5 Pelajaran saat Spanyol dan Jerman Berbagi Poin: Enrique-Ball Ternodai Super-Sub Jerman

5 Pelajaran saat Spanyol dan Jerman Berbagi Poin: Enrique-Ball Ternodai Super-Sub Jerman
Penyerang Spanyol, Marco Asensio (tengah) dijepit dua pemain Jerman, Leon Goretzka dan Niklas Sule pada laga kedua Grup E Piala Dunia 2022, Kamis (28/11/2022) WIB. (c) AP Photo/Ricardo Mazalan

Bola.net - Laga kedua Grup E Piala Dunia 2022 antara Spanyol dan Jerman berakhir tanpa pemenang. Spanyol bermain imbang 1-1 dengan Jerman di Al Bayt Stadium, Senin (28/11/2022) dini hari WIB.

Spanyol mencetak gol lebih dulu di menit ke-62 melalui Alvaro Morata. Jerman lalu membalas di menit ke-83 lewat lesakan Niclas Fullkrug.

Laga ini tidak hanya penting untuk asa lolos dari grup, melainkan penting bagi para pemain muda. Ya, sejumlah pemain sebagai generasi baru di sepak bola unjuk gigi di pesta bola dunia yang setiap empat tahun sekali ini.

Di kubu Jerman ada Jamal Musiala (19 tahun) yang bermain penuh dan Youssoufa Moukoko (18) yang tidak bermain sama sekali. Di kubu Spanyol ada Pedri (20) yang juga bermain penuh dan Gavi (18) yang hanya bermain selama 66 menit.

1 dari 6 halaman

Selamat Datang, Musiala, Gavi, dan Pedri

Aksi ketiga pemain muda itu sendiri bukan kali pertama. Karena ketiganya pernah saling berhadapan di level klub. Gavi dan Pedri merupakan pemain Barcelona, sedangkan Musiala berada di Bayern Munchen.

Namun di level tim nasional kali ini, Musiala menasbihkan diri sebagia pemain terbaik di antara dua pemain lainnya. Musiala mampu mencatatkan satu assist penting bagi penyelamatan Jerman. Musiala juga melakukan empat sukses dribel dari enam percobaan atau yang terbanyak di pertandingan.

Di bawah Musiala ada Pedri yang tampil baik. Catatan menarik dari Pedri adalah tujuh dari tujuh umpan panjangnya tepat sasaran semua. Baru di posisi tiga ada Gavi yang kurang begitu berpengaruh di lapangan tengah, sehingga ditarik keluar di menit ke-66.

2 dari 6 halaman

Enrique-Ball

Luis Enrique tanpa ampun selalu bisa mengimplementasikan filosofi bermainnya, menghadapi tim apapun, termasuk menghadapi tim kuat, Jerman. Yap, Enrique-Ball-nya mampu membawa Spanyol unggul sampai 64 persen.

Konsistensi penguasaan bola itu ditunjang pula dengan sistem pressing kolektif terhadap Jerman. Alhasil, lawan jadi sulit untuk mengembangkan permainannya.

Masalahnya dari Enrique-Ball ini adalah produk akhir yang masih sangat kurang. Dari total tujuh tembakan yang dilepaskan, lima di antaranya dilakukan di luar kotak penalti.

Dengan kata lain, Spanyol jago dalam urusan menjaga penguasaan bola. Akan tetapi, Spanyol kesulitan menembus pertahanan lawan.

3 dari 6 halaman

Opsi Pemain Depan Banyak, Variasi Taktik Minim

Di kubu Jerman, mereka nyaris pulang lebih awal jika saja gagal meraih poin lagi di laga kedua. Namun, pasukan Der Panzer akhirnya bisa mengamankan satu poin berkat adanya variasi.

Variasi yang dilakukan adalah dengan memasukkan Fullkrug. Cara ini terbukti ampuh dengan berhasil menjebol gawang Spanyol. Hansi Flick seharusnya punya lebih banyak variasi untuk menerobos pertahanan lawan karena punya segudang pemain depan berkualitas yang ada di bangku cadangan.

Namun, pemain-pemain seperti Leroy Sane dan Jonas Hofmann dimasukkan terlambat. Belum lagi masiha ada opsi Kai Havertz, Youssoufa Moukoko, Mario Gotze, dan Julian Brandt yang tidak dipakai sama sekali.

4 dari 6 halaman

Niklas Sule, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Seandainya laga berakhir imbang tanpa gol, Niklas Sule bisa menjadi pemain terbaik di laga ini. Namun gara-gara kebobolan dan Jerman hanya bisa seri, peran Sule jadi tidak terlalu diperhatikan.

Sule menjadi tembok kokoh yang menghalau nyaris setiap serangan Spanyol. Tekel suksesnya mencapai 4/5. Total sapuan ada empat kali, pemulihan 11 kali, dan sapuan kepala dua kali.

Sule juga tidak terkalahkan dalam setiap duel dengan pemain Spanyol. 6/6 untuk urusan duel darat dan 1/1 untuk urusan duel udara.

5 dari 6 halaman

Niclas Fullkrug, Sang Super-Sub

Fullkrug sukses menyelamatkan wajah Jerman dari kekalahan kedua secara beruntun. Sepakan kerasnya dari sudut sempit di kotak penalti berhasil membuat skor jadi sama.

Catatan dari Opta menyebutkan bahwa Fullkrug menjadi pemain cadangan yang mencetak gol di Piala Dunia semenjak Mario Gotze di final Piala Dunia 2014 lalu.

Ya, pemain berusia 20 tahun itu menjelma jadi seorang super-sub. Kejelian Flick untuk memasukkan Fullkrug berbuah hasil yang layak dibanggakan.

Jangan lupa saksikan Piala Dunia 2022 di SCTV, Indosiar, MOJI, Mentari TV, Nex Parabola dan live streaming di Vidio. Dan ikuti terus berita terbaru Piala Dunia 2022 hanya di Bola.net.