Yamaha Bantah Asumsi Valentino Rossi: Ini Bukan Masalah 'Politik'

Yamaha Bantah Asumsi Valentino Rossi: Ini Bukan Masalah 'Politik'
Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, menanggapi pernyataan Valentino Rossi yang mengaku terpaksa ikut bermain 'politik' agar para insinyur Jepang Yamaha mau mendengarkan masukannya soal setup dasar YZR-M1, yang menurutnya akhir-akhir ini hanya mengikuti saran Fabio Quartararo dan Maverick Vinales.

Rossi mengakui dirinya sudah lama merasa tak nyaman di atas M1, terutama pada paruh kedua 2019, hingga ia sulit mengendalikan performa ban. Hal ini pun kembali terlihat dalam pekan balap MotoGP Spanyol di Jerez pada 17-19 Juli, di mana ia sulit kompetitif akibat bannya, ditambah ia gagal finis akibat kerusakan mesin.

Pada pekan balap kedua di Jerez, yakni MotoGP Andalusia, 24-26 Juli, Rossi berubah 180°. Ia lebih kompetitif dan nyaman usai menemukan solusi pada M1. Solusi itu adalah perubahan setup dasar, usai ia dan sang crew chief, David Munoz, memohon kepada insinyur Yamaha untuk memakai setup berbeda dari Quartararo dan Vinales.

1 dari 3 halaman

Bukan Kata yang Tepat

"Paruh kedua 2019 sungguh bikin frustrasi. Saya lamban dan sangat kesulitan. Tapi kini kami bekerja pakai cara lain. Bersama David, kami harus menekan Yamaha karena kadang ini adalah masalah politik, dan kami ingin mengubah motor ini. Tapi kami tak menyerah dan sejak Jumat saya merasa nyaman," ujar Rossi usai balap.

Kepada Speedweek, Sabtu (1/8/2020), Jarvis mengakui Rossi dan Munoz memang meminta 'restu' mengubah setup motor, namun membantah bahwa ini 'masalah politik' seperti yang disebut The Doctor. Ia menyatakan bahwa selama ini semua rider Yamaha menggunakan setup dasar yang sama, tapi hanya Rossi yang tak cocok.

"Vale memakai kata 'politik', tapi sebenarnya kata ini tidak tepat. Kami punya empat motor: tiga motor pabrikan, dan motor 'Spek-A milik Franco yang campuran antara versi 2019 dan 2020. Tapi soal setup motor di Jerez, keempat rider mengikuti arah yang sama," ungkap Jarvis.

"Vale kesulitan dengan setup ini, tak hanya di Jerez, tapi sejak lama. Ia kesulitan pada area ban dan tak nyaman di atas motor. Keseimbangan setup ini tak cocok untuknya. Atas alasan ini, ia ingin mengubahnya usai balapan pertama di Jerez," lanjut pria asal Inggris ini.

2 dari 3 halaman

Tak Ada Ketegangan

juga menegaskan tak ada ketegangan antara petinggi serta insinyur Yamaha dan Rossi dalam mendiskusikan soal setup ini. Ia bahkan menyatakan bahwa Yamaha memberi Rossi izin sesegera mungkin setelah Rossi meminta. Ia bahkan mengaku salut Rossi berhasil membuktikan bahwa keinginannya bisa berbuah manis.

"Ia ingin keluar dari situasi ini, dan ia membutuhkan perubahan. Ia ingin kembali mendapatkan kenyamanannya yang dulu dengan M1 memakai setup berbeda. Jadi ia harus meyakinkan para insinyur Jepang kami demi menuju arah yang berbeda. Jadi ini bukan masalah politik. Ini hanya masalah 'data vs perasaan'," tuturnya.

"Akhirnya, Vale meyakinkan para insinyur, dan ia berhasil. Kami mewujudkan keinginannya karena kami nothing to lose. Ia tak nyaman pakai setup lama, tapi ia ingin putar balik. Saya rasa penting bagi Vale untuk mengubah situasi usai apa yang terjadi balapan pertama. Anda harus angkat topi karena ia memang melakukannya dengan sangat baik," pungkas Jarvis.