
Bola.net - Pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, mengaku ingin pabrikan Garpu Tala lebih baik dalam memanfaatkan keberadaan duet Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, untuk ikut memperbaiki performa motor YZR-M1 yang jeblok selama tiga tahun belakangan.
Yamaha diketahui sulit meraih kemenangan sejak MotoGP Belanda 2017, dan sejak itu pula hanya sekali menang di Australia tahun lalu lewat Vinales. Masalah mereka bahkan semakin menumpuk. Selain masalah akselerasi dan elektronik, kini mesin M1 juga makin tertinggal dari Ducati dan Honda.
Uniknya, ketika Vinales dan Valentino Rossi kesulitan meraih hasil baik, Morbidelli dan Quartararo justru lebih sering tampil menggebrak. Padahal, Morbidelli memakai M1 yang sama persis dengan milik Vinales dan Rossi, sementara bagi Quartararo, mesin adalah satu-satunya bagian yang paling baru dari motornya.
Advertisement
Vinales mengaku sama sekali tak tertekan oleh performa gemilang dan konsistensi Morbidelli dan Quartararo, dan justru menyebut bahwa ini merupakan bukti bahwa tim pabrikan tak bekerja sebaik tim satelit seperti SRT. Ia juga mengaku heran melihat kedua rider ini justru tampil baik dengan perangkat yang sama.
Inginkan Jasa Quartararo-Morbidelli
"Saya tak tertekan oleh mereka. Ini berarti usaha yang dilakukan tim pabrikan bukan yang terbaik. Sering kali usai saya menjajal perangkat, Yamaha justru memberikannya pada mereka. Ini sulit dimengerti. Kami harus restrukturisasi, berpikir lebih baik dan meminta mereka untuk juga mencoba perangkat baru," ujarnya kepada Motorbike Magazine.
Vinales juga mengaku ingin Yamaha lebih sering melibatkan Morbidelli dan Quartararo dalam proses pengembangan M1, termasuk ikut menjalani berbagai rangkaian uji coba. Ia bahkan yakin kedua rider ini seharusnya lebih sering menjalani uji coba ketimbang dirinya dan Rossi, seperti peran Cal Crutchlow (LCR Honda) di Honda Racing Corporation (HRC).
"Vale dan saya menjajal semua perangkat, dan bila semua bekerja dengan baik, Yamaha memberikan perangkat itu kepada mereka. Sebenarnya saya agak terkejut melihat mereka di beberapa balapan. Yamaha seharusnya lebih sering pakai Fabio dan Franco ketimbang kami untuk menjajal perangkat," tuturnya.
Tak Pernah Ragukan Diri Sendiri
Meski mengakui bahwa masa-masanya di Yamaha jauh lebih berat dari dugaan, Vinales menolak menyerah dan bertekad akan terus bekerja keras demi meraih kemenangan dan bahkan gelar dunia.
"Saya sama sekali tak meragukan talenta saya, karena saat motor kami bekerja sedikit lebih baik saja, saya selalu mampu berada di posisi tiga besar. Saya tak pernah meragukan diri saya sendiri. Kepercayaan diri dan kerja keras lah yang membawa saya ke MotoGP, jadi saya akan terus begitu," pungkasnya.
Dalam tujuh seri pertama musim ini, Vinales baru sekali meraih podium, yakni saat finis ketiga di Jerez, Spanyol, dan telah mengalami tiga kali gagal finis. Menjelang MotoGP Belanda akhir pekan ini, ia tengah duduk di peringkat 11 pada klasemen pebalap dengan 40, tertinggal 32 poin dari Rossi di peringkat kelima.
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Amerika Latin 20 Maret 2025 14:09
-
Bola Indonesia 20 Maret 2025 14:09
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 14:01
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 14:00
-
Otomotif 20 Maret 2025 14:00
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 13:54
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...