Bagi Ferguson, Perilaku Messi Masih di Batas Wajar

Bagi Ferguson, Perilaku Messi Masih di Batas Wajar
(c) AP

Bola.net - - Lionel Messi menjadi sorotan karena terlihat sedang mengatur sang pelatih, Jorge Sampaoli, di laga kontra Nigeria hari Rabu (27/6) lalu. Menurut eks pemain Rangers, Barry Ferguson, hal tersebut merupakan sesuatu yang pantas dilakukannya.

Messi menjadi bintang dalam laga tersebut dengan satu golnya pada menit ke-14. Berkat itu, Argentina berhasil mengungguli The Super Eagles dengan skor 2-1 dan dinyatakan lolos ke babak 16 besar.

Di tengah-tengah pertandingan, ia kedapatan sedang memberikan instruksi kepada Sampaoli. Menurut laporan yang beredar, ia meminta sang pelatih untuk memasukkan pemain bintang Albiceleste lainnya, Sergio Aguero.

1 dari 3 halaman

Masih di Batas Wajar

Masih di Batas Wajar

Hal tersebut tentu tidak wajar di mata publik karena Messi telah mengambil tugas Sampaoli, dan menganggap pemain Barcelona itu sudah kelewatan. Tetapi menurut Ferguson, perilaku tersebut masih berada di batas kewajaran.

"Di mata saya, dia melakukan apa yang harus dilakukan untuk memimpin Argentina ke sisi paling ujung dari permainan dunia," tulis Ferguson dalam kolom khusus di Daily Record.

"Itu bukan ego yang tak terkendali. Itu adalah rasa keputusasaan untuk meraih kesuksesan di kesempatan akhir. Dan saya mungkin semakin mengaguminya sekarang," lanjutnya.
2 dari 3 halaman

Teringat Dirinya di Skotlandia

Teringat Dirinya di Skotlandia

Kejadian tersebut juga membuat Ferguson mengenang apa yang Paul Lambert lakukan kala masih aktif sebagai pemain dulu. Ia mengaku pernah melakukan hal yang serupa terhadap pelatihnya, Berti Vogts, kala membela Skotlandia melawan Kepulauan Faroe.

"Saya dengan jelas mengingat saat berjalan keluar lapangan pada jeda babak pertama dengan kondisi tertinggal 0-2, dan meyakini bahwa kami sedang berada di tengah bencana nasional," tambahnya.

"Lalu kami masuk ke ruang ganti dan Wee Berti terlihat seperti kelinci di tengah sorotan. Benar-benar terpukul. Lalu Tommy Burns bangkit dan membuat ledakan. Setelah Tommy, Paul Lambert pun mengambil alih sebagai pemain berpengalaman di skuat. Lalu saya pun tersadar," pungkasnya.

Skotlandia sendiri pada edisi kali ini gagal melewati fase kualifikasi dan tak bisa tampil di Rusia. Mereka hanya mampu bertengger di posisi tiga grup F dan tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen, Inggris.