Yamaha Bantah Mundur dari MotoGP: Ada Tujuan Lebih Besar dari Sekadar Balapan

Yamaha Bantah Mundur dari MotoGP: Ada Tujuan Lebih Besar dari Sekadar Balapan
Pembalap Monster Energy Yamaha, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, menyatakan rumor Yamaha akan hengkang dari MotoGP merupakan hal yang tak masuk akal. Menurutnya, komitmen Yamaha berlaga di kelas tertinggi Grand Prix tak cuma untuk balapan, melainkan ada misi-misi lain yang tak kalah penting.

Sama-sama terpuruk musim ini, Yamaha dan Honda memang belakangan ini digosipkan akan mengikuti jejak Suzuki untuk mundur dari MotoGP. Langkah serupa pernah dilakukan Suzuki juga pada akhir 2011, di mana mereka vakum demi mengembangkan motor yang lebih baik sebelum kembali pada 2015.

Saat ini, Yamaha ingin segera mendapatkan tim satelit baru untuk musim 2025, demi menggenjot pengembangan motor YZR-M1 yang terseok-seok bahkan di tangan Fabio Quartararo sekalipun. Lewat GPOne, Sabtu (12/8/2023), Jarvis yakin pihaknya harus membuktikan M1 punya potensi yang baik.

1 dari 2 halaman

Tak Cuma Promosikan Motor Supersport

Tak Cuma Promosikan Motor Supersport

Fabio Quartararo, Lin Jarvis, Takahiro Sumi, Massimo Meregalli, dan Franco Morbidelli (c) Yamaha MotoGP

"Kami bicara dengan semua orang setiap saat. Kami percaya bisa memiliki tim kedua. Itu memungkinkan, tapi saya juga yakin kami harus membuktikan level kompetitif motor kami terlebih dahulu. Itu juga masuk dalam program kami dalam menawarkan kondisi kompetitif setelah 2025," ujar Jarvis.

Pria Inggris ini juga menyatakan bahwa MotoGP tak hanya jadi wadah Yamaha untuk mengangkat nama mereka di pasar penjualan motor dunia. Menurutnya, MotoGP juga penting sebagai 'laboratorium' teknologi-teknologi terbaru, serta menjadi referensi utama untuk melatih insinyur muda.

"Saya bisa jamin mundurnya Yamaha benar-benar tak masuk akal. Memang benar motor-motor supersport tak lagi menjual, tapi kami di sini tak hanya untuk mempromosikan R1. Ada pula penelitian teknologi, spirit bersaing, dan pelatihan insinyur muda. Ada gambaran yang jauh lebih luas," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Yamaha dan Honda Harus Berpikir Terbuka

Yamaha dan Honda Harus Berpikir Terbuka

Fabio Quartararo dan Marc Marquez (c) Yamaha MotoGP

Jarvis juga mengaku yakin bahwa, seperti Yamaha, Honda juga takkan mau mundur begitu saja dari MotoGP. Ia yakin dua pabrikan motor raksasa di dunia ini harus sama-sama berpikir terbuka demi bangkit dari keterpurukan.

"Tak ada keraguan di Yamaha, dan tak ada keyakinan yang kurang. Kami, dan mungkin Honda juga, harus mengubah pendekatan kami dan bekerja lebih cepat, lebih reaktif dan agresif, serta melihat ke luar Jepang," pungkas Jarvis.

Yamaha sendiri sudah menggaet Luca Marimorini, mantan insinyur Ferrari dan Toyota di Formula 1. Honda pun berencana untuk menggelar kerja sama antara insinyur F1 dan insinyur MotoGP di Honda Racing Corporation (HRC).

Sumber: GPOne