
Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, yakin keterpurukan yang dialami pihaknya di MotoGP selama tiga musim terakhir bukan akibat kepergian Jorge Lorenzo pada akhir 2016 lalu, melainkan akibat penyeragaman Electronic Control Unit (ECU). Hal ini ia sampaikan kepada Motorsport.com.
Penyeragaman ECU diberlakukan sejak awal 2016, berbarengan dengan Michelin yang menggantikan Bridgestone sebagai pemasok tunggal ban MotoGP. Perubahan besar ini juga yang membuat MotoGP 2016 berjalan sengit dan menyajikan sembilan pemenang berbeda sepanjang musim.
Meski musim itu dijuarai rider Repsol Honda, Marc Marquez, Yamaha tak tampil buruk, terbukti dari Valentino Rossi dan Lorenzo yang duduk di peringkat kedua dan ketiga. Meski begitu, mereka mengalami penurunan performa yang sangat drastis sejak 2017, yakni usai Lorenzo pindah ke Ducati.
Advertisement
Sepanjang 2017, Yamaha hanya menang empat kali, yakni tiga lewat Maverick Vinales dan satu lewat Rossi. Sejak kemenangan Rossi di Assen kala itu, Yamaha harus menunggu 25 balapan sampai Vinales kembali menang di Australia 2018. Musim ini, Yamaha juga baru sekali menang lewat Vinales.
Penyeragaman Elektronik Jadi Penyebab
Hasil jeblok Yamaha ini pun membuat banyak pihak berspekulasi bahwa mereka kehilangan arah pengembangan YZR-M1 akibat ditinggalkan Lorenzo dan tak bisa bergantung pada Rossi, yang telah membela mereka selama 14 tahun. Meski begitu Jarvis yakin ini semua bukan karena Lorenzo pergi meninggalkan Yamaha.
"Memang bisa dikatakan bahwa kami mulai kehilangan arah setelah Jorge pergi, tapi ini terjadi bukan karena Jorge pergi. Hal yang sesungguhnya menciptakan kesulitan kami adalah penyeragaman elektronik," ungkap pria asal Inggris ini.
Lalu mengapa Lorenzo tetap tampil baik pada 2016? Jarvis pun mengaku bahwa hasil Yamaha kala itu terbantu oleh masa transisi. "Tahun 2016 tak berjalan buruk karena semua peserta masih beradaptasi, tapi pada 2017 kami terpuruk dan tak bisa pulih," ujarnya.
Terlalu Meremehkan Perubahan
Jarvis pun mengakui bahwa pihaknya terlalu menganggap enteng perubahan ECU yang terjadi di MotoGP, berkebalikan dengan Ducati yang sudah mempersiapkan diri sejak 2013.
"Dampak dari penyeragaman ECU, terutama software tunggal, jauh lebih besar ketimbang dampak kepergian Jorge. Kami telah meremehkan perubahan ini dan itulah yang membuat kami sangat kesulitan," pungkasnya.
Menjelang MotoGP Austria di Sirkuit Red Bull Ring akhir pekan ini, seluruh pebalap Yamaha kembali mengantisipasi pekan balap yang sulit, apalagi trek tersebut dikuasai Ducati selama tiga musim terakhir. Lorenzo menjadi satu-satunya rider Yamaha yang pernah naik podium di sana, yakni usai finis ketiga pada 2016.
Baca Juga:
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 7 Agustus 2019 15:30
Kisah Idalio Gavira, Syok Saat Diminta Jadi Pelatih Valentino Rossi
-
Otomotif 7 Agustus 2019 14:15
Gavira: 'Valentino Rossi Tak Pernah Bicarakan Rencana Pensiun'
-
Otomotif 6 Agustus 2019 09:35
Jajal Motor Baru, Valentino Rossi: Positif, Tapi Butuh Lebih
-
Otomotif 5 Agustus 2019 12:30
-
Otomotif 5 Agustus 2019 12:00
Valentino Rossi Beber Alasan Minta Balapan MotoGP Ceko Ditunda
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 18:41
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 18:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 18:38
-
Piala Dunia 20 Maret 2025 18:35
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 18:32
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 18:31
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...