasi Ragnar Oratmangoen: Ngebet Bela Timnas Indonesia, Kena PHP, Kini Dilan
- Rafael Struick Makin Bersinar di ADO Den Haag, Akankah Jadi Andalan Timnas Indonesia di Piala Asia 2
- Sebelum Hadapi Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, Irak Pemanasan Dulu Lawan Korea Selatan
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 9 Desember 2023 20:12
-
Tim Nasional 9 Desember 2023 09:24
LATEST UPDATE
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 03:00
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 02:10
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 01:47
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:42
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:35
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:25
BERITA LAINNYA
-
piala dunia 20 Maret 2025 19:54
-
piala dunia 20 Maret 2025 19:41
-
piala dunia 20 Maret 2025 18:35
-
piala dunia 20 Maret 2025 14:54
-
piala dunia 20 Maret 2025 10:45
-
piala dunia 19 Maret 2025 16:45
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...